Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kripto Terra Luna, Penyebab Anjlok hingga Update Harganya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto
Ilustrasi token Terra Luna di situs CoinDesk.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Aset kripto Terra (LUNA) tengah ramai diperbincangkan di Twitter dan sampai menjadi trending topik global pada Sabtu (14/5/2022).

Sebanyak lebih dari 1 juta orang menuliskan istilah "Luna" pada twit mereka.

Diketahui, token Luna sempat mengalami masa kejayaan dengan harga per kepingnya senilai Rp 1,7 juta. Namun, kini Luna harganya anjlok menjadi Rp 87 per keping.

Hal inilah yang menjadi perhatian banyak orang, terutama mereka yang memiliki aset kripto di Luna.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Terra LUNA, Sempat Masuk Jajaran Market Cap Tertinggi Pasar Kripto, Kini Tak Bernilai

Berikut 5 fakta soal koin Terra (LUNA) yang perlu diketahui.

1. Apa itu Terra (LUNA)?

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (11/5/2022), Terra Luna adalah token yang dibuat oleh Terraform Labs yang berbasis di Singapura pada tahun 2018.

Token ini merupakan bagian dari proyek blockchain Terra, yang dimaksudkan untuk melacak nilai dollar AS, atau sama halnya dengan stablecoin Tether dan USDC.

Namun tidak seperti aset kripto lain, Terra tidak memiliki uang tunai dan aset lain yang disimpan sebagai cadangan untuk mendukung tokennya.

Sebagai gantinya, Terra menggunakan campuran kode yang kompleks di samping token yang disebut dengan Luna untuk menstabilkan harga.

UST penting bagi investor bitcoin karena Luna Foundation Guard, organisasi yang mendukung proyek Terra, memiliki miliaran dollar AS dalam bentuk bitcoin yang berpotensi dibuang ke pasar kapan saja.

2. Cara kerja token kripto Terra Lunna

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (13/5/2022), Terra pada dasarnya adalah proyek jaringan (network) blockchain yang didirikan oleh Daniel Shin dan Do Kwon pada 2018.

Keduanya membangun Terra networks melalui perusahaan pengembang blockchain berbasis di Korea Selatan yang bernama Terraform Labs.

Jaringan Terra memungkinkan pengembang blockchain untuk membangun blockchains dan DApps khusus untuk berbagai kasus penggunaan. Biasanya yang berfokus pada DeFi (decentralized finance), proyek non fungible-token (NFT), dan aplikasi Web 3.0.

Terra network bekerja menggunakan mekanisme algoritme Delegated Proof-of-Stake (DPoS), sebuah konsensus pada aset kripto di mana pengguna dapat menambang atau memvalidasi transaksi aset kripto sesuai dengan jumlah koin yang dimiliki.

Terra network terhubung juga dengan jaringan blockchain utama lainnya, termasuk Eetherium, Binance Smart Chain, dan Harmony.

Terra network menghasilkan dua aset kripto utama yakni Terra USD (disebut juga "UST") sebagai stablecoin dan Terra (LUNA) sebagai token.

Dengan begitu, Terra Luna merupakan token kripto yang diciptakan oleh Terraform Labs.

Baca juga: Mengenal Do Kwon, Sosok di Balik Terra Luna yang Disebut Elizabeth Holmes-nya Kripto

 

3. Masa kejayaan Terra Luna

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (13/5/2022), Terra Luna sempat berada pada masa kejayaan atau memiliki harga tinggi yakni 119 dollar AS atau sekitar Rp 1,7 juta per keping koin.

Kejadian itu terjadi pada periode April 2022, di mana sejak 2022 koin Terra Luna masih terbilang stabil dna ramai.

4. Penyebab harga token Terra Luna anjlok

Sementara itu, penyebab harga Terra Luna yang anjlok begitu cepat karena perubahan dinamika pasar uang kripto.

Ini juga didukung lantaran lesunya harga stablecoin Terra USD (UST), yang berkaitan erat dengan Terra Luna.

Pada Jumat (13/5/2022) siang pukul 13.10 WIB, harga UST berada di level 0,113679 dollar AS, atau setara Rp 1.665.

Hal ini terjadi setelah jumlah UST yang dikelola platform Decentralized Finance (DeFi), Anchor, amblas dari 14 miliar dollar AS ke 8 miliar dollar AS.

Akibatnya, investor kemungkinan banyak yang menukar stablecoin UST ke token Luna, seperti skenario di atas. Ini membuat ketersedian token Luna membludak, sehingga harganya ikut anjlok.

Seharusnya secara algoritma, ketika harga UST jatuh seperti saat ini, penstabilan harga bisa dilakukan dengan cara menghancurkan ketersedian UST yang berlimpah. Konsekuensinya, ketersediaan Luna juga otomatis ikut bertambah banyak.

Semakin banyak ketersediaan aset kripto, ini dapat membuat harga semakin rendah.

Baca juga: Harga Anjlok, Terraform Labs Tunda Penjualan Terra Luna Coin

 

5. Bakal dihentikan jika harganya Rp 10

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (13/5/2022), platform perdagangan aset digital "Pintu" (PT Pintu Kemana Saja) masih memperdagangkan aset Terra Luna di platformnya.

Namun, Pintu sudah mengumumkan bahwa platformnya juga akan ikut menghentikan transaksi jual-beli Terra Luna, bila harga token ini mencapai Rp 10.

Pengumuman itu disampaikan oleh platform Pintu melalui sebuah posting di blog resminya pada Kamis (12/5/2022), berikut bunyinya:

"Halo teman-teman Pintu, Transaksi jual/beli token Terra (LUNA) akan dihentikan jika harga token tersebut mencapai Rp10. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya."

Hingga Jumat (13/5/2022) siang, harga satu keping Luna di platform Pintu hanya Rp 1.

Artinya, investor juga sudah tidak bisa lagi transaksi token Luna di platform Pintu.

(Sumber: Kompas.com/Galuh Putri Riyanto, Lely Maulida | Editor: Reska K. Nistanto, Wahyunanda Lusuma Pertiwi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi