Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Lokasi Sebenarnya "KKN di Desa Penari"?

Baca di App
Lihat Foto
Instagram @kknmovie
KKN di Desa Penari tembus 3 juta penonton dalam 9 hari penayangan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Film KKN di Desa Penari yang tayang perdana pada 30 April lalu, ramai menjadi perbincangan masyarakat.

Bahkan, menurut akun Instagram resmi @kknmovie, sebanyak 7 juta orang sudah menonton film horor besutan sutradara Awi Suryadi ini.

Jumlah tersebut sekaligus menggeser posisi film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 sebagai film Indonesia paling banyak ditonton di bioskop, menurut Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi).

Baca juga: 25 Rekomendasi Film Horor Jepang yang Sayang untuk Dilewatkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepopuleran film ini tak lepas dari sosok anonim @SimpleM81378523 alias SimpleMan, sebagai penulis cerita KKN di Desa Penari di utas Twitter miliknya pada 2019.

Pengakuannya, kisah horor KKN di Desa Penari merupakan cerita nyata yang semua identitas pelaku dan latar lokasi dirahasiakan.

Masyarakat pun dibuat bertanya-tanya tentang kisah nyata tersebut, termasuk di mana lokasi sesungguhnya KKN di Desa Penari.

Baca juga: Viral Cerita KKN di Desa Penari, Kenapa Kita Suka Cerita Horor?

Lantas, di mana lokasi asli KKN di Desa Penari?

Lokasi asli KKN di Desa Penari

Tak hanya masyarakat biasa, Menteri BUMN Erick Thohir pun dibuat penasaran dengan latar kejadiaan KKN di Desa Penari.

Melalui unggahan di akun Instagram-nya, 17 Mei 2022, disebutkan bahwa lokasi asli film ini berada di Rowo Bayu.

Baca juga: Apakah Cerita Horor KKN di Desa Penari Benar-benar Terjadi?

Baca juga: 5 Film Indonesia yang Tayang di Bioskop Saat Libur Lebaran 2022

Rowo Bayu sendiri merupakan sebuah rawa yang terletak di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Hal tersebut berdasarkan wawancara yang ia lakukan dengan Pengelola dan Penjaga Rowo Bayu, Sudirman.

Sudirman menceritakan, KKN di Desa Penari berangkat dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh enam mahasiswa dari Surabaya pada 2008.

"Iya, ini kisah nyata. Cerita Desa Penari dari KKN 2008 itu ada enam mahasiswa dari Surabaya," ujarnya kepada Erick.

Lebih lanjut Sudirman menuturkan, dua mahasiswa yang meninggal karena masuk ke Desa Penari yang tak jauh dari kawasan Rowo Bayu.

Sontak, wawancara Erick Thohir dengan Sudirman pun kembali menjadi perbincangan hangat masyarakat.

Baca juga: IndoXXI Resmi Tutup, Ini 6 Layanan Streaming Film Legal

Beda lokasi menurut sutradara

Menanggapi soal lokasi Desa Penari yang disebut berada di Rowo Bayu, sutradara Awi Suryadi angkat bicara.

Ia mengatakan, lokasi KKN di Desa Penari versi penutur asli yakni SimpleMan, berbeda dengan yang diceritakan dalam unggahan video Menteri BUMN.

"Saya enggak tahu ini bakal jadi masalah atau enggak. Cuma, bisa saya bilang, lokasi yang saya dapat dari SimpleMan bukan lokasi yang disebut oleh Pak Erick Thohir. Nama lokasinya beda," kata Awi dalam pertemuan virtual, Jumat (20/5/2022), dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Mengapa Film Zombie Sangat Populer hingga Kini?

Awi mengatakan, dirinya tidak mengetahui secara pasti di mana lokasi yang sesungguhnya.

Namun demikian, sebagai seorang sutradara, Awi mempercayai narasumber sekaligus penulis cerita ini, yakni SimpleMan.

"Narasumber saya bilang kejadiannya di lokasi A. Saya lihat di Google Maps, saya pergi ke lokasinya. Sudah gitu, ya sudah, saya percaya SimpleMan saja," tutur Awi.

Meski awalnya, ia mengakui sedikit bingung lantaran nama lokasi yang muncul dalam wawancara Erick Thohir berbeda.

"Jadi saya enggak tahu tuh mana yang benar, saya enggak tahu mana yang gimana. Pokoknya begitu deh, nama yang saya dapat dari SimpleMan sih bukan nama itu," imbuh Awi.

Baca juga: 6 Rekomendasi Film dan Drama Korea tentang Zombie

(Sumber: Kompas.com/Baharudin Al Farisi | Editor: Tri Susanto Setiawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi