Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Puasa Beda, Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah Kompak Lebaran 2 Mei 2022

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/DANIEL PEKUWALI
Jemaah memadati Masjid Raya Medan untuk menjalankan shalat Idul Adha, Selasa (20/7/2021).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Hasil sidang Isbat yang digelar pada Minggu (1/5/2022) memutuskan Lebaran 2022 jatuh pada Senin (2/5/2022).

Sementara itu, Nahdatul Ulama pada Minggu (1/5/2022) juga menyampaikan bahwa Idul Fitri 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin (2/5/2022).

Sebelumnya, Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan bahwa awal Syawal 1443 H akan jatuh pada Senin (2/5/2022).

Lantas mengapa waktu Lebaran bisa jatuh di waktu yang sama sementara sebelumnya awal puasa berbeda?

Awal puasa Muhammadiyah

Muhammadiyah sebelumnya memulai puasa pada 2 April 2022.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadwal tersebut sehari lebih awal dari yang ditetapkan Pemerintah dan NU yang menetapkan awal Ramadhan mulai 3 April 2022.

Terkait mengenai awal bulan puasa berbeda sedangkan waktu Idul Fitri sama, Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin memberikan penjelasannya.

Dikutip dari Kompas.com 26 April 2022, perbedaan terjadi karena penetapan 1 Ramadhan 1443 H yang jatuh pada 3 April 2022 oleh pemerintah dilakukan lantaran posisi hilal ketika penetapan, di bawah kriteria yang ditetapkan oleh MABIMS.

"Perbedaan terjadi karena posisi hilal saat dilakukan rukyat yang berbeda," ujarnya.

Posisi hilal di bawah kriteria

Ia menyebut, saat penentuan, awal Ramadhan posisi hilal masih di bawah kriteria MABIMS sehingga pemerintah memutuskan puasa dilakukan hari berikutnya.

Sedangkan secara hisab pada tanggal 1 Mei 2022 posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah memasuki kriteria baru MABIMS.

Lebih lanjut Kamaruddin menjelaskan bahwa jumlah hari dalam kalender Hijriah bisa berjumlah 29 atau 30 hari sebulan.

"Bulan Qamariyah kan bisa 30 bisa 29 hari," jelas Kamaruddin.

Sebagai contoh, Syakban yang datang sebelum bulan Ramadhan bisa digenapkan menjadi 30 hari apabila kondisi hilal penentu awal Ramadhan tidak terlihat secara kasat mata.
Kamaruddin menjelaskan pada sidang isbat pemerintah memakai metode hisab dan rukyat.

"Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan," tutur Kamaruddin.

Hisab dan rukyat

Hisab dan rukyat menjadi pertimbagan dalam sidang Isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1443 H atau Hari Raya Idul Fitri 2022.

Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1443 H didasarkan metode hisab dan Rukyat.

Hal itu setelah Petugas Kemenag yang sudah ditempatkan di 99 tempat rukyat di 34 provinsi telah berhasil melihat hilal.

“Berdasarkan hisab posisi Indonesia sudah di atas ufuk dan laporan hilal sudah terlihat maka 1 syawal jatuh senin 2 Mei 2022," ujar Menag Yaqut.

Sementara itu PBNU menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada 2 Mei 2022 berdasarkan digelarnya rukyatul hilal di sejumlah tempat.

Sedangkan Muhammadiyah menetapkan awal Syawal berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang berpedoman pada Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi