Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menelusuri Aneka Ragam Makna Mudik

Baca di App
Lihat Foto
Akbar Nugroho Gumay
Foto udara pemudik bersepeda motor antre untuk memasuki Pelabuhan Merak di Banten, Sabtu (30/4/2022). Pelabuhan Merak dipadati puluhan ribu pemudik berkendaraan roda. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.
Editor: Sandro Gatra

MUDIK merupakan tradisi yang secara tak terpisahkan melekat pada perayaan Idul Fitri di Indonesia. Ternyata makna istilah mudik bukan terbatas pulang kampung.

Mudik dimaknakan secara beranekaragam oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai berikut:

mudik/mu·dik/ v 1 (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman): dari Palembang -- sampai ke Sakayu; 2 cak pulang ke kampung halaman: seminggu menjelang Lebaran sudah banyak orang yang --;-- menyongsong arus, hilir menyongsong pasang, pb tentang usaha yang mendapat rintangan dari kiri dan kanan namun diteruskan juga; belum tentu hilir -- nya, pb belum tentu keputusan atau kesudahan suatu hal atau perkara; kokoh, baik dalam soal yang kecil-kecil maupun dalam soal yang besar-besar; ke -- tentu hulunya, ke hilir tentu muaranya, pb suatu maksud atau niat hendaklah tentu wujud atau tujuannya;

memudik/me·mu·dik/ v berlayar mudik pada: tiga buah perahu nelayan berlayar - sungai;

memudikkan/me·mu·dik·kan/ v menjalankan (perahu dan sebagainya) ke arah hulu: para nelayan itu - perahunya ke daerah pedalaman;

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

pemudik/pe·mu·dik/ n orang yang pulang ke kampung halaman (udik): sekitar 80% - ke Yogyakarta adalah orang Wonosobo;

semudik/se·mu·dik/ n satu arah ke udik;tidak dibawa orang sehilir -, pb tidak dibawa orang bergaul (tersisih) dalam masyarakat karena suatu sebab atau karena tingkah lakunya tidak disetujui masyarakat

 

Akibat banyak maknanya, maka banyak pula tafsirnya. Satu di antara sekian banyak tafsir adalah mudik yang dilaksanakan secara berbarengan memunculkan fenomena pergerakan massal dari satu lokasi ke lokasi lain.

Pergerakan secara massal dari satu lokasi ke lokasi lain ternyata bukan monopoli manusia sebab juga dilakukan oleh jenis mahluk hidup lainnya terutama satwa.

Di kawasan suaka satwa Serengeti, Afrika secara berkala terdorong naluri mencari sumber pangan dan terutama air, para satwa berbondong-bondong berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain.

Apabila sarangnya terganggu maka para semut, rayap dan lebah secara massal pindah ke lokasi lain demi membangun sarang baru yang lebih aman.

Secara naluriah para burung juga secara massal terbang ke lokasi lain yang secara iklim lebih kondusif.

Pada hakikatnya pagebluk alias pandemi disebabkan para virus dan bakteri secara massal pada masa bersamaan menerkam para mangsanya mulai dari tanaman sampai satwa bahkan manusia.

Secara ethologis dapat disimpulkan bahwa penyebab perpindahan manusia secara massal pada saat bersamaan tidak selalu berdasar tradisi atau kehendak manusia.

Semisal para pengungsi terpaksa mengungsi akibat kawasan pemukimannya terlanda bencana alam mulai dari tergenang air akibat banjir, terendam lava akibat letusan gunung berapi sampai ke petaka tanah longsor.

Satu di antara permasalahan peradaban paling parah pada abad XXI adalah masalah pengungsi yang terpaksa mengungsi bukan akibat bencana alam, namun akibat bencana buatan manusia, yaitu perang yang secara bengis membenturkan angkara murka kepentingan politik dengan nurani kemanusiaan.

Namun pada hakikatnya makna paling adiluhur mudik adalah pulang ke kampung halaman demi sungkem ke orang tua serta bersilaturahmi bersama sanak keluarga dan handai taulan dalam suasana halalbihalal saling memaafkan lahir dan batin.

Dalam menunaikan tradisi mudik tak segan kemelut deru campur debu berpercik keringat, air mata dan darah mesti menghadapi jalan macet termacet cet-cet harus ditempuh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi