Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Aplikasi Diduga Memanen Data Pribadi Pengguna, Ini Saran Ahli

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/BILL CLINTEN
Ilustrasi toko aplikasi Google Play Store kategori Games
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com -  Sejumlah aplikasi Android diselidiki karena diduga memanen data pribadi pengguna secara diam-diam.

Dilansir dari Android Authority, aplikasi-aplikasi tersebut diduga mengandung malware yang bisa memanen data pribadi diam-diam, seperti data GPS, nomor telepon, email, dan sebagainya.

Malware di Google Play Store bukan hal baru dan biasanya digunakan para peretas untuk mencari keuntungan finansial. Namun, berbeda dengan yang ditemukan di 11 aplikasi ini.

Menurut laporan The Wall Street Journal, malware di 11 aplikasi ini berisi pengembangan perangkat lunak (SDK) yang dilaporkan mengirimkan data ke kontraktor pertahanan yang terhubung ke komunitas intelijen Amerika Serikat.

Setelah SDK aktif, ia akan mengumpulkan data dalam jumlah besar, termasuk lokasi yang tepat, nomor telepon, email, dan perangkat di sekitarnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SDK memiliki akses penuh ke sistem clipboard, termasuk kata sandi yang disimpan di sana. SDK juga dapat memindai bagian sistem file, termasuk di mana WhatsApp mengunduh dan menyimpan file.

Data-data yang berhasil dipanen para pengguna menggunakan SDK ini kemudian dikirim ke perusahaan yang terkait dengan komunitas intelijen itu.

Temuan ini telah dilaporkan ke Google pada 20 Oktober 2021 dan Google melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Baca juga: Aplikasi yang Ditarik Google karena Curi Data Pribadi, Salah Satunya Aplikasi Doa Muslim

Daftar 11 aplikasi adalah sebagai berikut:

  1. Speed Camera Radar (10 juta download)
  2. Al-Moazin Lite (Prayer Times) (10 juta download)
  3. WIFI Mouse (remote control PC) (10 juta download)
  4. QR & Barcode Scanner (5 juta download)
  5. Qibla Compass - Ramadan 2022 (5 juta download)
  6. Simple Weather & Clock Widget (5 juta download)
  7. Handcent Nex SMS- Text w/MMS (1 juta download)
  8. Smart Kit 360 (1 juta download)
  9. Al Quran MP3 - 50 Recitors & Translation Audio (1 juta download)
  10. Full Quran MP3 - 50+ Language and Translation Audio (1 juta download)
  11. Audiosdroid Audio Studio DAW

Baca juga: Segera Hapus, 9 Aplikasi Android Ini Bisa Curi Password Facebook

Tips menghindari aplikasi berbahaya

Dosen Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Sebelas Maret (UNS) Nurcahya Pradana Taufik Prakisya mengingatkan, pengguna selalu waspada.

Waspada ini terkait aplikasi yang diunduh baik berhubungan dengan kegiatan keagamaan, keuangan, olahraga, kesehatan, maupun lainnya.

Ia mengimbau agar para pengguna mencermati beragam informasi tentang sebuah aplikasi sebelum yakin mengunduh dan menggunakannya.

"Sebelum diunduh, lebih baik kita cermati dulu sekilas tentang aplikasinya. Lalu fitur apa saja yang akan kita peroleh, perizinan apa saja yang perlu, dan sensor apa saja yang digunakan. Biasanya ada di deskripsi aplikasinya," jelas dia.

Tak hanya memperhatikan apa yang ada di dalam aplikasi tersebut, tetapi juga menelaah siapa pengembangnya.

"Juga perlu dilihat, apakah pengembang aplikasi merupakan developer yang jelas atau tidak," sebut dia.

Baca juga: Amankah Menginstal Aplikasi Mod di Handphone?

Baca ulasan

Terakhir, pengguna diminta untuk rajin membaca kolom penilaian dari pengguna lain di bagian bawah setiap aplikasi yang ada di Play Store.

"Jika meragukan bisa kita tinggalkan saja dan pilih aplikasi lain yang lebih jelas," ujar dia.

Dari semua imbauan yang disampaikan, semuanya adalah upaya-upaya yang harus dilakukan di awal kita akan mengunduh suatu aplikasi.

Ketika aplikasi telah terunduh, pengguna tidak bisa lagi mencegah atau menghindari potensi pencurian data pribadi, jika memang ada indikasi aplikasi tersebut melakukan kejahatan siber itu.

"Betul seperti itu (pencegahan). Jadi memang lebih ke kemampuan literasi teknologi dari individu menurut saya," pungkas dia. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi