Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenag: Secara Hisab Posisi Hilal Terlihat, Apakah Lebaran Jatuh pada 2 Mei 2022?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/RAHMAD
Tim gabungan Kemenag Lhokseumawe dan Mahasiswa Ilmu Falak Astronomi Islam memantau hilal bulan sabit muda pertama melalui teleskop di lokasi pemantauan Nasional Rukyatul Hilal Bukit Blang Tiron, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (1/4/2022). Kementerian Agama menggelar pemantauan hilal (rukyatul hilal) di 101 lokasi titik di seluruh Indonesia, enam titik diantaranya di Aceh tersebut tidak terlihat hilal, sehingga awal Ramadhan ditetapkan pada 3 April 2022.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat hari raya Idul Fitri 2022 atau 1 Syawal 1443 H pada Minggu, 1 Mei 2022 petang.

Sidang yang berlangsung di Auditorium HM Rasjidi Kemenag tersebut akan didahului proses pengamatan hilal di 99 titik lokasi di seluruh Indonesia.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat mendatang sudah memenuhi kriteria baru MABIMS.

Adapun MABIMS adalah kepanjangan dari Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kriteria baru MABIMS adalah mengharuskan hilal awal memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

Kriteria baru tersebut merupakan pembaruan dari kriteria lama lantaran mendapat banyak masukan dan kritik, yakni ketinggian 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat.

Baca juga: Dibuka Hari Ini, Pemprov Jateng Buka Pendaftaran Mudik Lebaran Gratis

Hilal 1 Syawal terlihat pada 1 Mei petang

Kamaruddin menyebutkan, pada 29 Ramadhan 1443 H atau 1 Mei 2022, tinggi hilal di Indonesia antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat.

“Artinya, secara hisab pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk kriteria baru MABIMS,” imbuh Kamaruddin di Jakarta pada Senin (25/4/2022), dilansir dari laman resmi Kemenag.

Kamaruddin menambahkan, pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan sidang isbat dengan menggunakan metode hisab dan rukyat.

Pertama, Tim Unifikasi Kalender Hijriah akan mempresentasikan posisi hilal bulan Syawal secara hisab.

Kemudian dilanjutkan dengan laporan rukyat atau pengamatan visibilitas hilal dari seluruh Indonesia.

Lantas hasil keduanya dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk menentukan awal Syawal 1443 H atau Idul Fitri 2022.

“Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan. Kedua hal yaitu hisab dan konfirmasi pelaksanaan rukyatul hilal akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk selanjutnya diambil keputusan awal Syawal 1443 H,” jelas Kamaruddin.

Baca juga: Aturan Terbaru Halalbihalal Lebaran 2022

Prediksi BRIN jatuh pada 2 Mei 2022

Sebelumnya, ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin memprediksi 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

“Secara hisab, posisi Bulan pada saat maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatera bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat,” ujar Thomas kepada Kompas.com, Kamis (21/4/2022).

Namun demikian, mendung dan hujan yang mungkin terjadi di lokasi rukyat, menurut Thomas bisa menyebabkan laporan rukyat menyatakan hilal tidak terlihat.

“Dengan mempertimbangkan kemaslahatan umat, kita berharap Idul Fitri 1443 H ditetapkan seragam pada 2 Mei 2022,” harap dia.

Baca juga: Adakah Titik Penyekatan Mudik Lebaran 2022?

Prediksi BMKG

Hal senada disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Rahmat Triyono.

Rahmat mengatakan bahwa dari data-data, pengamatan rukyat hilal pada 1 Mei 2022, hilal berpotensi terlihat atau teramati.

“Konjungsi (ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum Matahari terbenam pada hari Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT,” kata Rahmat dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (22/4/2022).

Namun, hal tersebut tergantung dari kondisi cuaca saat pengamatan di setiap titik lokasi pengamatan hilal.

Rahmat menambahkan, waktu terbenam Matahari paling awal terjadi di Merauke, Papua pada pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, Aceh.

Sementara itu, tinggi hilal saat Matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 3,79 derajat di Merauke, Papua, sampai dengan tertinggi sebesar 5,57 derajat di Sabang, Aceh.

Elongasi saat Matahari terbenam terkecil terjadi sebesar 4,88 derajat di Oksibil, Papua, sampai dengan terbesar 6,35 derajat di Sabang, Aceh.

"Umur Bulan saat Matahari terbenam berkisar dari yang termuda sebesar 12.03 jam di Merauke Papua sampai dengan yang tertua sebesar 15.30 jam di Sabang, Aceh," imbuh Rahmat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi