Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siniar KG Media
Bergabung sejak: 15 Okt 2021

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Hidup Penuh Syukur serta Keikhlasan dari Seorang Dahlan Iskan

Baca di App
Lihat Foto
DOK. Beginu
Dahlan Iskan
Editor: Yohanes Enggar Harususilo

Oleh: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Sering kali, muncul rasa penyesalan yang dalam ketika kita tidak menyukai hasil dari suatu pilihan yang telah diputuskan. Bahkan, tak jarang rasa penyesalan itu turut ditemani oleh kesedihan, sampai-sampai fisik dan emosional terganggu oleh rasa sakit.

Rasa penyesalan ini lumrah dialami setiap orang, tak terkecuali Dahlan Iskan. Ternyata, sebelum sukses, ia pernah merasakan lika-liku kehidupan yang penuh perjuangan. Bahkan, ia sempat mengambil pilihan yang menghadirkan rasa penyesalan.

Akan tetapi, ayah Dahlan, Mohamad Iskan, berpesan pada dirinya untuk tidak larut dalam penyesalan terlalu lama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui episode siniar (podcast) Beginu musim keempat bertajuk “Belajar Ikhlas untuk Rasa Sakit di Kementerian”, Dahlan bercerita kepada Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi KOMPAS.com, tentang penyesalan-penyesalan hidup yang membawa dirinya ikhlas dan hidup penuh syukur seperti sekarang.

Sebelum lebih jauh bercerita tentang pengalaman-pengalaman atas dirinya kini, Dahlan mengisahkan masa kecilnya terlebih dahulu kepada Wisnu. “Anda tahu bahwa saya miskin sekali (sewaktu kecil), tetapi bapak saya itu pekerja yang luar biasa keras, buruh tani dan tukang kayu,” ungkap pria berusia 70 tahun tersebut.

“Di situ, rasa-rasanya melekat sekali bahwa orangtua adalah pekerja keras, tidak mengenal waktu, itu yang utama. Ibu orang sabar, bapak orang keras,” tambahnya.

Tak hanya orangtua, Dahlan juga mengungkapkan sosok yang turut menjadi panutannya, yakni Nurcholish Madjid, seorang pembaharu intelektual Islam asal Indonesia. Dari Nurcholish, ia belajar untuk bersyukur.

“Bentuk syukur yang terbaik adalah kerja keras,” ucap Dahlan menyebutkan ucapan Nurcholish.

Baca juga: Kisah Dahlan Iskan Gandeng Persebaya untuk Tingkatkan Penjualan Jawa Pos 

Kemudian, ketika ditanya soal penyesalan hidup oleh Wisnu, Dahlan menjawabnya dengan bercerita, “Selama di Jawa Pos, rasanya tidak ada yang saya sesali. (Namun), ketika menjadi Menteri BUMN, saya (ada perasaan) menyesal.”

“Pertama, karena saya cuma tiga tahun, (kedua, karena) lalu saya pernah berniat untuk memperbaiki perusahaan-perusahaan (BUMN) yang jelek. Kenapa tidak dibubarkan saja, saya menyesal sekali itu,” imbuhnya.

Dahlan lalu menyebutkan perusahaan yang ia sesali untuk tidak dibubarkan, yaitu Sang Hyang Sri yang berfokus di bidang pangan. “Itu sudah berpuluh-puluh tahun jelek sekali, tapi kok saya masih punya ambisi untuk memperbaiki,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa pada saat itu, seharusnya perusahaan tersebut lebih baik dibubarkan saja ketimbang diperbaiki. Perusahaan baru dengan kondisi yang lebih besar pun bisa dibangun setelah dibubarkan.

Akan tetapi, nasi telah menjadi bubur. Jabatan singkat yang diemban Dahlan hanya berkisar tiga tahun lamanya, sejak Oktober 2011 hingga Oktober 2014. Setelahnya, ia harus ikhlas dengan segala yang ada.

“Ya sudahlah, itu terjadi. Itu bagian dari move-on,” ucap Dahlan.

Bagi kamu yang masih penasaran dengan kisah hidup mantan Menteri BUMN era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, dengarkan episode siniar Beginu bertajuk “Belajar Ikhlas untuk Rasa Sakit di Kementerian”.

Beginu merupakan siniar yang dipandu oleh Wisnu Nugroho, seorang jurnalis, penulis, sekaligus Pemimpin Redaksi Kompas.com, yang membahas pergumulan, paradoks, pengalaman berkesadaran dalam hidup bersosok manusia.

Dengarkan Beginu di Spotify atau akses melalui tautan berikut dik.si/beginu_dahlanis.

Baca juga: Cerita Dahlan Iskan, Benahi Jawa Pos Bermodalkan Amarah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi