Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Paylater Bikin Candu dan Utang Menumpuk? Begini Kata Ekonom

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Kredivo
Ilustrasi penggunaan layanan paylater.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Era digital memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin melakukan pinjaman. Salah satunya dengan menggunakan fitur paylater yang kian menjamur di beragam platform digital.

Paylater adalah istilah yang merujuk pada transaksi pembiayaan barang atau jasa.

Sama seperti namanya, paylater memungkinkan pengguna untuk menunda atau mencicil pembayaran melalui suatu platform.

Platform yang menyediakan pembayaran ini pun beragam. Mulai Shopee dengan SPayLater, GoPay dengan GoPay PayLater, OVO dengan OVO PayLater, dan masih banyak lagi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemudahan layanan "beli sekarang bayar nanti" yang ditawarkan paylater, dinilai sebagian orang bisa membuat candu para penggunanya.

Tak sedikit pula yang takut dan mewanti-wanti penggunaan paylater lantaran dianggap bisa membuat utang menumpuk.

Peringatan tersebut seperti yang disampaikan oleh salah satu warganet Twitter pada Jumat (6/5/2022).

"Jgn pernah nyoba pakai paylater, apapun itu bentuknya. Repeat. Jgn pernah nyoba pake paylater. Suatu saat tar nyesel," tulis warganet Twitter ini.

Lantas, benarkah paylater membuat kecanduan dan utang menumpuk?

Baca juga: Apa Itu Shopee PayLater, dan Dampaknya jika Terlambat Bayar Tagihan

Semua tergantung pengguna

Pengamat ekonomi sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan paylater adalah fasilitas kredit konsumsi.

Oleh karena itu, sebenarnya tidak ada beda antara paylater dengan kartu kredit atau pinjaman kredit tanpa agunan (KTA).

"Bedanya paylater melekat pada aplikasi digital sehingga proses verifikasinya jauh lebih cepat dari jenis kredit lainnya," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/5/2022).

Permasalahan paylater, imbuh Bhima, biasanya terjadi saat peminjam tidak membaca secara detail konsekuensi bunga dan denda keterlambatan.

Misalnya, keluhan soal denda keterlambatan 5 persen per hari atau kaget karena bunganya yang tinggi.

Menurut Bhima, hal tersebut sudah dijelaskan dalam persyarataan saat mengajukan paylater.

"Kesalahan tadi tidak bisa sepenuhnya menyalahkan paylater," imbuh Bhima.

Ia menyarankan, jika tidak benar-benar butuh untuk berutang, alangkah baik menabung terlebih dahulu.

Barang yang dibeli pun harus dipastikan sesuai kebutuhan, bukan karena tergoda dengan iming-iming promo.

"Jangan jadi impulsive buyer. Itu kuncinya," tutur Bhima menyarankan.

Baca juga: Cara Transfer Saldo Dana dan Gopay ke ShopeePay

Tips menggunakan paylater agar utang tak menumpuk

Sementara itu, dilansir dari Instagram resmi @indonesiabaik.id milik Kementerian Komunikasi dan Informatika, ada beberapa tips menggunakan paylater agar utang tak menumpuk.

Berikut tipsnya:

  • Batasi nilai pinjaman sesuai dengan kemampuan membayar
  • Pahami betul kontrak perjanjian
  • Segera lunasi cicilan atau pinjaman paylater tepat waktu untuk hindari denda
  • Perhatikan tingkat suku bunga atau biaya layanan paylater
  • Wajib ketahui denda keterlambatan pengembalian pinjaman
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi