Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Kasus Hepatitis Akut Misterius di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/EMILY FROST
Ilustrasi hepatitis.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Perkembangan kasus hepatitis akut misterius di Indonesia mulai ramai diperbincangkan pada akhir April lalu.

Saat itu, kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak ini menjadi perhatian dunia lantaran adanya temuan kasus di 11 negara.

Dilansir dari Kompas.com (29/4/2022), Jepang telah mengonfirmasi temuan kasus hepatitis akut di negaranya. Saat itu otoritas Jepang mengumumkan kasus pertama hepatitis akut pada 21 April 2022.

Laporan tersebut sekaligus menjadi kasus hepatitis akut pertama di Asia.

Baca juga: Cara Mencegah Penularan Hepatitis Akut Misterius pada Anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di saat yang sama, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia saat itu mengeklaim bahwa kasus tersebut belum ditemukan di Indonesia.

Kendati demikian, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa pihaknya telah mengimbau seluruh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota untuk tetap waspada.

“Ada surat edaran kewaspadaan (kepada Dinkes Kabupaten/Kota),” tuturnya.

Surat Edaran tersebut dikeluarkan sebagai upaya kewaspadaan meskipun saat itu kasus terkonfirmasi belum ditemukan di Indonesia.

Baca juga: Mengenal Penyakit Hepatitis A dan Cara Pencegahannya

3 anak meninggal dunia

Sekitar sepekan kemudian, tiga anak yang dirawat di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo Jakarta meninggal dunia, diduga karena hepatitis akut.

Dikutip dari Kompas.com (3/5/2022), ketiga pasien tersebut meninggal dengan rentang waktu dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Mereka merupakan pasien rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala yang ditemukan pada ketiga pasien tersebut adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang, dan penurunan kesadaran.

Berdasarkan temuan kasus, hepatitis akut ini dapat menyerang anak-anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun.

Baca juga: Mengenal Penyakit Hepatitis A dan Cara Pencegahannya

Kemenkes tingkatkan status kewaspadaan

Kemenkes meningkatkan status kewaspadaan setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kasus hepatitis akut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyerang anak-anak di sejumlah negara, seperti Eropa, Amerika dan Asia.

Selain itu, peningkatan kewaspadaan itu dilakukan setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo Jakarta meninggal dunia dengan dugaan hepatitis akut.

Saat ini, Nadia menegaskan bahwa pihaknya masih melakukan investigasi melalui sejumlah pemeriksaan panel virus lengkap guna memastikan penyebab kasus hepatitis akut.

Baca juga: Mewabah di Depok, Berikut Penyebab Menyebarnya Hepatitis A

Selama investigasi berlangsung, Nadia mengimbau agar masyarakat terutama orang tua untuk tetap tenang dan berhati-hati.

Nadia menegaskan, agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) selama proses investigasi berlangsung. Tujuannya adalah sebagai upaya pencegahan penularan.

"Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," ujar Nadia.

Baca juga: 3 Anak di Jakarta Meninggal Diduga karena Hepatitis Akut Misterius

Gejala hepatitis akut

Masih dari sumber yang sama, Nadia mengimbau agar orang tua dapat mewaspadai kasus hepatitis akut dengan memperhatikan beberapa gejala, seperti:

  • Gejala kuning
  • Sakit perut
  • Muntah
  • Diare Mendadak
  • Buang air kecil berwarna kuning tua
  • Buang air besar berwarna pucat
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran.

Apabila anak-anak mengalami gejala tersebut, orangtua diminta untuk segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat.

Baca juga: Wabah Hepatitis Akut Misterius pada Anak Terdeteksi di Asia, Begini Respons Kemenkes

Penyebab kasus belum ditemukan

Berdasarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut Yang Tidak Diketahui Etiologinya, penyebab kasus ini belum diketahui secara pasti.

Kendati demikian, gejala klinis yang teridentifikasi yakni hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, syndrome jaundice akut, dan gejala gastrointestinal, seperti nyeri abdomen, diare, dan muntah-muntah.

Selain itu, pemeriksaan laboratorium virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E tidak ditemukan sebagai penyebab penyakit hepatitis akut ini.

Namun dapat dipastikan bahwa adenovirus terdeteksi pada 74 kasus setelah dilakukan tes molekuler dan teridentifikasi sebagai F type 41.

Adapun SARS-CoV-2 juga ditemukan pada 20 kasus. Sementara 19 kasus terdeteksi adanya koinfeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Baca juga: Singapura Temukan Kasus Hepatitis Akut Misterius, Bagaimana Indonesia?

Kasus hepatitis akut di sejumlah negara

Dilansir dari Kompas.com (3/5/2022), WHO mencatat setidaknya 228 dugaan kasus hepatitis akut telah menyerang anak-anak di dunia.

"Sampai 1 Mei, setidaknya 228 dugaan kasus (hepatitis akut pada anak) dilaporkan ke WHO dari 20 negara, dengan lebih dari 50 kasus tambahan sedang diselidiki," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic.

Sebagian besar kasus dilaporkan terjadi di Eropa, Amerika, Pasifik Barat, dan Asia Tenggara.

Baca juga: Saat WHO Pantau Varian Virus Corona Baru Bernama Mu...

Sebelumnya, WHO telah mendapat laporan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya pada Selasa (5/4/2022) lalu.

Di beberapa kasus, hepatitis akut ini menyebabkan gagal hati dan membutuhkan transplantasi.

Hingga saat ini, lebih dari 100 kasus hepatitis akut pada anak telah terjadi di Inggris.

Baca juga: Saat WHO dan UNICEF Desak Indonesia Segera Gelar Sekolah Tatap Muka...

(Sumber: Kompas.com/Aditya Jaya Iswara, Nur Rohmi Aida | Editor: Aditya Jaya Iswara, Sari Hardiyanto, Rizal Setyo Nugroho)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal 5 Jenis Hepatitis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi