Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drama Ganjar Pranowo-PDIP, Mungkinkah Keduanya Berpisah pada Pemilu 2024?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/pemprov jateng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat halal bihalal virtual bersama seluruh jajaran, Senin (9/5/2022)
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Drama antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan kembali ramai diperbincangkan.

Kali ini, Ganjar tak diundang dalam acara halalbihalal DPD PDI-P Jateng yang berlangsung pada 7 Mei 2022.

Padahal, Ganjar merupakan kader PDI-P dan menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah.

Baca juga: Menakar Peluang PDI-P Calonkan Puan pada Pilpres 2024...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, acara halalbihalal ini hanya melibatkan kepala daerah dan struktur partai di tingkat kabupaten atau kota di Jateng.

Bukan kali ini saja, Ganjar sebelumnya juga pernah tak diundang dalam acara HUT ke-48 PDI-P yang digelar di Panti Marhaen Semarang tahun lalu.

Karena itu, banyak pihak menilai Ganjar seakan-akan "dianaktirikan" oleh PDI-P.

Baca juga: Isu Persaingan Capres PDI-P Memanas, Ganjar atau Puan?

Mungkinkah keduanya akan berpisah di Pemilu 2024, dan bagaimana nasib Ganjar selanjutnya?

Ganjar dan PDI-P

Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, sangat mungkin keduanya akan berpisah pada pemilu mendatang.

"Tapi itu semua tergantung pada Ganjar, bukan PDI-P. Karena sampai saat ini PDI-P melihat Ganjar sebagai salah satu kader terbaiknya," kata Hendri kepada Kompas.com, Minggu (15/5/2022).

Dalam pandangan Hendri, Ganjar sebaiknya tetap berada di PDI-P, mengikuti dinamika di dalamnya, dan menjadi tim sukses pemenangan partai.

Baca juga: Mengapa Penghitungan Suara Pilpres AS Membutuhkan Waktu yang Lama?

Sebab, tingginya elektabilitas yang didapat Ganjar saat ini tak lepas dari perjuangan dan kesolidan loyalis PDI-P.

Tak menutup kemungkinan, nasib Ganjar akan berbeda ketika ia berpisah dengan PDI-P.

"Kenapa saya katakan demikian? Jateng itu kan kandangnya PDI-P. Dia menjadi gubernur dua periode murni karena kesolidan kader PDI-P Jateng," jelas dia.

"Sudah ada yang merasakan diusung PDI-P kemudian pindah partai dan akhirnya kalah, yaitu Bibit Waluyo yang dikalahkan Ganjar," sambungnya.

Baca juga: Ahok Dilaporkan atas Tujuh Kasus Dugaan Korupsi, Ini Tanggapan KPK

Apabila memilih tetap di PDI-P, Ganjar harus menerima proses yang ada di dalamnya dan menerima kemungkinkan tidak dicalonkan dalam Pemilu 2024.

Terlepas dari itu, Hendri menyebut fokus PDI-P saat ini adalah memenangkan Pemilu 2024.

"Megawati berkali-kali mengajak kadernya untuk hattrick jadi pemenang. Jadi kemungkinan fokusnya lebih pada pemenangan PDI-P," ujarnya.

"Kalau kemudian ada kader atau capres yang didukung menang, mungkin ini bonus buat Megawati," pungkasnya.

Baca juga: Mengenal Tato Maori yang Dimiliki Menlu Selandia Baru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi