Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Gelombang Panas di India, Pemadaman Listrik hingga Gangguan Layanan Kereta Api

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/MANISH SWARUP
Seorang pria dan seorang anak laki-laki berjalan melintasi dasar sungai Yamuna yang hampir kering setelah cuaca panas di New Delhi, India, Senin, 2 Mei 2022.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Suhu di beberapa bagian India dan Pakistan telah mencapai rekor tertinggi. Kondisi ini menempatkan jutaan nyawa dalam bahaya karena dampak krisis iklim.

Departemen Meteorologi India (IMD) mencatat, New Delhi bulan lalu mendapatkan tujuh hari berturut-turut suhu di atas 40 derajat celcius atau 3 derajat di atas rata-rata untuk April.

Ini menjadi suhu tertinggi negara itu dalam 122 tahun terakhir.

Gelombang panas ini pun memberi dampak signifikan pada beberapa layanan warga.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemadaman listrik

Pasokan batu bara di banyak pembangkit listrik termal hampir habis, menyebabkan pemadaman listrik setiap hari di beberapa negara bagian, dikutip dari CNN.

Kekurangan tersebut memicu pengawasan ketergantungan lama India pada batu bara, yang menghasilkan 70 persen listrik negara itu.

Pekan lalu, stok batubara di tiga dari lima pembangkit listrik yang diandalkan Delhi untuk memasok listriknya mencapai tingkat yang sangat rendah, turun di bawah 25 persen.

Baca juga: Parahnya Gelombang Panas di India dan Pakistan: “Kami Hidup di Neraka”

Penutupan sekolah

Beberapa negara bagian India, termasuk Benggala Barat dan Odisha, telah mengumumkan penutupan sekolah untuk mengatasi kenaikan suhu.

"Anak-anak yang harus pergi ke sekolah, banyak dari mereka mengalami mimisan, mereka tidak bisa mentolerir gelombang panas ini," kata Kepala Menteri Benggala Barat Mamata Banerjee.

Dalam beberapa tahun terakhir, baik pemerintah federal dan negara bagian telah menerapkan sejumlah langkah untuk mengurangi dampak gelombang panas.

Termasuk di antara langkah-langkah itu adalah menutup sekolah dan mengeluarkan anjuran kesehatan untuk sekolah.

Namun, peneliti senior di Institut Permukiman Manusia India Chandni Singh menyebut lebih banyak yang harus dilakukan untuk mempersiapkan gelombang panas di masa depan.

"Kami tidak memiliki rencana aksi panas dan ada kesenjangan dalam perencanaan. Anda hanya bisa beradaptasi begitu banyak. Gelombang panas ini menguji batas kemampuan bertahan hidup manusia," kata Singh.

Baca juga: India Dilanda Gelombang Panas, Permintaan Listrik Sentuh Rekor Tertinggi, Dipicu Penggunaan AC

Kehilangan hasil panen

India sering mengalami gelombang panas selama bulan-bulan musim panas Mei dan Juni, tetapi tahun ini suhu mulai meningkat pada bulan Maret dan April.

Di negara bagian Punjab utara yang dikenal sebagai "keranjang roti India", gelombang panas tidak hanya berdampak bagi jutaan pekerja pertanian.

Ladang gandum yang diandalkan untuk memberi makan keluarga dan dikirim ke seluruh negeri juga ikut terdampak.

Direktur Pertanian di Punjab, Gurvinder Singh mengatakan, peningkatan rata-rata hingga 7 derajat celcius pada April telah mengurangi hasil gandum.

"Karena gelombang panas, kami kehilangan lebih dari 5 kuintal (500 kilogram) per hektar hasil panen April kami," kara Singh.

Baca juga: India Kalang Kabut Setelah Indonesia Hentikan Ekspor Minyak Goreng dan Perang Ukraina

Mengganggu layanan kereta api penumpang

Pada Jumat (29/4/2022), Kementerian Perkeretaapian membatalkan lebih dari 750 layanan kereta api penumpang untuk memungkinkan lebih banyak kereta barang mengangkut batu bara ke pembangkit listrik, dikutip dari CBC.

Dari 165 pembangkit listrik batu bara di India, 94 di antaranya menghadapi pasokan batu bara yang sangat rendah, sementara delapan tidak beroperasi pada Minggu (1/5/2022).

Indian Railways adalah pemasok utama batu bara untuk pembangkit listrik di seluruh negeri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi