Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Perigee, Disebut Menjadi Penyebab Banjir Rob di Pesisir Jateng

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/AJI STYAWAN
Foto udara kondisi banjir limpasan air laut ke daratan atau rob yang merendam kawasan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022). Banjir rob dengan ketinggian bervariasi hingga mencapai 1,5 meter itu disebabkan oleh tingginya pasang air laut serta adanya tanggul yang jebol di kawasan tersebut.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Semarang mengungkapkan bahwa fenomena perigee diduga menjadi salah satu pemicu banjir rob di pesisir utara Jawa Tengah.

Wilayah pesisir utara yang dilaporkan mengalami banjir rob di antaranya Tegal, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kota Semarang, Demak, Pati, dan Rembang.

Lalu, apa itu fenomena perige, bagaimana proses terjadinya, dan apa saja dampaknya?

Baca juga: Rob Menggila di Pesisir Utara Jateng, BMKG Sebut Fenomena Perigee Jadi Penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Perigee

Perigee adalah kondisi di mana Bulan berada di titik terdekat dengan Bumi.

Koordinator Bidang Informasi Meteorologi Maritim BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan, lintasan orbit Bulan pada Bumi tidaklah bulat, namun berbentuk elips.

Oleh karena itu, pada siklus perputarannya, ada saat bulan berada pada titik terdekat dengan bumi.

"Kondisi inilah yang disebut dengan perigee, fenomena ini dapat menyebabkan pasang maksimum," kata Andri. 

Dampak perigee terhadap pasang air laut

Andri mengatakan, adanya fenomena perigee bisa berdampak pada meningkatnya pasang surut air laut. 

"Jika dampak perigee ini disertai adanya gelombang tinggi, maka akan menyebabkan potensi banjir pesisir utamanya di Pantura yang memiliki daerah pantai dengan elevasi rendah," jelasnya.

Menurutnya, dampak adanya perige ini juga berpotensi meluasnya rob dengan ketinggian mencapai 0,5 meter hingga 1 meter. Tinggi rob pun bisa bervariasi.

Baca juga: Update, Ini Daerah yang Masih Tergenang Banjir Rob di Jawa Tengah

 

Perigee bukan penyebab tunggal banjir rob Jateng

Terkait terjadinya banjir rob di sejumlah titik di Jawa Tengah, Andri mengatakan, penyebabnya tidak hanya karena fenomena perigee.

Namun menurutnya faktor lain yang menjadi penyebabnya yakni karena adanya kondisi gelombang tinggi dan pasang surut.

"Tidak hanya perigee, tetapi juga bersamaan dengan adanya kondisi gelombang dengan ketinggian 1,25 meter sampai 2,50 meter," ujar Andri.

"Banjir rob pesisir bisa diakibatkan oleh gelombang tinggi, pasang surut, dan perige," kata dia.

Untuk proses pembentukannya, masing-masing kondisi tentu berbeda.

Gelombang tinggi muncul dipicu karena angin, sedangkan pasang surut terjadi karena gaya gravitasi.

Baca juga: Analisis BRIN soal Banjir Rob Semarang, Benarkah karena Fenomena Astronomis?

Forecaster atau Prakirawan Meteorologi Maritim BMKG Jakarta, Yuli Kartiningsih mengatakan, berdasarkan analisis dan prediksi pasang surut yang dilakukan oleh Tim BMKG, kondisi banjir pesisir ini dapat berlangsung hingga tanggal 25 Mei 2022.

Menurut Yuli, banjir rob berpotensi terjadi di sebagian utara Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Kondisi hari ini, Selasa (24/5/2022), masih terdapat potensi hujan lebat di Jawa Tengah serta tinggi gelombang mencapai 1.25 meter–2.5 meter dan kecepatan angin 10–20 knot di pesisir utara Jawa Tengah," ujar Yuli saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (24/5/2022) siang.

Penjelasan BRIN

Di sisi lain, Peneliti Astronomi Badan Riset da Inovasi Nasonal (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan, ada 3 faktor utama yang biasanya memengaruhi banjir rob.

  1. Hampir segarisnya bulan-bulan-matahari, saat purnama dan bulan baru. Efek pasang-surut bulan diperkuat oleh efek pasang-surut matahari.
  2. Kondisi jarak terdekat bulan dari bumi (perigee bulan). Jarak terdekat bulan menyebabkan efek gravitasi bulan pada pasang-surut meningkat.
  3. Kondisi gelombang laut.

Kondisi purnama terjadi pada 16 Mei 2022. Kondisi perigee bulan terjadi pada 17 Mei.

"Gabungan 2 fenomena tidak menimbulkan kondisi rob yang parah seperti di Semarang pada sekitar purnama lalu, sekitar 16 Mei 202," ujar Thomas kepada Kompas.com, Selasa (24/5/2022).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi