Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hepatitis Akut Misterius Menyerang Anak-anak, Begini Alur Pemeriksaan ke Fasilitas Kesehatan

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi bayi meninggal diduga hepatitis akut.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menyiapkan sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama mulai dari Puskesmas hingga Rumah Sakit untuk memeriksa dan menangani penyakit hepatitis akut misterius.

Seluruh faskes tingkat pertama dan Rumah Sakit juga diminta untuk menambah kapasitas dan kompetensi untuk memeriksa penyakit misterius yang hingga saat ini belum diketahui penyebabnya itu.

Instruksi tersebut dikeluarkan oleh Prof. dr. Abdul Kadir selaku Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan melalui Surat Edaran yang diteken pada Senin (9/5/2022).

Saat dikonfirmasi, Dokter Perinatologi Adhi Nur Radityo dari RSIA Anugerah Semarang mengatakan bahwa pasien yang memiliki gejala hepatitis akut misterius bisa segera dilarikan ke faskes utama untuk mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit.

Atau pasien bisa juga langsung segera dibawa ke rumah sakit.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Keduanya bisa," terang Adhi, saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (11/5/2022).

Baca juga: WHO Kaji Peran Covid-19 dalam Kasus Hepatitis Misterius, Apa Hasilnya?

Tahapan rujukan pasien hepatitis akut misterius

Bagi pasien yang berusia kurang dari 16 tahun dan bergejala hepatitis akut misterius, Adhi menyarankan untuk segera dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Adapun gejala hepatitis akut misterius, di antaranya:

Baca juga: IDAI Jelaskan Faktor Risiko Hepatitis Akut yang Menyerang Anak-anak

Berikut tahapan rujuan pasien yang memiliki gejala tersebut:

  1. Pasien melakukan pemeriksaan SGPT (ALT) dan SGOT (AST)
  2. Apabila hasil >500 U/L, pasien langsung dirujuk ke rumah sakit
  3. Sebaliknya, jika hasilnya <500 U/L, akan dilakukan observasi SGPT dan SGOT secara berkala
  4. Jika observasi telah meninunjukkan hasil >500 U/L, pasien langsung dirujuk ke rumah sakit
  5. Kendati demikian, jika pasien tidak mampu melakukan pemeriksaan SGPT (ALT) dan SGOT (AST) maka langsung dirujuk ke Rumah Sakit
  6. Rujukan ini diutamakan menggunakan Sisrute (Sistem rujukan terintergrasi)
  7. Pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan oleh petugas Rumah Sakit
  8. Bagi pasien probable hepatitis akut misterius yang disertai dengan penurunan kesadaran dengan INR <1,5, akan dirawat di ruang isolasi/HCU
  9. Sementara bagi pasien yang mengalami penurunan kesadaran dengan INR >1,5, didiagnosis sebagai hepatitis fulminan dan harus dirawat di ruang PICU atau dirujuk ke fasilitas PICU
  10. Adapun bagi pasien yang probable hepatitis akut misterius tanpa diikuti penurunan kesadaran, tetap akan dilakukan pengecekan INR
  11. Pasien dengan INR <2 akan dirawat di ruang isolasi/ HCU
  12. Sementara pasien dengan INR >2 akan didiagnosis sebagai hepatitis fulminan dan harus dirawat di ruang PICU atau dirujuk ke fasilitas PICU.

Baca juga: Ramai soal Hepatitis Akut Misterius, Akankah Sekolah Kembali Online?

Pemeriksaan bisa menggunakan BPJS

Adhi juga mengatakan bahwa seluruh perawatan hepatitis akut misterius ini bisa dilakukan menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.

"Sangat bisa (menggunakan BPJS Kesehatan)," ungkapnya.

Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk segera memeriksakan buah hati mereka apabila bergejala hepatitis akut misterius.

Sebelumnya, dugaan kasus hepatitis akut misterius pertama kali diumumkan oleh Kemenkes pada 1 Mei 2022.

Dilansir dari Kompas.com (11/5/2022) Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa sampai Selasa (10/5/2022), dugaan hepatitis akut misterius naik hingga 15 kasus.

Dari 15 kasus, 5 di antaranya meninggal dunia.

Berikut sebaran kasus hepatitis akut misterius di Indonesia:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi