Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI Jelaskan Faktor Risiko Hepatitis Akut yang Menyerang Anak-anak

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Kateryna Kon
ilustrasi hepatitis, virus hepatitis
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Muzal Kadim Sp.A (K) mengatakan ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko infeksi hepatitis akut pada anak.

Menurutnya, anak-anak dengan immunocompromised atau sistem imun lemah memiliki risiko infeksi lebih tinggi.

"Pada kondisi anak dengan gizi buruk, anak yang sedang mendapat obat-obatan tertentu yang menekan sistem imun, pada kondisi anak misalnya dengan HIV atau kondisi tertentu yang menyebabkan sistem imun berkurang," kata Muzal dalam Media Interview yang diselenggalarakan IDAI pada Sabtu (7/5/2022).

Akan tetapi, ia menyebut kasus-kasus hepatitis akut yang belakangan muncul justru tidak ditemukan anak-anak dengan immunocompromised.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karenanya, Muzal menganggap penyakit hepatitis tersebut unik dan aneh.

"Kasusnya berat tapi tidak memiliki faktor risiko imun lemah tersebut. Jadi saat ini masih dicari," jelas dia.

Baca juga: Benarkah Hepatitis Akut Muncul dari Long Covid? Ini Kata Kemenkes dan IDI

Muzal menuturkan, anak-anak lebih rentan terkena hepatitis akut daripada orang dewasa karena sistem imunnya belum sempurna, terutama anak di bawah 6 tahun.

Namun, virus ini tidak menutup kemungkinan menyerang orang-orang dewasa yang memiliki sistem imunitas yang kuat.

"Karena yang saya sebut tadi, justru yang merusak sel hati adalah kekebalan tubuh sendiri untuk menghancurkan virus, sel hatinya otomatis rusak," ujarnya.

"Tubuhnya berusaha untuk menghancurkan virus, tapi virusnya ada di sel hati, sehingga sel hatinya juga ikut kena," tambahnya.

Kendati demikian, hingga saat ini belum banyak informasi terkait hepatitis akut yang menyerang anak-anak beberapa waktu terakhir.

Dugaan adenovirus 41 yang sebelumnya dikaitkan dengan penyebab penyakit ini pun belum bisa dijadikan patokan.

Pasalnya, adenovirus tersebut tidak ditemukan di semua pasien hepatitis akut.

Baca juga: Siapa Kelompok Paling Rentan Terinfeksi Hepatitis Akut Misterius? Ini Kata Ahli

Karena itu, ia belum bisa memastikan apakah vaksin hepatitis wajib yang diberikan pada anak bisa mencegah infeksi.

Akan tetapi, ia memastikan bahwa hepatitis akut ini tidak terkait dengan vaksin Covid-19. Sebab, banyak anak yang terinfeksi belum mendapatkan vaksin virus corona.

"Sampai saat ini hepatitis akut tidak dikaitkan dengan vaksin Covid-19," kata dia.

Seperti diketahui, hepatitis akut yang menyerang anak-anak pertama kali dilaporkan di Inggris dan kini telah dikonfirmasi di 20 negara.

Inggris masih mencatatkan kasus tertinggi dengan 163 anak terinfeksi, 11 di antaranya membutuhkan transplantasi hati.

Hepatitis akut memiliki gejala yang sedikit berbeda, yaitu gastrointestinal seperti diare atau muntah, demam dan nyeri otot.

Akan tetapi, gejala yang paling khas adalah penyakit kuning, yaitu ketika kulit dan bagian putih mata menjadi kuning.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi