Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Turunnya Lailatul Qodar? Ini Rinciannya Menurut Imam Ghazali

Baca di App
Lihat Foto
UNSPLASH/JIM PAVE
Ilustrasi Ramadhan, ibadah, shalat, masjid.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Bulan Ramadhan telah memasuki sepuluh hari terakhirnya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, disebutkan bahwa sepuluh malam terakhir Ramadhan memiliki keutamaan terbebas dari api neraka.

Grand Syeikh Al-Azhar, Kairo Dr Ahmad Thayib mengatakan, Lailatul Qadar berarti suatu malam ampunan, diterimanya semua amal, dan dijauhkan dari api neraka.

Inilah alasan mengapa ibadah di malam Lailatul Qadar disebut lebih baik dari seribu bulan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di dalam Lailatul Qadar, malaikat turun ke Bumi untuk memberi salam kepada umat Islam yang berpuasa dan memohonkannya ampunan," kata Dr Thayib, dikutip dari laman Lembaga Fatwa Mesir.

Karena keutamaan dan keagungan itu, Allah merahasiakan malam Lailatul Qadar di antara sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Hal ini dimaksudkan agar orang Islam bersungguh-sungguh dalam beribadah dan menghidup-hidupkan malam bulan suci Ramadhan.

Baca juga: Ramadhan Akan Berlangsung Dua Kali dalam Setahun pada 2030, Kok Bisa?

Kapan malam Lailatul Qadar turun?

Meski tak ada yang tahu secara pasti waktu turunnya Lailatul Qadar, sejumlah ulama telah membuat kaidah atau cara menentukannya.

Termasuk di antara ulama yang membuat kaidah waktu Lailatul Qadar adalah Imam Ghazali.

Dalam I'anatu at-Thalibin, Imam Ghazali mengatakan bahwa waktu turunnya Lailatul Qadar dapat diketahui dari hari permulaan Ramadhan.

Berikut rinciannya:

Baca juga: Malam Lailatul Qadar, Ciri-ciri, dan Keistimewaannya

 

10 malam terakhir bulan Ramadhan

Kendati demikian, kaidah tersebut bisa berpeluang benar dan salah. Sebab, tak ada yang tahu secara pasti waktu turunnya Lailatul Qadar.

Untuk itu, dianjurkan untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Masih dari sumber Lembaga Fatwa Mesir, Dr Ali Jumah mengatakan, banyak ulama memang berbeda pendapat dalam menentukan malam Lailatul Qadar.

Namun, ia berharap agar umat Islam tetap menghidup-hidupkan sepuluh malam terakhir Ramadhan, bukan terbatas pada malam ganjil.

Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA:

"Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang menghidup-hidupkan (dengan beribadah) malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni".

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi