Oleh: Fauzi Ramadhan dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Konsistensi dapat diartikan sebagai ketetapan dan kemantapan dalam berusaha hingga pada akhirnya mencapai tujuan akhir. Secara praktis, sikap ini dapat diterapkan di mana saja, tak terkecuali dalam berbisnis.
Dalam membangun bisnis, konsistensi merupakan salah satu kunci utamanya. Sebab, untuk mencapai kesuksesan, konsistensi mampu membawa seseorang melewati segala ketidakpastian bisnis yang kelak nanti ditemui.
Contoh perusahaan bisnis yang tetap konsisten melawan badai ketidakpastian adalah Gojek dan Tokopedia. Melalui siniar (podcast) Beginu episode “Membangun Mimpi dan Konsisten Agar Adaptif”, kedua Chief Executive Officer (CEO) perusahaan tersebut bercerita kepada Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com, mengenai sepak terjang konsistensinya, serta berbagai adaptasi yang dilakukan.
Bermimpi merupakan napas berkonsistensi. William Tanuwijaya, CEO Tokopedia, bercerita bahwa mimpi merupakan salah satu bagian dalam prosesnya membangun Tokopedia.
“Aku belajar dalam proses membangun Tokopedia, bahwa bermimpi setinggi langit yang dicita-citakan oleh Bung Karno itu seperti apa sih. Ternyata, sesederhana bermimpi dengan mata terbuka, yaitu konsistensi,” ujarnya.
“Buat saya, bermimpi dengan mata terbuka itu apa yang kamu mimpikan, pikirkan, ucapkan, dan lakukan harus konsisten,” tambah pria kelahiran 1981 tersebut.
Selain dengan mata terbuka, William juga mengungkapkan seseorang juga bisa mengalami bermimpi dengan mata tertutup. Bedanya, bermimpi dengan cara ini menurutnya hanya benar-benar dimimpikan. Ketika seseorang bangun, maka ia akan lupa.
“(Oleh karena itu) harus dilanjutkan,” tegas William.
Masih mengenai mimpi dan konsistensi, William lanjut menambahkan bahwa menurutnya apabila mimpi dipikirkan dengan baik, maka kelak itu akan berubah wujud.
Baca juga: Driver Gojek Bakal Kebagian Saham GoTo Senilai Rp 310 Miliar
“Kita sudah pikirin aja itu udah berubah dari mimpi menjadi rencana. Kalau rencana kita ucapkan, rencana akan berubah lagi menjadi komitmen,” ungkapnya.
“Kalau komitmen kita lakukan, komitmen itu berubah menjadi kenyataan. Sesederhana, mimpi, pikirkan, ucapkan, lakukan, seberapa (lama) bisa konsisten. Jangan mimpinya A, mikirnya B, komitmennya C, lakukannya D,” tambah William dengan semangat.
Berlanjut ke sisi lain, Kevin Aluwi, CEO Gojek, mengungkapkan bahwa mimpi adalah salah satu faktor yang membawa Gojek dan Tokopedia memutuskan untuk bersatu, khususnya mengenai inovasi keduanya di bidang layanan pengantaran paket.
Sebagai perusahaan yang berfokus pada layanan moda transportasi, Gojek sangat memahami peluang yang dimilikinya, yakni para mitra pengendara sepeda motor. “Manusia dengan motor bisa mengerjakan banyak hal, (makanya) kita buka aplikasinya untuk banyak hal,” ujar William.
“Pada saat itu, pemikiran itu mengarahkan kita untuk berdiskusi dengan Tokopedia. Mitra driver Gojek bisa melakukan banyak hal, berarti bisa mengirim paket juga dari e-commerce,” tambahnya.
Akhirnya, pada tahun 2015, Gojek dan Tokopedia pertama kali bekerja sama dalam pelayanan di bidang tersebut.
Potongan kisah di atas diceritakan oleh William dan Kevin melalui podcast Beginu bertajuk “Membangun Mimpi dan Konsisten Agar Adaptif”.
Bagi kamu yang ingin tahu kisah lebih lengkap di balik konsistensi Gojek dan Tokopedia dari masing-masing CEO bersama Wisnu Nugroho, dengarkan siniar Beginu di Spotify atau akses melalui tautan berikut https://dik.si/beginu_mimpi.
Siniar Beginu dikelola oleh Medio Podcast Network by KG Media yang mengulas pergumulan hidup manusia bersama Wisnu Nugroho, Jurnalis, Penulis, dan Pemimpin Redaksi Kompas.com.
Baca juga: Benarkah Driver dan Pelanggan Gojek serta Tokopedia Bisa Dapat Saham GoTo?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.