Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siniar KG Media
Bergabung sejak: 15 Okt 2021

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Kenapa Manusia Ada yang Masih Percaya pada Mitos?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/rawpixel.com
Meskipun zaman sudah modern, ada beberapa manusia yang masih percaya pada mitos.
Editor: Yohanes Enggar Harususilo

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Salah satu kebudayaan tradisional yang masih lekat di masyarakat adalah mitos. Meskipun zaman dapat dikatakan sudah modern, namun kehadirannya tak lekang oleh waktu.

Mitos pun memiliki bentuk yang beragam, misalnya legenda, pepatah, hingga pantangan. Terkadang, mitos juga dikaitkan dengan religiositas karena mengandung nilai spiritual yang cukup tinggi.

Bahkan, jika dilanggar bisa membawa malapetaka bagi para penganutnya. Namun, Prof. Brian Cronk mengatakan bahwa mitos bisa ada karena otak manusia selalu mencari alasan di balik suatu peristiwa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, ketika tak mendapat alasan yang jelas, kita cenderung membuat penjelasan aneh lainnya. Hal ini dilakukan agar tak muncul rasa penasaran sehingga terkadang diakhiri dengan mitos.

Foto bertiga adalah salah satu mitos yang masih dipercaya oleh beberapa masyarakat di seluruh dunia. Dalam siniar (Hampir) Tinggal Nama bertajuk "Mitos Bahaya Foto Bertiga" diyakini Puput akan mengalami kesialan karena berada di antara Siska dan Seila saat foto.

Padahal, jika dilihat dari sisi sains, posisi foto dengan nasib tak ada relevansinya. Lantas, mengapa beberapa masyarakat masih percaya pada mitos?

Pengajaran Turun-Menurun

Masyarakat yang mempercayai mitos biasanya mendapatkan pengajaran lewat generasi terdahulu. Para generasi tua menggunakan mitos sebagai sarana pembelajaran.

Kemudian, bak lingkaran yang tak ada ujungnya, pengajaran menggunakan media mitos ini terus diturunkan pada generasi selanjutnya.

Baca juga: Catatan Gelap Sepak Bola Indonesia

Pada zaman dulu, ilmu pengetahuan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, setiap penjelasan terhadap suatu peristiwa atau kejadian sering kali dikaitkan dengan mitos.

Misalnya saja larangan menggunakan baju hijau di Pantai Selatan karena takut diculik oleh Nyi Roro Kidul. Meskipun terdengar aneh, faktanya memakai baju hijau bisa menyulitkan pencarian apabila kita terseret atau tenggelam.

Meskipun dulu tak ada alasan yang logis, tujuan dilakukan larangan tersebut sebenarnya baik. Hanya saja karena minimnya pembuktian ilmiah, mereka tak bisa menjelaskan secara saintis.

Masih Berhubungan dengan Kepercayaan

Selain karena pengajaran, mitos juga sangat erat kaitannya dengan kepercayaan modern. Apalagi, di Indonesia, kepercayaan tradisional masih sangat kental.

Ada beberapa suku yang masih menganut kepercayaan dinamisme dan animisme. Dua kepercayaan inilah yang biasanya memiliki mitos sebagai sumber ajarannya.

Tak hanya dua itu, ada pula agama samawi yang bercampur dengan tradisi. Contohnya seperti Islam Kejawen yang merupakan percampuran budaya antara agama Islam dan kebudayaan asli masyarakat Jawa.

Islam Kejawen dikenal sangat erat dengan kepercayaan terhadap mitos. Misalnya saja, ajaran-ajaran sufisme yang telah dikombinasikan dengan ruang lingkup budaya Jawa, seperti ritual, masih dilakukan oleh para penganutnya.

Baca juga: Kearifan Tanah Toraja dalam Kopi Mangiru’ Dolo

Kepercayaan akan memberikan legitimasi pada suatu mitos sehingga para pengikutnya wajib untuk mengamininya. Konsekuensi yang ditanggung pun akan berat apabila tak dijalankan.

Jadi, mau secanggih apa pun zaman, jika sudah berhubungan dengan kepercayaan dan agama, hal tersebut sangat sulit untuk diubah.

Manusia Sudah Sangat Frustrasi

Terkadang, ada beberapa orang yang percaya pada mitos karena sudah sangat frustrasi. Ia menggunakan mitos sebagai media untuk mencapai kesuksesan.

Misalnya saja beberapa waktu lalu sempat heboh penggunaan pawang hujan pada acara MotoGP Mandalika. Bagi kita yang mungkin pernah menyelenggarakan acara besar, pawang hujan terasa sangat familier.

Penggunaan mereka disebabkan karena manusia sudah tak memiliki cara lain agar acara tetap berjalan dengan semestinya. Terlebih, jika acara tersebut berlokasi di ruang terbuka yang rentan terkena hujan.

Tak hanya itu, ada pula manusia yang masih menggunakan jimat agar bisa mencapai kesuksesan. Motifnya pun beragam, misalnya karena sudah ditolak berkali-kali saat melamar pekerjaan atau agar bisnis tetap berjalan lancar.

Sebagai manusia, jika sudah berada di titik terendah, hal apa pun bisa kita lakukan bahkan percaya. Jimat seperti itu memberikan kepercayaan pada mereka yang frustrasi dan memerlukan bantuan.

Mungkin beberapa dari kita akan menganggap hal tersebut tidak logis. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tak semua hal di dunia bisa dijelaskan dengan logika.

Baca juga: Berinovasi Tidak Hanya Soal Bisnis, tetapi Juga Diri Sendiri

Orang-orang yang percaya mitos tak sepenuhnya salah karena hal tersebut sifatnya sangat pribadi. Asalkan, kepercayaan itu tidak mengganggu orang lain.

Jadi, jangan lupa untuk saling menghormati kepercayaan satu sama lain, ya!

Dengarkan kelanjutan kisah tragis Puput bersama kedua temannya dalam serial (Hampir) Tinggal Nama di siniar Tinggal Nama. Ikuti juga siniarnya di Spotify agar kamu bisa mengikuti kisah lengkapnya!

(Hampir) Tinggal Nama adalah original series persembahan Medio by KG Media. Di dalamnya berisi enam kisah penyintas ledakan bom Hotel All Star. Salah satu dari mereka pun dicurigai sebagai dalangnya. Siapakah?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi