Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Ternak yang Tertular PMK Bisa Dikonsumsi, tapi dengan Cara Ini…

Baca di App
Lihat Foto
M Chaerul Halim
Salah satu seorang penguntung tengah membeli daging sapi lokal yang harganya tembus Rp 170.000 per kilogram di Pasar Depok Jaya, Depok Jaya, Pancoran Mas, Depok, pada Jumat (29/4/2022).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Penyakit mulut dan kuku (PMK) menginfeksi sejumlah hewan ternak di berbagai daerah di Indonesia.

Seiring maraknya PMK, masyarakat pun dibuat khawatir soal keamanan daging atau produk hewan ternak lain yang terjangkit penyakit ini.

Dilansir dari Kompas.com (10/5/2022), dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB University, Supratikno mengatakan, hewan yang terjangkit PMK tidak bisa menular pada manusia.

Meski demikian, ia mengatakan bahwa di luar negeri pernah ada laporan penularan PMK ke manusia dengan kasus yang sangat rendah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan itu, berasal dari orang yang minum susu mentah dari hewan terjangkit PMK.

Lalu, bagaimana cara agar produk hewan ternak yang terinfeksi PMK aman dikonsumsi?

Baca juga: Mentan: Daging Ternak yang Kena PMK Masih Bisa Dimakan, Jeroan Tak Bisa Dikonsumsi

Bagian yang tidak bisa dikonsumsi

Sebagaimana dijelaskan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, sebagian daging dari ternak terinfeksi PMK masih bisa dikonsumsi dengan beberapa prosedur tertentu.

"Daging hewan yang terkena, dengan prosedur tertentu masih bisa dikonsumsi oleh manuisa, masih aman dikonsumsi," kata Syahrul dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/5/2022), dikutip dari Antara.

Ia mengimbuhkan, beberapa bagian hewan ternak yang tidak boleh dikonsumsi apabila positif terinfeksi PMK antara lain:

Adapun bagian lain termasuk daging dan susu, masih bisa dikonsumsi.

Baca juga: Berikut Ciri-ciri Penyakit Mulut dan Kuku yang Menyerang Hewan Ternak

Cara mengolah daging terinfeksi PMK

Meski masih bisa dikonsumsi, cara mengolah daging ternak yang terinfeksi PMK tidak boleh sembarangan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati menuturkan, hal tersebut guna menjaga kualitas daging.

"Jangan sampai daging sapi yang sebetulnya dalam kondisi sehat dan layak dikonsumsi menjadi turun kualitas karena penanganan yang kurang tepat," kata dia, dilansir dari Antara, Kamis (12/5/2022).

1. Daging

Suharini menuturkan, masyarakat yang ingin mengonsumsi daging sapi hendaknya membeli dalam jumlah secukupnya dan tidak berlebihan.

Setelah itu, langsung masukkan dan simpan daging ke dalam freezer.

"Jangan dua kilo, lima kilo dimasukkan ke freezer tapi nanti dikeluarkan kita ambil sepotong dimasukkan kembali. Itu akan menurunkan kualitas," imbuh dia.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Mulut dan Kuku Hewan? Apakah Bisa Menular ke Manusia?

2. Jeroan

Jeroan hewan yang positif terinfeksi PMK, tidak boleh dikonsumsi.

Meski demikian, apabila ingin mengonsumsi jeroan di tengah kekhawatiran PMK, Suharini menyarankan untuk merebusnya terlebih dahulu sebelum diolah.

Ia menjelaskan, meski tidak ada PMK pun, jeroan atau isi rumen (lambung besar pada sapi) harus direbus di air mendidih agar mikroba-mikroba bisa musnah.

"Kemudian bagian dari jeroannya kita harus hati-hati. Sebaiknya memang harus melalui perebusan," imbau Suharini.

Baik terinfeksi PMK atau tidak, perebusan ini juga berfungsi untuk menghindari pencemaran lingkungan.

3. Susu

Untuk produk ternak lain seperti susu, tidak boleh dikonsumsi langsung saat masih mentah.

Imbauan Suharini, masyarakat harus mengolahnya dengan cara dipanaskan selama kurang lebih lima menit.

"Susu sebaiknya dipanaskan kurang lebih lima menit. Kalau dulu kita kenalnya dengan pasteurisasi, sekarang kita sampai mendidih dulu baru kemudian didinginkan di kulkas atau kita konsumsi," tutur Suharini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi