KOMPAS.com - Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan yang dinantikan umat Islam setelah menjalankan puasa di bulan Ramadhan.
Dalam perayaannya, Lebaran sering dirayakan dengan berbagai tradisi masyarakat yang unik di setiap daerah bahkan negara.
Di Indonesia, ada tradisi mudik dan berkunjung ke rumah saudara atau silaturahmi.
Tak lupa sajian makanan, seperti opor ayam, ketupat dan aneka kue kering yang menghiasi setiap rumah pada masa Lebaran.
Negara-negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam pasti memiliki tradisi yang unik untuk merayakan Lebaran.
Lantas, bagaimana perayaan Lebaran di berbagai negara dilakukan?
Baca juga: Tips Mencegah Gula Darah Tinggi Saat Lebaran
Memakai baju kurung di Malaysia dan Singapura
Dikutip dari Kompas.com (25/5/2022), perayaan Lebaran di Malaysia dan Singapura tidak jauh berbeda dengan perayaan Lebaran yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Setalah shalat Idul Fitri, umat muslim di Malaysia akan berkumpul dengan keluarga untuk melakukan prosesi saling bermaafan dan mendoakan anggota keluarga yang telah meninggal.
Kemudian pergi ke makam untuk membersihakan makam dari anggota keluarga yang telah meninggal tersebut sebagai bentuk penghormatan dan dilanjutkan dengan membaca ayat-ayat Al Quran.
Masyarakat Singapura akan melakukan open house dan menyediakan sajian makanan, seperti ketupat, rendang dan lontong.
Dalam perayaann Lebaran, laki-laki dan perempuan di Malaysia dan Singapura akan mengenakan pakaian tradisioal dari sutra atau batik dengan pola yang unik, yakni baju kurung.
Bahkan masyarakat non-muslim di Malaysia juga biasa ikut mengenakan pakaian serupa untuk menghormati teman-teman umat Islam.
Baca juga: Libur Lebaran, Jangan Tinggalkan Barang Berharga di Mobil Saat Parkir
Pertunjukan wayang di Turki
Sebagai negara yang berada di Benua Asia dan Eropa, perayaan Lebaran di Turki dikenal dengan Ramazan Bayram (festival Ramadhan) atau Seker Bayram (festival makanan manis).
Masyarakat Turki akan mengenakan baju baru dan saling menyelamati salam Idul Fitri antara satu sama lain.
Biasanya momen Lebaran akan dirayakan dengan mengunjungi dan menghabiskan waktu bersama keluarga dekat.
Tak lupa, makanan khas Turki seperti Baklava akan dibagikan kepada orang-orang pada momen Lebaran berlangsung,
Ada juga pertunjukan wayang atau Karagöz ve Haciva yang digelar di tempat-tempat umum untuk memeriahkan momen Lebaran.
Baca juga: Cegah Berat Badan Naik Saat Lebaran, Ini Tips dari Dokter Gizi
Menerangi rumah dengan terang di India
Di waktu Lebaran tiba, masyarakat muslim India akan menerangi rumah-rumah meraka dengan cahaya yang terang dan mewah.
Di dalam rumah juga disajikan berbagai sajian makanan yang khas untuk memeriahkan momen tersebut, seperti biryani daging kambing dan hidangan penutup sheer khurma (puding bihun yang terbuat dari susu, kismis, dan daging cintang).
Perempuan India juga akan menghiasi tangannya sehari sebelum Idul Fitri dengan mengenakan Mehndi atau henna.
Selain itu, mereka memakai pakaian yang meriah, perhiasan, dan gelang tradisional yang berwarna-warni.
Baca juga: Tips Mencuci Piring yang Menumpuk Saat Lebaran agar Mudah Dikerjakan
Memakan bubur gandum dan daging di negara Arab
Masyarakat di UEA merayakan Lebaran dengan menghabiskan waktu bersama dengan keluarga, seperti berkumpul di rumah kakek-nenek dimana keluarga besar berkumpul.
Dihidangkan pula makanan tradisional umat muslim UEA yang wajib disantap saat sarapan di Hari Raya Idul Fitri
Makanan tersebut adalah Harees (bubur gandum dan daging) dan Balaleet (mie bihun manis dengan telur dadar atau telur goreng).
Di UAE orang-orang akan mengucapakan selama Idul Fitri dengan kalimat "Asakum Min Awada!", yang berarti "Semoga Anda ada bersama kami di Idul Fitri selanjutnya".
Baca juga: 5 Cara Seimbangkan Kadar Gula Darah Saat Lebaran
Parade memakai kostum setan di Maladewa
Terdapat tradisi unik di Maladewa ketika menyambut momen Lebaran, seperti "Koadi Kendun" yang merupakan sebuah permainan tradisional dan "Maali Erun" yang merupakan sebuah parade dengan menggunakan kostum setan dan legenda.
Selepas shalat Ied di pagi hari, masyarkat Maladewa akan saling mengucapakan "Eid Mubarak" atau salam Idul Fitri kepada semua orang.
Di rumah umat muslim juga dihidangkan berbagai makanan unutk untuk setiap anggota keluarga dan orang-orang yang diundang untuk datang.
Selain itu, pada malam hari Lebaran akan dihabiskan masyarakat dengan musik, menari, dan bentuk lainnya dari hiburan seperti Boduberu, yaitu lagu campuran tradisional khas Maladewa dan tarian untuk laki-laki dan perempuan.
Makan roti baklawa dan kaak di Tunisia
Dikutip dari Kompas.com, (14/5/2021), masyarakat Islam Tunisia merayakan momen Lebaran selama tiga hari.
Pada momen tersebut masyarakan akan membuat biskuit untuk diberikan kepada keluarga dan teman-teman mereka sepeti baklawa dan beberapa jenis kaak (makanan yang berbentuk roti keras khas Pakistan).
Para lelaki akan berangkat ke masjid terlebih dahulu, sementara perempuan diperbolehkan untuk tinggal di rumah .
Jika tinggal di rumah, para perempuan akan mempersiapkan perayaan Lebaran dengan meletakkan pakaian dan mainan baru untuk anak-anak mereka.
Kemudian, para keluarga muslim di Tunisia akan mempersiapkan makan siang di rumah keluarga besar yang dituakan.
Mengunjungi makan Sayyid Ajja di China
Di China terdapat tradisi unuk ketika Lebaran tiba, yakni dengan mengunjungi makam Sayyid Ajja.
Sayyid Ajjal Shams Al-Din Omar merupakan Gubernur pertama Provinsi Yunan dan orang yang memperkenalkan Islam sekaligus mempraktikkan toleransi beragama di daerah tersebut.
Para umat Islam yang melakukan tradisi tersebut biasanya akan menggunakan pakaian berwarna putih.
Makam tersebut dibersihkan untuk menjaga kebersihannya, didoakan dan dibacakan ayat-ayat Al Quran.
Festival Multikultural di Australia
Festival Multikultural di Australia diadakan sebagai sebuah tradisi ketika masa Lebaran tiba.
Tidak hanya umat muslim, festival tersbut juga melibatkan seluruh warga Australia dari berbagai negara bagian.
Festival Multikultural tersebut dibuka untuk umum, sehingga dapat dihadiri oleh berbagai kalangan dan orang yang berbeda agama.
Pada festival tersebut terdapat berbagai macam acara yang diantaranya seperti pertunjukan budaya, stand-stand unik dan berbagai permainan anak.
(Sumber: Kompas.com/Vina Fadhrotul Mukaromah, Dandy Bayu Bramasta | Editor: Virdita Rizki Ratriani, Rendika Ferri Kurniawan)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.