Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Elon Musk Ajak Warga Indonesia Pindah ke Planet Mars…

Baca di App
Lihat Foto
BPMI Setpres/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo dan Pendiri SpaceX Elon Musk saat sedang berada di kawasan SpaceX yanng berlokasi di Boca Chica, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/5/2022).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - CEO Tesla sekaligus pendiri Space Exploration Technologies Corp Elon Musk menyebut, Indonesia memiliki populasi besar yang menurutnya bisa turut serta untuk pindah ke Mars.

Pernyataan itu disampaikan Elon ketika ditanya oleh wartawan di tengah perjumpaannya dengan Presiden Joko Widodo di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/5/2022).

"Seperti yang saya katakan, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam berbagai hal. Indonesia memiliki populasi yang besar dan populasi itu terus tumbuh. Ini sangat baik, karena kami membutuhkan banyak orang untuk masa depan dan juga (pindah ke) Mars," kata Elon, dikutip dari tayangan video yang diunggah YouTube Sekretariat Presiden, Senin (16/5/2022).

Meski populasi besar yang dimiliki Indonesia itu menarik untuk diajak serta ke Mars, tetapi tidak ada paksaan dalam hal ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon menegaskan, siapa pun yang bersedia ikut dalam misi luar angkasa ke Mars adalah berdasarkan kesukarelaan atau menjadi relawan.

"Sukarela! kami pikir seperti itu. Jadi itu, berbasis sukarela. Anda tahu, Mars tidak berpenduduk, sehingga membutuhkan orang-orang kita," katanya.

Baca juga: Wahana Penjelajah Curiosity Potret Pintu Alien di Mars, Seperti Apa?

Proyek ambisius

Menghuni planet Merah merupakan proyek masa depan yang hingga kini probabilitasnya masih terus dicari tahu melalui berbagai penelitian luar angkasa.

Mars diyakini menyimpan jejak kehidupan yang bisa dihuni dan ditinggali ketika Bumi sudah penuh atau tak mampu lagi menampung lebih banyak manusia.

Untuk saat ini, sudah ada sejumlah pesawat ruang angkasa tanpa awak yang diluncurkan oleh berbagai negara, berhasil mendarat di Mars.

Keberhasilan pendaratan itu sekaligus memberikan informasi kepada manusia di Bumi seperti apa gambaran kondisi permukaan planet itu.

Mewujudkan angan migrasi manusia dari Bumi ke Mars juga menjadi salah satu ambisi besar dari Elon.

Dilansir dari Bloomberg, Elon menargetkan manusia akan mulai menjejakkan kaki di planet terdekat keempat dari Matahari ini, paling cepat pada tahun 2026.

Baca juga: Bukti Keberadaan Air di Mars Ditemukan Penjelajah Zhurong Milik China

Ahli sebut terlalu berisiko

Para ahli menyebut, target tersebut masih terlalu dini, karena masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai perjalanan luar angkasa.

Elon mengakui bahwa ini mengandung risiko yang tinggi.

"Sejujurnya, sejumlah orang mungkin akan mati pada permulaan," ujarnya pada sebuah wawancara dengan pendiri X Prize Foundation Peter Diamandis.

Ada berbagai ancaman yang mungkin akan dihadapi oleh manusia ketika menghuni Mars.

Pertama jarak dari Bumi ke Mars terlalu jauh untuk sebuah perjalanan ruang angkasa.

Setidaknya butuh waktu 6-9 bulan perjalanan, sehingga berisiko membuat manusia yang melakukannya bisa terekspos suar Matahari dan membuatnya mati sebelum tiba di tujuan.

Kedua, adalah adanya badai debu yang mungkin terjadi mengingat sebagian besar wilayah Mars terdiri dari debu.

Badai yang besar dapat menghalangi sinar Matahari menjangkau permukaan planet ini.

Profesor di University of Michigan, Nilton Renno, menyebut saat kondisi itu terjadi, permukaan Mars akan gelap seperti tengah malam selama 2 bulan.

"Jika Anda di sana dengan panel surya, kemungkinan terbesarnya Anda tidak bisa bertahan," kata Renno.

Terakhir adalah masalah suplai makanan, air, dan oksigen sebagai kebutuhan utama manusia untuk bisa bertahan hidup.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi