Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikahi Sepupu Diperbolehkan secara Agama, Bagaimana dari Sisi Kesehatan?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi menikah dengan sepupu
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Hari raya Idul Fitri kerap menjadi momen pertemuan antara saudara setelah sekian lama tidak bertemu.

Tak jarang, momen silaturahmi itu pun menjadi awal ketertarikan terhadap saudara sepupu yang jarang ditemui atau baru pertama kali ditemui.

Dilansir dari Kompas.com (4/5/2022), Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh menuturkan, menikahi sepupu secara agama diperbolehkan.

Pasalnya, saudara perempuan yang merupakan anak paman atau bibi, baik dari bapak ataupun ibu, tidak termasuk yang diharamkan untuk dinikahi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sepupu perempuan (anak paman/bibi), baik dari bapak maupun dari ibu itu tidak termasuk muharramat minan nisa', tidak termasuk yang diharamkan untuk dinikahi," kata Asrorun.

Meski diperbolehkan oleh hukum Islam, tak sedikit yang masih ragu menikahi sepupu lantaran alasan kesehatan.

Baca juga: 3 Alasan Kerabat Hobi Bertanya Kapan Nikah dan Kapan Punya Anak di Momen Lebaran

Seperti cuitan dari salah satu warganet Twitter pada Sabtu (7/5/2022) pagi, yang memilih menghindari pernikahan antar sepupu.

"Walaupun menikah dengan sepupu halal, menurut saya lebih baik dihindari. Karena gen yang terlalu dekat berisiko menghasilkan keturunan yang kurang sehat," tulis akun @doktermarket.

Lebih lanjut, ia menyaksikan pernikahan antar sepupu yang keturunannya menderita cerebral palsy atau lumpuh otak

"Sudah lihat sendiri sih pernikahan antar sepupu. Kebetulan anaknya menderita cerebral palsy," kata dia mengimbuhkan.

Hingga Minggu (8/5/2022) siang, twit tersebut sudah disukai oleh lebih dari 26 ribu warganet, dan mengundang lebih dari 4.000 retweets dan 780 reply.

Lalu, bagaimana pernikahan antar sepupu dari kacamata kesehatan?

Baca juga: Bolehkah Menikahi Sepupu? Ini Hukumnya

Penjelasan dokter

Terkait menikahi sepupu dari sisi kesehatan, Kompas.com menghubungi ahli penyakit dalam, dr Andi Khomeini Takdir pada Minggu (8/5/2022) pagi.

Andi menuturkan, pernikahan antar sepupu tidak dilarang. Namun, dianjurkan untuk memilih kerabat yang tidak terlalu dekat untuk dinikahi.

"Pernikahan antar sepupu tidak dilarang. Tapi dianjurkan untuk memilih kerabat yang lebih jauh," ujar dokter sekaligus Chairman Junior Doctors Network (JDN) Indonesia itu.

Hal tersebut, imbuh dia, untuk menurunkan risiko penyakit tertentu terkait genetik. Pasalnya, risiko penyakit genetik lebih besar terjadi dalam pernikahan antar keluarga dekat.

"Untuk menurunkan risiko penyakit tertentu terkait genetik yang lebih besar kemungkinannya terjadi jika pernikahan itu terjadi antar keluarga dekat," terang Andi.

Baca juga: Apakah Hobi Begadang Menurun Secara Genetika? Ini Penjelasannya

Risiko kesehatan menikah dengan sepupu

Melansir laman 23andMe, rata-rata persamaan DNA manusia dari persatuan sepupu adalah 12,5 persen pada persatuan sepupu pertama, 3,13 persen pada persatuan sepupu kedua, dan 0,78 persen pada persatuan sepupu ketiga.

Selanjutnya, sebesar 0,20 persen pada persatuan sepupu keempat, 0,05 persen pada persatuan sepupu kelima, serta 0,01 persen pada persatuan sepupu keenam.

Sementara itu, pada persatuan sepupu ketujuh, hubungan genetik manusia bisa dikatakan sudah tidak ada.

Oleh karena itu, semakin besar persamaan genetiknya, risiko kesehatan pun akan semakin besar.

Adapun disampaikan oleh Andi, beberapa penyakit genetik yang menghantui keturunan hasil pernikahan antar sepupu atau antar kerabat antara lain:

Baca juga: Apakah Lesung Pipi Bisa Diwariskan Secara Genetik?

1. Cacat lahir

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacat lahir merupakan kelainan struktur atau fungsi tubuh sejak dalam kandungan. Artinya, kelainan ini berkembang sebelum bayi lahir.

Dilansir dari laman National Institute of Child Health and Human Development (NICHD), terdapat dua macam cacat lahir.

Pertama, cacat struktural atau kelainan yang terjadi pada anggota tubuh. Misalnya, bibir sumbing atau kaki pengkor (clubfoot).

Kedua, cacat fungsional atau kelainan sistem tubuh sehingga tidak bisa melakukan fungsinya secara normal. Catat fungsional biasa ditemukan pada penderita down syndrome.

Baca juga: Siapakah yang Mewariskan Kecerdasan dan Kebodohan, Ayah atau Ibu?

2. Hemofilia

Hemofilia merupakan gangguan saat darah tidak membeku secara normal.

Dikutip dari Mayo Clinic, penyakit ini terjadi akibat mutasi genetik yang menyebabkan darah kekurangan faktor pembekuan.

Biasanya, darah penderita sukar membeku sehingga menyebabkan perdarahan sulit berhenti atau berlangsung lebih lama.

3. Albino

Dilansir dari WebMD, albino atau albinisme merupakan kelainan lahir berupa kekurangan melanin atau bahkan sama sekali tidak memilikinya.

Melanin adalah pigmen pemberi warna pada kulit, rambut, dan mata. Akibat kekurangan melanin, pengidap albinisme memiliki warna kulit, rambut, dan mata yang pucat dan cenderung berwarna putih.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi