Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Iktikaf dan Kapan Waktu Pelaksanaannya?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ARIF PRIBAD
Umat Islam bertadarus saat melakukan iktikaf di Masjid Raya Sumatera Barat, Padang, Sabtu (25/5/2019). Iktikaf merupakan bagian dari ibadah yang dianjurkan pada umat Islam pada 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan, yang dilakukan di masjid dengan memperbanyak membaca Al Quran dan berzikir.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Puasa Ramadhan tidak terasa sudah memasuki sepuluh hari terakhir.

Pada sepuluh malam terakhir Ramadhan diyakini menjadi waktu turunnya lailatul qadar, yakni malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Salah satu amal ibadah yang dianjurkan saat sepuluh hari Ramadhan adalah iktikaf.

Baca juga: Malam Lailatul Qadar, Ciri-ciri, dan Keistimewaannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu iktikaf dan kapan waktu pelaksanaannya?

Mengenal apa itu iktikaf

Iktikaf merupakan berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Para ulama pun sepakat bahwa hukum melaksanakan iktikaf adalah sunah, yaitu bernilai pahala bagi yang melakukan dan tidak ada dosa bagi yang meninggalkan.

Pelaksanaan iktikaf ditekankan pada sepuluh malam terakhir Ramadhan sebab berkaitan erat dengan turunnya lailatul qadar.

Baca juga: Iktikaf di Masjid dan di Rumah, Mana yang Lebih Afdol?

 

Rasulullah SAW pun lebih giat dalam menghidup-hidupkan sepuluh malam terakhir Ramadhan, seperti dalam hadis berikut:

Dari Aswad, dari Aisyah RA ia berkata: "Nabi Muhammad SAW meningkatkan amal ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan melebihi di waktu yang lain."

Soal tempat iktikaf, para ulama menyebut bahwa iktikaf dilakukan di masjid, seperti dalam ayat berikut: "Sedangkan kamu beriktikaf dalam masjid," (QS al-Baqarah: 187).

Baca juga: Apakah Berbicara dan Menggunakan Gawai Membatalkan Iktikaf?

Waktu pelaksanaan iktikaf

Diberitakan Kompas.com (14/5/2020), ustaz Maulana mengatakan, iktikaf sendiri memiliki arti berdiam diri di masjid dengan tujuan beribadah kepada Allah.

Pendapat ini didasarkan pada dalil firman Allah SWT di dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat ke 187.

"Sedang kamu beriktikaf di dalam masjid." (QS. al-Baqarah ayat 187).

Ustaz Maulana mengatakan, waktu pelaksanaan iktikaf dapat dilakukan pada 10 hari terakhir Ramadhan seperti halnya yang dilakukan Rasulullah SAW.

Baca juga: 10 Hari Terakhir Ramadhan, Ini Rukun dan Hal yang Membatalkan Iktikaf

 

Aisyah, Ibnu Umar dan Anas ra meriwayatkan: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beriktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beriktikaf sepeninggal beliau." (HR. Bukhari dan Muslim).

Menurut Ustaz Maulana, apabila tidak dapat melakukan iktikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan secara terus menerus, maka dapat dilakukan di malam ganjil menjelang berakhirnya Ramadhan.

"Boleh juga dilakukan di setiap malam ganjil, 21, 23, 25, 27 dan 29," kata dia.

Baca juga: Iktikaf Saat Pandemi Corona Boleh Dilakukan di Rumah? Ini Pengertian dan Tata Caranya...

Rukun dan hal yang membatalkan iktikaf

Sementara itu, Dekan Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta Toto Suharto mengatakan, ada tiga rukun iktikaf.

Rukun pertama adalah niat iktikaf.

Niat menjadi pembeda antara iktikaf dengan hanya berdiam diri.

"Iktikaf itu harus memakai niat, niatnya itu tentu saja iktikaf. Jadi kalau tanpa niat mungkin tidak sah," kata Toto, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (15/5/2020).

Baca juga: Bagaimana Hukum Orang Berpuasa tapi Tidak Shalat?

Selanjutnya adalah suci dari hadas, baik hadis besar maupun hadis kecil.

Dengan demikian, seseorang harus mengambil wudu terlebih dahulu sebelum melakukan iktikaf.

Dan rukun ketiga dalam iktikaf menurutnya adalah berdiam diri.

Diam dalam iktikaf, imbuhnya bisa dilakukan dengan atau tanpa sejumlah kegiatan ibadah.

"Sekedar diam monggo, artinya duduk diam sebentar di masjid itu sudah masuk iktikaf asal dengan syarat itu tadi, ada niat dan dalam keadaan suci," jelas dia.

Baca juga: Hukum Ngupil dan Mengorek Telinga Saat Bulan Ramadhan, Batalkan Puasa atau Tidak?

 

Beberapa amal ibadah yang bisa dilakukan ketika iktikaf adalah membaca Al Quran, zikir, shalat, membaca shalawat, dan lain-lain.

Toto menjelaskan, seseorang yang keluar dari masjid atau berniat mengakhiri iktikaf sudah otomatis batal.

Karena itu, Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan mengencangkan ikat pinggangnya lebih banyak dan beriktikaf di masjid.

Mengencangkan ikat pinggang di sini dimaknai dengan tidak menggauli istrinya.

Baca juga: Shalat Tarawih, Pilih 11 atau 23 Rakaat? Simak Penjelasannya

(Sumber: Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor: Sari Hardiyanto)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi