Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kajian Kelirumologis terhadap Kelirumologi

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PRIBADI
Jaya Suprana
Editor: Sandro Gatra

SASARAN utama kajian kelirumologi adalah kekeliruan maka wajar apabila kelirumologi sendiri an sich sarat beban kekeliruan. Yang paling lazim adalah kekeliruan tafsir bahwa kelirumologi adalah ilmu membuat kekeliruan.

Kekeliruan tafsir ini absurd sebab untuk membuat kekeliruan manusia sama sekali tidak perlu ilmu.

Akibat mustahil ada manusia sempurna maka tanpa pendidikan keilmuan, secara naluriah manusia sudah dari sononya mampu membuat kekeliruan.

Maka definisi yang benar untuk sementara sampai dengan saat nanti ada definisi yang lebih benar alias lebih tidak keliru adalah cara berpikir yang mempelajari kekeliruan demi mencari kekeliruan.

Sebagai penggagas kelirumologi saya sendiri sempat keliru mendefinisikan kelirumologi sebagai cara berpikir yang mempelajari kekeliruan demi menemukan kebenaran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah babak belur akibat jatuh bangun gagal menemukan kebenaran maka saya tersadar bahwa kata “menemukan” itu keliru.

Mustahil manusia mampu menemukan kebenaran yang terlalu kompleks serta nisbi terkait keterbatasan daya tafsir otak manusia.

Kata “menemukan kebenaran” terkesan terlalu arogan sebab ilusif berkhayal manusia yang mustahil sempurna mampu menemukan kebenaran yang benar-benar benar.

Menyadari diri sekadar manusia biasa yang mustahil sempurna, maka sejak awal saya tidak berani mengklaim bahwa kelirumologi sendiri merupakan cara atau metode berpikir yang sempurna.

Sebagai sekadar metode berpikir gagasan manusia yang mustahil sempurna maka jelas bahwa kelirumologi an sich mustahil sempurna dalam kebenaran benar-benar benar yang pasti benar kecuali dogmatis dipaksakan sebagai benar.

Selipan mo di dalam kelirumologi itu saja sudah bisa diperdebatkan kebenarannya sampai mulut berhenti berbuih di akhir jaman.

Kebenaran selipan mo hanya bisa benar apabila dipaksakan secara sepihak oleh saya dengan memaksakan kekuasaan sebagai pihak penggagas.

Sama halnya dengan kemanusiaan, kasih-sayang, belarasa, waktu, seni, nalar, keberadaan pada hakikatnya kebenaran bukan konsepsual namun kontekstual maka mustahil lepas dari suasana nisbi melekat pada tafsir manusia yang mustahil lepas dari kekeliruan persepsional akibat distorsi penginderaan indera manusia yang memang tidak sempurna.

Contoh sederhana maka tak lekang dimakan jaman adalah dua garis vertikal yang de facto sama panjang langsung menjadi terkesan tidak sama panjang apabila garis yang satu pada kedua ujungnya diberi tanda V vertikal terbuka ke luar dan  garis yang satu lagi diberita tanda V tertutup ke dalam.

Suara peluit kereta api dari kejauhan terdengar beda dari suara peluit kerta api yang sama ketika mendekat.

Sementara pemahaman sains yang paling saintifik juga merupakan sekadar pemikiran manusia maka mustahil sempurna maka pemikiran gravitas Newton disempurnakan Einstein disempunakan Hawking disempurnakan Feynman atau Rovelli untuk kemudian disempurnakan entah siapa lagi.

Berdasar kajian kelirumologis oleh Pusat Studi Kelirumologi terhadap kelirumologi dapat diyakini bahwa mustahil pemikiran kelirumologi sempurna maka masih terus-menerus akan disempurnakan oleh siapa pun juga yang berminat menyempurnakannya termasuk saya sendiri sebagai penggagasnya.

Bukti kekeliruan teranyar adalah semula saya meyakini penerjemah Habis Gelap Terbitlah Terang adalah pendiri majalah Poedjangga Baroe, Armijn Pane sampai pada tahun 2022 kekeliruan saya dikoreksi oleh Prof. Surya Suryadi.

Guru Besar Filologi Universitas Leiden kelahiran Pariaman ini menyadarkan saya bahwa penerjemah kumpulan surat-menyurat Kartini dari bahasa Belanda ke bahasa Melayu adalah Empat Saudara terdiri dari empat cendekiawan asal Pariaman yang pertama bersekolah ke Belanda di awal abad ke-20, yaitu Baginda Djamaloedin Rasad, Baginda Zainoedin Rasad, Baginda Dahlan Abdoellah, dan Soetan Moehammad Zain.

Buku Habis Gelap Terbitlah Terang hasil terjemahan Empat Saudara diterbitkan oleh Balai Poestaka pada tahun 1922 ketika Armijn Pane berusia 14 tahun serta sedang bersekolah di Europesche Lagere School di Sibolga.

Kemustahil-sempurnaan pemikiran dangkal Jaya Suprana yang tertuang di dalam kelirumologi pada hakikatnya sama dengan kemustahil-sempurnaan pemikiran mulia Immanuel Kant yang tertuang di dalam buku legendaris Die Kritik der reinen Vernunf.

Kritik merupakan bagian dari Vernunft merupakan bagian dari pemikiran manusia yang mustahil sempurna, sementara Immanuel Kant juga manusia yang mustahil sempurna.

Maka tanpa perlu mempermalukan diri sendiri pada hakikatnya adalah wajar apabila Immanuel Kant apalagi Jaya Suprana legowo mengakui bahwa pemikiran manusia mustahil sempurna.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi