Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Petir Menyambar-nyambar di Langit Surabaya, Ada Apa?

Baca di App
Lihat Foto
tanngkapan layar TikTok
fenomena alam kilat berkali-kali di Surabaya
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com – Sebuah unggahan video memperlihatkan petir yang menyambar-nyambar di Surabaya, viral di media sosial.

Unggahan tersebut diposting oleh akun TikTok @kempling_putra.

“Fenomena alam di Surabaya wilayah Sunan Ampel. Semoga tidak terjadi apa-apa,” tulis akun tersebut.

“Fenomena alam apa ini di sekitar Ampel sudah berlangsung hampir 15 menit. Informasi dari warga sekitar Surabaya Utara tepatnya Ampel, semoga tidak ada apa-apa ya? Allahuakbar,” kata seseorang dalam video tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga kini, postingan tersebut telah disukai lebih dari 36 ribu pengguna.

Pengunggah dalam kolom komentar menyampaikan kilat di langit tersebut muncul saat 28 April 2022 malam.

Beragam komentar muncul terkait unggahan tersebut.

“Tanda lailatul qodar semoga doaku dikabulkan Amin ya Robal Allamin,” ujar akun @diahwardhani683.

“Itu hal biasa karena awan terdapat kandungan ion negatif yang banyak,” tulis akun @ciluk_ba95.

Baca juga: Video Viral Evakuasi Penumpang Bus yang Kecelakaan di Tol Merak Banten

Penjelasan peneliti BRIN

Peneliti Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menjelaskan fenomena tersebut.

Dia mengatakan fenomena yang terlihat di video viral tersebut merupakan kilatan petir biasa.

“Itu hanya kilatan petir biasa,” ujar Andi, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/4/2022).

Andi mengatakan, dari citra satelit 2 hari lalu, daerah sekitar tersebut cuaca memang sempat hujan.

Dia mengatakan, kilatan petir tersebut bisa terlihat sampai berkali-kali dalam waktu yang cukup lama.

Penyebabnya adalah adanya bibit badai berukuran cukup besar.

Ketika bibit tersebut berukuran besar maka aliran muatan listrik yang terjadi juga bisa berlangsung dalam waktu cukup lama.

Selain itu, ada kilatan yang lebih menyala-nyala jika dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil.

“Energi dari muatan listrik pada awan ini mampu mempertahankan durasi badai setidaknya selama 30 menit,” ungkapnya.

Andi pun membantah klaim netizen yang menyebut kilatan tersebut sebagai tanda Lailatul Qadar. Hal itu bukan tanda Lailatul Qadar.

Lailatul Qadar menurutnya adalah langit menjadi lebih hening dan tak terlalu panas atau dingin.

Baca juga: Ramai soal Bang Jago Aniaya Petugas SPBU di Cikarang Selatan, Pertamina: Sudah Dilaporkan Polisi

Penjelasan BMKG

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin mengatakan, kilat yang terlihat dalam video viral adalah fenomena petir yang biasanya terjadi dari sistem awan Cumulonimbus (Cb).

"Jika memang kondisi tersebut (seperti dalam video) terjadi, maka dapat diidentifikasi bahwa sistem awan Cb yang terbentuk tersebut sangat intens dengan tipe sistem awannya jenis multicell (jenis awan konvektif dengan dimensi yang sangat besar)," ujar Miming, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/4/2022).

Miming mengatakan, pembentukan awan Cb selama musim peralihan hujan ke kemarau (pancaroba) sangat intens dan umum terjadi sehingga terjadinya hujan disertai kilat/petir masih sering terjadi.

"Saat ini sebagian wilayah Jawa Timur masih mengalami periode peralihan ke musim kemarau, sehingga fenomena awan Cb yang dapat menimbulkan terjadi hujan disertai kilat/petir masih dapat terjadi paling tidak hingga pertengahan Mei mendatang," ungkapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi