KOMPAS.com - Momentum Lebaran 2022 sering diisi dengan bersua dan makan bersama dengan keluarga besar di rumah.
Sejumlah menu makanan menjadi andalan yang selalu ada di tiap meja makan saat hari raya lebaran. Salah satunya makanan bersantan, seperti opor ayam, gulai, rendang hingga sayur lodeh.
Acap kali, makanan tersebut tak habis dalam sekali santap. Oleh karena itu, olahan makanan tersebut perlu dihangatkan kembali agar tidak basi.
Baca juga: 6 Penyebab Kolesterol Tinggi
Namun, amankah mengonsumsi makanan bersantan yang dipanaskan?
Makanan bersantan bisa dipanaskan
Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital Jakarta Selatan Inge Permadhi mengatakan bahwa makanan bersantan yang dipanaskan aman untuk dikonsumsi.
"Jadi sebenarnya kalau untuk dipanaskan ya dia (makanan bersantan) aman," ujar Inge, saat dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (23/4/2022).
Pasalnya santan termasuk ke dalam golongan olahan minyak jenuh, seperti halnya minyak kelapa.
"Kalau minyak-minyak jenuh, (seperti) minyak kelapa sawit, minyak kelapa itu tergolong minyak jenuh yang aman sebenarnya untuk dipanaskan," imbuhnya.
Baca juga: Plus Minus Santan untuk Kesehatan Tubuh
Berbeda dengan komponen lemak tak jenuh, seperti minyak zaitun dan minyak jagung. Olahan dari minyak tak jenuh justru lebih cepat rusak apabila dipanaskan.
Sementara itu, pakar gizi Institute Pertanian Bogor (IPB), Prof Ali Khomsan menyatakan, olahan dari minyak kelapa seperti santan lebih tahan terhadap panas.
"Kelapa (minyak dan santan) lebih dominan lemak jenuh, sehingga lebih tahan panas," ujarnya terpisah, Sabtu (23/4/2022).
"Selama bahan makanan belum terasa asam atau kecut, maka sebenarnya masih layak makan," lanjutnya.
Dengan demikian, olahan makanan bersantan yang dipanaskan kembali terbilang aman untuk dikonsumsi.
Baca juga: Banyak Tersaji Kala Lebaran, Bagaimana Asal-usul Nastar?
Kandungan gizi menyusut
Kendati masih layak untuk dikonsumsi, Prof Ali mengatakan bahwa makanan bersantan yang dipanaskan kembali akan mengurangi kandungan nutrisi di dalam makan tersebut.
"Tentu saja proses pemanasan bahan makanan bersantan pastilah akan menyebabkan susut gizi," paparnya.
Penurunan kandungan gizi dalam makanan bersantan yang dipanaskan ini terjadi lantaran beberapa vitamin di dalamnya mudah larut dalam air. Sebagai contoh, vitamin B dan vitamin C.
"Jadi bila sayuran bersantan dipanaskan berkali-kali, maka vitamin dalam sayurannya akan semakin rusak," imbuhnya.
Baca juga: Mengenal Santan Kelapa, Manfaat dan Risiko untuk Kesehatan Tubuh
Meningkatkan kadar kolesterol jahat
Selain kandungan gizi yang berkurang, makanan bersantan yang dipanaskan juga dapat mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol jahat.
"Dia (makanan bersantan) itu dipanaskannya aman, tetapi efeknya di dalam tubuh itu dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat," ujar Inge.
Peningkatan kadar kolesterol jahat itu terjadi lantaran timbulnya lapisan lemak di dalam olahan santan. Lemak jenis inilah yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL).
Tingginya kadar kolesterol jahat di dalam tubuh dapat berisiko memicu terjadinya penyumbatan pembuluh darah hingga penyakit jantung.
Baca juga: Resep Semur Daging Kambing, Sajian Khas Idul Adha Tanpa Santan
Cara memanaskan makanan bersantan
Diberitakan Kompas.com, Chef Hotel Santika Cirebon Aguk Prasetiyo memberikan tips memanaskan makanan bersantan tanpa mengubah kualitasnya.
Berikut tips memanaskan makanan bersantan:
1. Hangatkan panci sebelum memasukkan makanan bersantanAguk menyarankan, panci yang akan digunakan untuk memanaskan makanan bersantan sebaiknya dihangatkan terlebih dahulu
Caranya dengan meletakkan panci dalam keadaan kosong di atas api.
Setalah panci terasa hangat, masukkan makanan bersantan yang akan dipanaskan. Dengan begitu makanan bersantan akan lumer secara perlahan.
Baca juga: Cara Menyimpan Santan Sisa agar Tetap Awet
2. Masak dengan api kecilSaat memanaskan makanan bersantan, pastikan menggunakan api kecil. Pasalnya, apabila api terlalu besar, maka santan akan cepat matang dan rentan pecah.
"Kalau pancinya panas dan apinya juga panas, santan akan matang dua kali dan overcooked," imbuh Aguk.
Oleh karena itu, penting untuk mengecilkan api kompor saat memanaskan makanan bersantan.
Baca juga: Resep Opor Ayam, Semur Daging, Sambal Goreng, dan Rendang untuk Sajian Lebaran
3. Aduk saat dipanaskanSelain menggunakan api kecil, makanan bersantan sebaiknya diaduk perlahan selama proses pemanasan. Hal tersebut bertujuan agar santan tidak pecah.
Proses penyimpanan makanan bersantan yang tidak tepat juga bisa mengurangi kualitas makanan tersebut.
Oleh karena itu, Aguk menyarankan agar makanan bersantan didiamkan di suhu ruang sebelum disimpan ke dalam lemari pendingin.
Sebab, perubahan suhu yang tidak stabil dengan cara sering memanaskan makanan bersantan dan langsung memasukkannya kembali ke dalam lemari pendingin dapat membuat santan menjadi cepat rusak.
Baca juga: Mengenal Santan Kelapa, Manfaat dan Risiko untuk Kesehatan Tubuh
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.