KOMPAS.com - Saat ini, dunia tengah dihadapkan dengan wabah hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya.
Penyakit yang sudah menyebar di berbagai negara baik di Eropa maupun Asia, termasuk Indonesia ini mengancam kelompok anak-anak.
Di Tanah Air, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut ada 7 orang anak yang meninggal akibat penyakit ini.
Baca juga: Kemenkes: 7 Orang Meninggal Diduga akibat Hepatitis Akut, Total Kasus Jadi 18
Dari banyak gejala yang ditimbulkan hepatitis akut misterius, salah satunya adalah terjadi diare pada anak.
Lalu jika anak mengalami diare, bagaimana cara mengetahuinya, apakah anak ini hanya mengalami diare biasa atau jangan-jangan tengah mengidap hepatitis akut misterius?
Dalam Seminar Media IDAI "Serba-Serbi Penyakit Lebaran pada Anak" yang digelar 10 Mei 2022 dan ditayangkan di Youtube Ikatan Dokter Anak Indonesia, IDAI, dijelaskan apa saja perbedaan yang bisa diketahui dari diare yang merupakan diare biasa dengan diare yang merupakan gejala dari hepatitis akut misterius.
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Ketua Unit Kerja Koordinasi Gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Muzal Kadim, SpA(K).
Baca juga: DKI Jakarta Jadi Wilayah Kasus Hepatitis Akut Misterius Terbanyak
Diare biasa
Dikatakan diare apabila frekuensinya lebih sering dari biasanya lebih dari 3 kali dengan konsistensi yang berbeda dari sebelumnya.
"Konsistensi lebih lembek, biasanya berbau lebih busuk, lebih menyengat, berbau asam lah, ada lendir, jadi ada perubahan," kata dokter Muzal.
Diare bisa disebabkan oleh banyak faktor, yang paling sering adalah virus Rotavirus dan Adenovirus.
"Saat ini kan heboh adenovirus adenovirus, secara umum Adenovirus ringan ya penyebab diare. Tapi sekarang ini tidak tahu, ditemukan pada kasus-kasus yang dilaporkan WHO sebagai KLB," jelas dia.
Muzal menjelaskan, diare yang disebabkan oleh Adenovirus biasanya ringan, hanya menunjukkan gejala muntah dan diare yang akan sembuh dalam 2-3 hari saja.
Selain itu, diare biasa pada anak juga memiliki gejala khas.
"Biasanya didahului dengan demam, kemudian anaknya muntah dua sampai tiga kali, baru kemudian besoknya diare, itu yang paling sering terjadi. Diarenya biasa cair, berbusa, berbau asam, ada kembung, merah di anusnya," jelas Muzal.
Baca juga: Hepatitis Akut Misterius Menyerang Anak-anak, Begini Alur Pemeriksaan ke Fasilitas Kesehatan
Diare gejala hepatitis
Muzal yang juga merupakan dokter spesialis anak konsultan pencernaan dan hati anak di RS Cipto Mangunkusumo itu menjelaskan, diare yang merupakan gejala hepatitis akut misterius akan dilanjutkan dengan tanda-tanda atau gejala yang lainnya.
Jadi setelah mengalami diare, sakit perut, dan demam, anak akan mengalami perubahan warna kelopak mata dan kulit menjadi kekuningan.
"Biasanya di kelopak mata itu, di sklera. Jadi kalau kelopak matanya ditarik di sklera mata yang putih itu jadi kuning," ungkapnya.
Perubahan warna kuning itu kemudian akan berlanjut ke area kulit badan.
Selain itu, warna urin pun akan berubah menjadi pekan menyerupai air teh atau cola.
Baca juga: Cara Mencegah Penularan Hepatitis Akut dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala kasus hepatitis akut
Ketua Umum IDAI, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, dalam Imbauan IDAI terkait hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, menyebut ada sejumlah tanda atau gejala seorang anak terkena penyakit yang saat ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Tanda atau gejala itu meliputi:
- warna urin berubah menjadi gelap seperti minuman cola
- feses berwarna pucat
Pada kondisi lebih lanjut gejala juga bisa bertambah:
- kuning pada mata dan kulit
- gatal
- nyeri sendi/pegal-pegql
- mual dan muntah
- nyeri perut
- merasa lesu, lelah, lemah, dan hilang nafsu makan
- diare
Kemudian jika Kondisi sudah berat, maka gejala yang muncul bisa berupa:
- penurunan kesadaran
- kejang-kejang