KOMPAS.com - Korea Utara pada Sabtu (14/5/2022) melaporkan 21 kematian baru akibat Covid-19 dan 174.440 warga dengan gejala demam.
Dengan tambahan itu, total kematian akibat Covid-19 di Korea Utara mencapai 27 orang.
Korea Utara mengatakan, 243.630 orang telah pulih dan 280.810 tetap dikarantina. Namun, media pemerintah tidak merinci berapa banyak kasus yang terkait dengan Covid-19.
Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster
Negara itu memberlakukan tindakan pencegahan maksimum pada Kamis (12/5/2022) setelah mengonfirmasi kasus Covid-19 pertamanya sejak awal pandemi, dikutip dari AP.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam pertemuan Politbiro menggambarkan wabah itu sebagai "pergolakan besar" secara historis dan menyerukan persatuan untuk mengendalikannya secepat mungkin.
Kantor epidemi darurat Korea Utara disebut menyalahkan sebagian besar kematian karena "kesalahan seperti minum obat secara berlebihan, kehilangan perawatan medis ilmiah".
Baca juga: Klaim Korea Utara Bebas Corona dan Keraguan untuk Memercayainya...
Kim Jong Un optimistis dapat kendalikan wabah
Namun, Kim Jong Un tetap optimistis bahwa negaranya dapat mengendalikan wabah.
Menurutnya, sebagian besar penularan terjadi di dalam komunitas yang terisolasi satu sama lain dan tidak menyebar dari daerah ke daerah.
Ia juga meminta para pejabat untuk mengambil pelajaran dari tanggapan pandemi yang berhasil dari negara lain dan mengambil contoh di China, sekutu utama Korea Utara.
Baca juga: Benarkah Indonesia Sudah Endemi Covid-19 secara De Facto?
Meski menyerukan tindakan pencegahan, Kim juga menekankan bahwa tujuan ekonomi negara itu harus dipenuhi.
Hal ini mengindikasikan bahwa pertanian, industri, dan konstruksi masih akan terus berlangsung.
Para ahli mengatakan, kegagalan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan di Korea Utara.
Pasalnya, sistem perawatan kesehatan negara itu termasuk buruk dan 26 juta penduduknya sebagian besar tidak divaksinasi.
Baca juga: Muncul Subvarian Baru Omicron XE, Apakah Sudah Ditemukan di Indonesia?
Infeksi varian Omicron
Menurut media pemerintah, tes sampel virus dari sejumlah orang yang demam di ibu kota Pyongyang dan dikumpulkan pada Minggu (8/5/2022) mengonfirmasi bahwa mereka terinfeksi varian omicron.
Negara itu sejauh ini secara resmi mengonfirmasi satu kematian yang terkait dengan infeksi Omicron.
Karena kekurangan vaksin, pil antivirus, unit perawatan intensif, dan alat kesehatan utama lainnya, respons pandemi Korea Utara sebagian besar akan mengisolasi orang dengan gejala di tempat penampungan.
Baca juga: WHO Kaji Peran Covid-19 dalam Kasus Hepatitis Misterius, Apa Hasilnya?
Korea Utara sebelumnya telah menghindari jutaan dosis yang ditawarkan oleh program distribusi COVAX yang didukung PBB.
Penolakan ini disebut karena kekhawatirannya atas persyaratan pemantauan internasional yang melekat pada vaksin tersebut.
Diperkirakan, Covid-19 telah menyebar cepat di Korea Utara setelah puluhan ribu warga sipil dan tentara berkumpul untuk parade militer besar-besaran di Pyongyang pada 25 April lalu.
Baca juga: 15 Kasus Hepatitis Anak di Indonesia, Ketahui Gejala dan Penularannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.