Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planet Apa di Tata Surya yang Bisa Mengapung di Air?

Baca di App
Lihat Foto
NASA
Citra badai Saturnus yang mulai terdeteksi tahun 2010 dan berkembang hingga pertengahan 2011. Badai ini merupakan yang terbesar sejak tahun 1990.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Planet-planet di tata surya memiliki beragam keistimewaan.

Ada planet yang berbatu, tapi ada juga yang mayoritas berupa gas.

Bumi adalah salah satu planet berbatu di tata surya. Tapi ada raksasa gas yang dinilai oleh para ilmuwan bisa mengapung di air.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Satelit Terbesar Saturnus Titan Ditemukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planet apa yang bisa mengapung di air?

Dilansir dari laman NASA, 15 April 2022, planet yang bisa mengapung di air adalah Saturnus.

Meski Saturnus adalah planet terbesar kedua di tata surya, planet itu juga merupakan planet paling ringan dan satu-satunya yang bisa mengapung di air.

Hal itu karena sebagian besar unsurnya terbuat dari gas, yakni sekitar 75 persen hidrogen dan 25 persen helium. Dengan demikian, kerapatannya lebih kecil daripada air.

Baca juga: Planet Mana yang Memiliki Gunung Berapi Terbanyak?

Selain itu diyakini bahwa manusia bahkan tidak bisa berdiri di atas Saturnus, karena sebagian besar planet itu berupa gas.

Dikutip Space, 15 November 2012, raksasa gas Saturnus mengandung banyak komponen yang sama dengan matahari.

Saturnus tidak memiliki massa yang diperlukan untuk menjalani fusi yang diperlukan untuk memberi daya pada sebuah bintang.

Selain terbuat dari hidrogen dan helium, Saturnus juga mengandung jejak es yang terdiri dari amonia, metana, dan air.

Berbeda dengan planet terestrial berbatu, raksasa gas seperti Saturnus tidak memiliki struktur inti kerak-mantel berlapis, karena mereka terbentuk secara berbeda dari planet berbatu.

Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan

Permukaan Saturnus

Saturnus diklasifikasikan sebagai raksasa gas karena hampir seluruhnya terbuat dari gas. Atmosfernya mengalir ke permukaannya dengan sedikit berbeda.

Jika sebuah pesawat ruang angkasa mencoba untuk mendarat di Saturnus, pesawat itu tidak akan pernah menemukan tanah yang kokoh.

Tentu saja, pesawat itu akan beruntung bisa bertahan lama sebelum tekanan yang meningkat dari planet menghancurkannya.

Para ilmuwan menganggap permukaan planet dimulai ketika tekanan melebihi satu bar, perkiraan tekanan di permukaan laut di Bumi.

Baca juga: Apakah Bumi Berbentuk Bulat?

Bagian dalam Saturnus

Pada tekanan yang lebih tinggi, di bawah permukaan, hidrogen di Saturnus menjadi cair.

Semakin mendekati pusat planet, tekanan semakin meningkat. Hal itu menyebabkan gas cair menjadi hidrogen metalik.

Tapi Saturnus tidak memiliki hidrogen metalik sebanyak planet terbesar, Jupiter. Saturnus memiliki lebih banyak es.

Baca juga: Mengenal Gravitasi, Manfaatnya hingga Bisakah Hilang dari Bumi?

Seperti Jupiter, Saturnus diduga memiliki inti berbatu yang dikelilingi oleh hidrogen dan helium.

Namun, pertanyaan tentang seberapa solid inti mungkin masih diperdebatkan. Meskipun terdiri dari bahan berbatu, inti itu sendiri mungkin cair.

Jarak Saturnus ke Matahari sangat signifikan, hal itu menjaga suhu rata-rata Saturnus tetap rendah. Tapi diyakini inti berbatu suhunya panas hingga mencapai 21.000 derajat Fahrenheit (11.700 derajat Celsius).

Baca juga: Apa Itu Black Hole dan Bisakah Lubang Hitam Memakan Bumi?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Suhu Terdingin yang Pernah Tercatat di Bumi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi