Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Cacar Monyet, Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock.com
Ilustrasi cacar monyet
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Amerika Serikat, Inggris, Portugal, dan Spanyol telah melaporkan adanya penyebaran kasus cacar monyet atau monkeypox di negaranya.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah melaporkan keterkaitan kasus cacar monyet dengan perjalanan luar negeri pada 7 Mei 2022, dikutip dari Kompas.com (20/5/2022).

Orang yang terinfeksi penyakit cacar monyet tersebut tertular ketika berada di Nigeria.

Baca juga: Mengenal Virus Hendra, Disebut Dapat Menular dari Kuda ke Manusia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Kesehatan Amerika Serikat memperingatkan jika virus penyebab cacar monyet dapat berpotensi menyebar hingga ke luar Inggris.

Sejauh ini Inggris telah melaporkan adanya 9 kasus cacar monyet, Portugal 5 kasus terkonfirmasi dan lebih dari 20 kasus masih diduga cacar monyet, Amerika Serikat dengan satu kasus cacar monyet, serta Spanyol melaporkan 23 orang yang diduga terinfeksi penyakit cacar monyet.

Baca juga: Apakah Mutasi Virus Corona Memicu Terjadinya Hepatitis Akut Misterius?

Lalu, apa itu penyakit cacar monyet, bagaimana gejalanya, dan bagaimana pencegahannya?

Apa itu cacar monyet

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus monkeyplox.

Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.

Kasus infeksi cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958, ketika dua wabah mirip cacar menginfeksi koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian.

Akibat penemuan tersebut, peneliti menamai penyakit mirip cacar itu dengan monkeypox atau cacar monyet.

Baca juga: Indonesia Pernah Dinyatakan Bebas PMK, Mengapa Penyakit Itu Datang Lagi?

Sedangkan, kasus infeksi pada manusia pertama terjadi pada 1970 di Republik Demokratik Kongo, ketika negara tersebut sedang gencar untuk menghilangkan penyakit cacar.

Sejak saat itu, cacar monyet telah dilaporkan menginfeksi manusia di negara-negara Afrika Tengah, Barat dan lainnya.

Selain di benua Afrika, kasus infeksi cacar monyet juga ditemukan di berbagai belahan dunia seperti Amerika Serikat, Israel, Singapura, dan Inggris.

Baca juga: Cara Deteksi Dini Penyakit Talasemia

Penyebab cacar monyet

Dikutip dari laman WHO, hingga saat ini sumber alami cacar monyet masih belum diketahui. Namun, spesies hewan pengerat Afrika dan berbagai spesies monyet diduga berperan dalam penularan.

Penyebab penularan cacar monyet dapat terjadi ketika manusia melakukan kontak langsung dengan hewan yang sudah terinfeksi.

Selain itu, penularan juga dapat terjadi karena manusia mengonsumsi hewan yang terinfeksi dengan cara pengolahan yang tidak baik.

Orang yang tinggal di dekat kawasan hutan di Afrika juga memiliki kemungkinan terinfeksi cacar monyet dari berbagai hewan, walaupun kemungkinan itu rendah.

Sedangkan untuk penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kotak fisik, melalui pernapasan, dan melalui benda yang sudah terkontaminasi.

Baca juga: Penyakit Mulut dan Kuku Tak Menular ke Manusia, Hewan yang Terdampak Aman Dikonsumsi?

Gejala cacar monyet

Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri, dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu.

Masa dari infeksi sampai timbulnya gejala dari penyakit cacar monyet biasanya terjadi pada rentang waktu 6 hingga 13 hari, namun juga dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.

Berikut ini adalah gejala infeksi cacar monyet:

1. Periode invasi (berlangsung 0-5 hari)

Pada periode ini, penderita cacar moyet akan merasakan demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot dan kekurangan energi.

Pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati merupakan ciri khas dari cacar monyet yang membedakan dari penyakit cacar lainnya.

Baca juga: Apakah Penyakit Kronis seperti Jantung dan Kanker Ditanggung BPJS Kesehatan?

2. Muncul ruam pada kulit

Gejala timbulnya ruam pada kulit yang disebabkan penyakit cacar monyet ini biasanya muncul setelah adanya demam.

Ruam cenderung lebih terkonsentrasi di wajah daripada di badan, dapat muncul juga di telapak tangan, telapak kaki, selaput lendir mulut, alat kelamin, dan kornea.

Ruam akan berkembang dari benjolan datar, menjadi sedikit mengembang, kemudian berisikan cairan bening, lalu carian bening tersebut berubah menjadi kekuningan, serta akan mengering dan rontok ketika sembuh.

Baca juga: Ciri-ciri Penyakit Ginjal dan Cara Pencegahannya

Pencegahan penyakit cacar monyet

Studi ilmiah saat ini sedang meneliti kelayakan vaksinasi untuk pencegahan dan pengendalian penyakit cacar monyet.

Bahkan, di beberapa negara juga sedang mempertimbangkan kebijakan untuk menawarkan vaksin tersebut kepada orang-orang yang berisiko seperti personel laboratorium dan petugas kesehatan.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah tertularnya infeksi cacar monyet.

Baca juga: Gejala Klasik dan Nonklasik pada Penyakit Diabetes, Apa Saja?

Berikut ini adalah cara pencegahannya dikutip dari CDC:

  • Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus monkeypox, termasuk hewan yang sakit atau mati di daerah cacar monyet terjadi.
  • Hindari kontak dengan barang apapun yang sudah pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
  • Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang memiliki kemungkinan berisiko terinfeksi.
  • Cuci tangan sabun atau pembersih tangan beralkohol setelah melakukan kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan perawatan pasien cacar monyet.

Selain itu, masyarakat juga dapat melakukan vaksinasi sebagai upaya pencegahan terinfeksinya penyakit cacar monyet.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Penyakit Diabetes, Jenis, Gejala, dan Cara Mengobatinya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cacar Monyet

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi