Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Pasir Belakangan Sering Terjadi di Irak, Apa Sebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/AHMAD AL-RUBAYE
Sebuah foto yang diambil pada 1 Mei 2020 menunjukkan masjid 17 Ramadhan di ibukota Irak, Baghdad, selama badai pasir yang parah.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Badai pasir kembali menerjang Irak pada Senin (16/5/2022).

Setidaknya 4.000 orang dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah pernapasan akibat badai pasir yang melanda.

Selain itu, dikutip dari France24, badai pasir yang terjadi juga mengakibatkan penutupan bandara, sekolah, dan kantor polisi di seluruh negeri.

Badai pasir yang terjadi Senin lalu adalah yang kedelapan terhitung sejak pertengahan April lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai pasir tersebut menyebabkan awan debu tebal menyelimuti ibu kota Irak, Baghdad dengan suasana sekitar menjadi berwarna oranye.

Baca juga: Mengenal Kota Sharm el-Sheikh, Bali-nya Mesir

Lantas mengapa Irak belakangan kerap mengalami beberapa kali badai pasir?

Penyebab badai pasir Irak

Badai pasir sebenarnya bukan hanya terjadi di Irak, namun juga sejumlah wilayah di Timur Tengah.

Di UEA, peringatan datangnya badai juga muncul pada Rabu (18/5/2022), usai Abu Dhabi diselimuti badai debu.

Adapun di Arab Saudi, setidaknya 1.285 orang dirawat di rumah sakit di Riyadh akibat mengalami masalah pernapasan karena badai pasir.

Baca juga: Tempat Wisata Favorit Sumatera Barat, Negeri di Atas Awan sampai Pantai Pasir Putih

Dikutip dari The National News, orang-orang di kawasan Teluk Arab kerap kali menyebut badai pasir dengan “Shamal” yang berarti angin utara.

Hal ini merujuk pada fenomena arah angin saat badai terjadi.

Meski demikian belum diketahui sepenuhnya mengenai apa penyebab badai.

Akan tetapi, sejumlah ahli mengaitkannya dengan deforestasi dan penggurunan.

Baca juga: Kilas Timur Tengah Sepekan, dari Kasus Corona di Iran hingga Ancaman Erdogan

Ahli dari Institut Timur Tengah Banafsheh Keynoush mengatakan, badai pasir sering berasal dari negara yang memiliki vegetasi terbatas.

Kondisi tersebut membuat angin kencang badai terbentuk dan terbawa ke area pemukiman karena tak adanya hambatan dari vegetasi.

Adapun sejumlah ahli lain di wilayah Iran dan Irak menilai, badai pasir mungkin diperparah akibat kesalahan pengelolaan sumber daya air di kedua negara itu.

Di mana di Iran dan Irak, sungai-sungai mengering sehingga frekuensi badai menjadi besar.

Baca juga: Cuaca Panas, Bahayakah Tidur Semalaman Pakai Kipas Angin?

Peningkatan frekuensi badan pasir

Sementara itu, ahli meteorologi di Pusat Prediksi Badai Pasir dan Debu Organisasi Meteorologi Dunia Enric Terradellas mengatakan, peningkatan frekuensi badai pasir disebabkan penurunan aliran sungai di Iran dan Irak karena adanya pembangunan bendungan.

“Salah satu sumber utama badai pasir dan debu adalah Irak, di mana aliran sungai berkurang karena perlombaan dalam pembangunan bendungan di kawasan hulu,” kata Terradellas.

Ia menyebut, hilangnya rawa-rawa dan mengeringnya danau serta sedimen yang tertinggal adalah sumber debu yang berperan menimbulkan badai pasir di wilayah itu.

Meskipun badai pasir yang terjadi telah mempengaruhi sektor kesehatan dan ekonomi wilayah tersebut, namun sejumlah ahli mengatakan badai tersebut membawa nutrisi dari Sahara.

“Debu mengandung nutrisi dan partikel kecil, ini memiliki dampak yang sangat positif bagi organisme mikroskopis mirip tumbuhan yang disebut fitoplankton yang hidup di laut," ujar Cecile Guieu, ilmuwan di Pusat Pemodelan Iklim Prototipe NYU Abu Dhabi.

Baca juga: Cuaca Panas, Bahayakah Tidur Semalaman di Lantai?

Upaya pemerintah

Diketahui, sejumlah negara Timur Tengah saat ini mencoba mengatasi masalah badai pasir ini.

Arab Saudi memiliki rencana yang disebut “Inisiatif Hijau Saudi dan Inisiatif Timur Tengah Hijau” guna mengurangi emisi karbon 60 persen dengan cara menanam 50 miliar pohon.

Upaya penghijauan terbesar di dunia ini diharapkan bisa mengurangi terjadinya badai pasir di Arab Saudi maupun Timur Tengah.

Adapun UEA tengah berinvestasi dalam bidang teknologi yang berupaya menyiapkan negara itu menghadapi potensi badai pasir, salah satunya adalah peluncuran sistem prakiraan badai pasir secara real time pada 2016.

Baca juga: Update Situasi Terkini Wabah Virus Corona di 9 Negara Timur Tengah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi