Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Penetapan Puasa Berbeda tetapi Lebaran Bisa Sama? Ini Penjelasan Kemenag

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Umat Muslim melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (13/5/2021). Pelaksanaan shalat Idul Fitri 1442 hijriah dilakukan dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan menampung 7.000 jemaah atau 50 persen dari total kapasitas di area lapangan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan adanya kemungkinan Lebaran 2022 akan jatuh secara bersamaan, yakni pada Senin, 2 Mei 2022.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Selasa (26/4/2022)

Kemungkinan itu terjadi lantaran secara hisab posisi hilal di Indonesia pada 1 Mei 2022 sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

“Di Indonesia, pada 29 Ramadhan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat,” jelasnya, dilansir dari laman Kemenag.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Jadwal Operasional BRI, Bank Mandiri, dan BTN Selama Libur Lebaran 2022

Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.

Perlu diketahui, pada 1 Mei 2022 mendatang Kemenag akan menggelar sidang isbat untuk menentukan 1 Syawal 1443 Hijriah dengan metode hisab dan rukyat.

Baca juga: Kata MUI soal Puasa Berbeda tapi Kemungkinan Lebaran Bersamaan

Lebaran berpotensi terjadi bersamaan

Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H telah menetapkan 1 Syawal 1443 Hijriah yang jatuh pada 2 Mei 2022.

Artinya, Muhammadiyah akan merayakan hari raya Idul Fitri pada Senin2 Mei 2022.

Penetapan hari raya Idul Fitri tersebut sama dengan perkiraan Kemenag yang menyatakan bahwa secara hisab posisi hilal sudah memenuhi syarat MABIMS. Sehingga ada kemungkinan pemerintah akan menetapkan hari raya Lebaran pada 2 Mei 2022.

Baca juga: Malam Lailatul Qadar, Ciri-ciri, dan Keistimewaannya

Kendati demikian, apabila dilihat dari penetapan 1 Ramadhan 1443 Hijriah, pemerintah dan Muhammadiyah menetapkan awal puasa secara berbeda.

PP Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada 2 April 2022.

Sementara Kemenag, menetapkan 1 Ramahdan 1443 Hijriah sehari kemudian, yakni pada 3 April 2022.

Baca juga: Siapa yang Berwenang Menetapkan Produk Halal, MUI atau BPJPH Kemenag?

Lantas mengapa penetapan awal puasa berbeda tapi ada kemungkinan lebaran jatuh di hari yang sama?

Penjelasan Kemenag

Saat dikonfirmasi soal perbedaan penetapan 1 Ramadhan dan kemungkinan lebaran bersamaan 1443 H, Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan, perbedaan penetapan 1 Ramadhan 1443 Hijriyah yang jatuh pada 3 April 2022 terjadi lantaran posisi hilal saat itu masih di bawah kriteria yang ditetapkan oleh MABIMS.

"Perbedaan terjadi karena posisi hilal saat dilakukan rukyat yang berbeda," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/4/2022).

"Saat penentuan awal Ramadhan posisi hilal masih di bawah kriteria MABIMS sehingga pemerintah memutuskan puasa dihari berikutnya," jelasnya.

Adapun pada 1 Mei 2022 nanti, Kamaruddin mengatakan bahwa secara hisab, posisi hilal awal Syawal 1443 Hijriah di Indonesia telah memasuki kriteria baru MABIMS.

Baca juga: Kemenag Tetapkan Puasa Belakangan tapi Ada Kemungkinan Lebaran Bersamaan, Bagaimana Bisa?

Selain itu, Kamaruddin menjelaskan mengenai jumlah hari dalam kalender Hijriah yang bisa berjumlah 29 atau 30 hari per bulan.

"Bulan Qamariyah kan bisa 30 bisa 29 hari," jelas Kamaruddin.

Sebagai contoh, Syakban yang datang sebelum bulan Ramadhan bisa digenapkan menjadi 30 hari apabila kondisi hilal penentu awal Ramadhan tidak terlihat secara kasat mata.

Baca juga: Rute Perjalanan Tambahan Kereta Api untuk Mudik Lebaran 2022, Mana Saja?

Dengan begitu, pemerintah menetapkan awal puasa sehari lebih lambat dari Muhammadiyah. Sehingga pemerintah melaksanakan puasa selama 29 hari sementara Muhammadiyah menunaikan ibadah puasa selama 30 hari.

Dikutip dari Kompas.com (26/4/2022), Guru Besar Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri mengatakan bahwa perbedaan jumlah hari dalam 1 Ramadhan ini wajar terjadi. Asalkan tidak kurang dari 29 hari atau lebih dari 30 hari.

"Jumlah hari di bulan Hijriah sudah tetap 29 atau 30. Hanya berbeda soal menentukan apakah malam ini sudah masuk bulan baru atau belum," terangnya.

Baca juga: Imbauan Kemnaker soal Izin Cuti Lebaran bagi Pekerja

Penetapan masih menunggu hasil sidang isbat

Kendati besar kemungkinan lebaran 2022 akan terjadi secara bersamaan, Kamaruddin menegaskan penetapan hari raya Lebaran masih menunggu hasil sidang isbat yang akan digelar pada Minggu (1/5/2022).

"Apakah lebarannya serentak kita menunggu hasil sidang isbat, walau potensi serentak besar," jelasnya.

Pada sidang isbat nanti, pemerintah akan menggunakan metode hisab dan rukyat.

Baca juga: Kuota Mudik Gratis 2022 Kemenhub Ditambah, Simak Syarat dan Cara Pendaftarannya

Posisi hilal 1 Syawal akan dipresentasikan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriah yang selanjutnya menunggu laporan rukyat dari seluruh Indonesia.

"Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan," tutur Kamaruddin.

Hisab dan rukyat tersebut akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk memutuskan penetapan 1 Syawal 1443 Hijriah atau hari raya Idul Fitri 2022.

Baca juga: Mudik Gratis BUMN 2022: Syarat, Tujuan, hingga Tanggal Pemberangkatan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi