Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Empat Tahun Lalu, 14 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Tiga Gereja Surabaya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS TV
Siaran langsung Kompas TV mengenai ledakan bom yang terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Jalan Arjuna, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Hari ini empat tahun lalu, tepatnya pada 13 Mei 2018, terjadi serangan bom bunuh diri yang terjadi hampir serentak di tiga gereja di Surabaya.

Serangan terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno.

Ledakan pertama terjadi di Gereja Maria Tak Tercela, dan dua ledakan lain berjeda masing-masing 5 menit setelah ledakan pertama.

Dalam peristiwa ledakan bom bunuh diri tersebut mengakibatkan 14 orang tewas dan 43 lainnya mengalami luka-luka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Ledakan Bom di Bandara Soekarno-Hatta, Ada yang Selamat berkat Tangisan Anak

Detik-detik meledaknya bom bunuh diri

Diberitakan BBC, 13 Mei 2018, bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.

Selang sekitar lima menit kemudian, bom kedua meledak di gereja Pantekosta di jalan Arjuno, dan tidak lama disusul meledaknya bom di gereja GKI di jalan Diponegoro.

Wakapolrestabes Surabaya saat itu, Ajun Komisaris Besar Benny Pramono, mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri di salah satu gereja di Surabaya ialah seorang ibu yang membawa dua anaknya.

Ketiganya berupaya masuk ke ruang kebaktian, namun sempat dihalau oleh seorang satuan pengamanan (satpam) di pintu masuk GKI jalan Diponegoro, sebelum kemudian meledakkan diri di halaman gereja.

Keterangan kepolisian ini berdasarkan kesaksian seorang satpam gereja GKI di jalan Diponegoro, Surabaya.

Menurut Benny, perempuan dewasa dan dua anak tersebut tewas seketika di lokasi kejadian.

Aksi bom bunuh diri di tiga gereja itu menimbulkan kepanikan warga yang tengah dan akan mengikuti misa/kebaktian di gereja.

Baca juga: 5 Ledakan Bom Hotel yang Menggemparkan Seluruh Dunia

Pelaku bom bunuh diri dari satu keluarga

Pelaku berasal dari satu keluarga, terdiri atas enam orang, yaitu ayah, ibu, dan keempat anaknya.

Diberitakan Harian Kompas, 14 Mei 2018, Kepala Polri Jenderal (Pol) saat itu, Tito Karnavian menjelaskan bahwa Dita Apriyanto (48), pelaku bom bunuh diri, menjadi pelaku tunggal dengan memakai mobil di GPPS.

Ia sebelumnya mengantar istrinya, Puji Kuswati (43) bersama dua putrinya, FS (12) dan PR (9), menjadi pelaku bom yang diikatkan pada pinggang di GKI.

Sementara dua pelaku bom Gereja Santa Maria Tak Bercela adalah YF (17) dan adiknya, FH (15), dengan memakai sepeda motor.

"Semua bom bunuh diri. Dita adalah amir (pemimpin) kelompok JAD (Jamaah Ansharut Daulah) di Surabaya," kata Tito.

Minggu malam, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pun menggeledah rumah terduga pelaku di Kecamatan Rungkut, Surabaya, tersebut.

"Polisi menemukan tiga paket bahan peledak di ruang depan rumah dan diledakkan," kata Kepala Polrestabes Surabaya saat itu, Komisaris Besar Rudi Setiawan.

Baca juga: 7 Fakta Tsunami Aceh 26 Desember 2004: Gempa Setara Bom 100 Gigaton

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi