Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumbangkan 90 Persen Gaji dan Tolak Rumah Dinas, Jose Mujica Jadi "Presiden Termiskin di Dunia"

Baca di App
Lihat Foto
Pablo Porciuncula/AFP
Jose Mujica, Presiden Uruguay ke-40. [Pablo Porciuncula/AFP]
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Menjadi seorang pejabat negara, umumnya memiliki kehidupan yang terjamin secara finansial, apalagi level presiden.

Selain memiliki gaji yang besar, pejabat tinggi negara biasanya mendapatkan rumah dinas, lengkap dengan para penjaganya.

Namun, kondisi ini tak berlaku bagi Jose Mujica, mantan presiden Urugay periode 2010-2015.

Baca juga: Kilas Balik Pernyataan Jokowi soal Isu Penundaan Pemilu dan Jabatan Presiden 3 Periode

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jose Mujica sangat terkenal di dunia karena hidupnya yang rendah hati dan penolakannya untuk tinggal di istana kepresidenan selama masa jabatannya.

Dikutip dari BBC, Mujica telah menghindari rumah mewah yang disediakan negara bagian Uruguay untuk para pemimpinnya dan memilih untuk tinggal di rumah pertanian istrinya.

Di rumah sederhana itu, Mujica dan istrinya juga menggarap lahan sederhana.

Baca juga: Profil Ferdinand Marcos Jr, Presiden Terpilih Filipina yang Kontroversial

Fakta bahwa Mujica menyumbangkan sekitar 90 persen dari gaji bulanannya, sekitar 12.000 dollar AS atau setara dengan Rp 176 juta (dollar 14.655) untuk amal telah membuatnya dicap sebagai presiden termiskin di dunia.

"Saya telah hidup seperti ini hampir sepanjang hidup. Saya bisa hidup dengan baik dengan apa yang saya miliki," kata Mujica.

Dengan menyumbangkan 90 persen gajinya sebagai presiden, berarti ia hanya menerima gaji setara dengan rata-rata pendapatan Urugay, yaitu 775 dollar AS atau Rp 11,3 juta per bulan.

Dalam laporan kekayaan pribadinya ketika awal menjabat sebagai presiden pada 2010, kekayaannya hanya sebesar 1.800 dollar AS atau Rp 26 juta.

Itu berasal dari mobil usang Volkswagen Beetle 1987 miliknya.

Baca juga: Saat Presiden Jokowi Minta Masyarakat Bekerja hingga Belajar dari Rumah...

Mujica merupakan mantan gerilyawan

Terpilih pada 2009, Mujica menghabiskan tahun 1960-an dan 1970-an sebagai bagian dari gerilya Uruguay Tupamaros, sebuah kelompok bersenjata kiri yang terinspirasi oleh revolusi Kuba.

Ia pernah tertembak enam kali dan menghabiskan 14 tahun di penjara.

Sebagian besar penahanannya dihabiskan dalam kondisi yang keras dan isolasi, sampai ia dibebaskan pada 1985 ketika Uruguay kembali ke demokrasi.

Baca juga: Sejarah 22 November: Presiden AS John F Kennedy Tewas Ditembak

Tahun-tahun di penjara, kata Mujica, membantu membentuk pandangannya tentang kehidupan.

"Saya disebut 'presiden termiskin', tetapi saya tidak merasa miskin. Orang miskin adalah mereka yang hanya bekerja untuk mempertahankan gaya hidup yang mahal, dan selalu menginginkan lebih dan lebih," jelas dia.

Setelah bebas dari penjara, ia kemudian terjun ke dunia politik dan pernah terpilih sebagai legislator, dikutip dari New York Times.

Baca juga: Ditolak Jokowi, Mengapa Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Terus Bergulir?

Jose Mujica dan gaya hidup sederhana

Saat itu, ia sempat mengejutkan petugas parkir di kantor parlemen karena datang dengan menaiki sebuah Vespa.

Pada 2004, Mujica juga pernah diangkat menjadi Menteri Peternakan, Pertanian, dan Perikanan.

Mujica berhasil menarik simpati warga Urugay dengan cara hidupnya yang sederhana dan gaya kampanyenya yang spontan.

Baca juga: Penangkapan Adelin Lis dan Daftar Panjang Buronan Kasus Korupsi yang Kabur ke Singapura

Ia pun sukses memenangkan Pemilu 2009 dengan selisih yang jauh dari lawannya, Luis Alberto Lacelle.

Setelah itu, Mujica juga membuat marah beberapa orang di lembaga politik Uruguay dengan menjual kediaman presiden di kota resor tepi laut dan menyebutnya sebagai properti tak berguna.

Kendati memiliki gaya hidup yang jauh berbeda dari pemimpin lainnya, Mujica tidak lebih kebal dari dinamika politik.

Baca juga: Ramai Dibicarakan, Ini Manfaat dan Bahaya Ganja

Di masa kepemimpinannya, kemakmuran ekonomi Uruguay sempat tidak menghasilkan layanan publik yang baik di bidang kesehatan dan pendidikan.

Usulan untuk melegalkan ganja, juga telah memicu perdebatan sengit, dengan jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang Uruguay menentang tindakan tersebut.

Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang lugas dan 'blak-blakan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Di Balik Ganja yang Melenakan...

Pada 2013, ia harus meminta maaf kepada presiden Argentina saat itu, Cristina Fernández de Kirchner, setelah memanggilnya "perempuan tua".

Komentarnya telah direkam pada konferensi pers ketika dia tidak menyadari mikrofon menyala.

Pada 2016, dia mengatakan presiden Venezuela, Nicolás Maduro, "sama gilanya dengan kambing".

Baca juga: PBB dan Kontroversi soal Ganja...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi