Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Lebaran 2022?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Nature Style
Ilustrasi lebaran, idul fitri
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kapan Lebaran atau Idul Fitri 2022? Hingga saat ini pemerintah belum menetapkan tanggalnya.

Pemerintah biasanya melakukan pengamatan hilal menjelang akhir Ramadhan, kemudian melakukan sidang isbat untuk menentukan Idul Fitri.

Namun Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan waktu jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022 M.

Penetapan tersebut dikeluarkan melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam maklumat tersebut disebutkan bahwa 1 Syawal atau Lebaran akan jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022.

Secara rinci disampaikan bahwa pada hari Sabtu Legi, 29 Ramadhan 1443 H bertepatan dengan 30 April 2022 M, ijtimak jelang Syawal 1443 H belum terjadi.

Ijtimak terjadi esok harinya, Ahad Pahing, 30 Ramadhan 1443 H bertepatan dengan 1 Mei 2022 M pukul 03:31:02 WIB.

Tinggi Bulan atau hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam itu Bulan berada di atas ufuk.

Umur bulan Ramadhan 1443 H 30 hari dan tanggal 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin Pon, 2 Mei 2022 M.

Selain itu ditetapkan tanggal-tanggal penting lainnya, yakni:

Ketetapan tersebut didasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Baca juga: THR 2022 Lebih Besar dari 2021 dan Mulai Cair H-10 Lebaran, Ini Penjelasan Menkeu

Metode penentuan Idul Fitri

Dilansir Kompas.com, 11 Mei 2021, ada dua metode yang digunakan untuk menentukan 1 Syawal, yakni metode hisab perhitungan dan rukyat yaitu melihat langsung keberadaan hilal.

Metode rukyat merupakan metode pandangan mata. Ada batas minimal hilal yang memungkinkan untuk dilihat dengan pengamatan mata.

Diberitakan Kompas.com, 1 April 2022, mulai 2022 Kementerian Agama menggunakan kriteria baru. Kriteria baru tersebut berdasarkan pada kesepakatan para Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) tahun 2021.

Berdasarkan hal tersebut, awal bulan adalah jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Sementara selama ini, kriteria awal bulan adalah dengan ketinggian 2 derajat dan elongasi 3 derajat.

Pada 2021, pengamatan hilal dilakukan pada 11 Mei 2021. Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqul Cholil kemudian mengumumkan bahwa hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1442 H jatuh pada 13 Mei 2021.

"Informasi hitungan hisab telah dikonfirmasi 88 titik dari Aceh hingga Papua, dari itu tidak ada yang melaporkan melihat hilal. Oleh karena itu hisab posisi hilal minus, maka posisi satu syawal jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021," kata Yaqut.

Metode kedua yang digunakan untuk melihat hilal adalah wujudul hilal yang umumnya digunakan oleh organisasi masyarakat Muhammadiyah.

Wujudul hilal merupakan metode yang menganggap hilal di atas cakrawala. Patokan ini berarti berapapun ketinggian hilal, meski nol koma sekian derajat, asal sudah di atas cakrawala, berarti malam itu sudah masuk bulan baru dalam kalender Hijriah.

Baik hisab maupun rukyat bukanlah metode yang dibenturkan tetapi saling melengkapi satu dan lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi