Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Keampuhan Imperialisme Utang

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/ERANGA JAYAWARDENA
Seorang pria Sri Lanka bereaksi terhadap gas air mata saat dia berjalan melewati lokasi protes anti-pemerintah yang dirusak di luar kantor presiden di Kolombo, Sri Lanka, Senin, 9 Mei 2022.
Editor: Sandro Gatra

BANGSA Indonesia merupakan bangsa yang pernah secara langsung lahir batin mengalami derita dijajah sebelum merdeka sejak 17 Agustus 1945.

Bahkan kerajaan Belanda semula tidak rela melepaskan Hindia-Belanda dari belenggu
kolonalisme mereka.

Setelah Perang Dunia II berakhir, pada hakikatnya era kolonialisme sudah berakhir pula. Pada masa pasca-Perang Dunia II, kolonialisme didukung oleh militer dan/atau agama dianggap sudah anakronis alias sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.

Semangat memperluas wilayah kekuasaan perlu kedok baru. Kedok semangat memperluas wilayah kekuasaan diganti dengan imperialisme ekonomi seperti yang sukses dilakukan oleh dua negara yang justru kalah pada Perang Dunia II, yaitu Jerman dan Jepang.

Jerman menguasai Eropa dengan produk otomotif bermutu tinggi. Sementara Jepang menguasai Asia juga dengan produk otomotif serta alat-alat elektronik kebutuhan sehari-hari yang disusul oleh Taiwan, Korea Selatan dan China.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura berperan sebagai tengkulak yang menghubungkan produsen dengan konsumen.

Sementara Amerika Serikat sebagai pemenang Perang Dunia II memperlebar ruang gerak kekuasaan melalui jalur politik dengan memasarkan demokrasi dan budaya pop melalui industri perfilman dan musik popular dipelopori oleh Elvis Presley disusul The Beatles dari Inggris.

Bahasa Inggris juga dimanfaatkan oleh USA dan Inggris didukung para anggota Negara Commonwealth untuk secara bergerilya menguasai planet bumi melalui jalur imperalisme bahasa.

Yang gigih melawan imperialisme bahasa Inggris adalah Perancis yang sudah berhasil meruntuhkan monopoli bahasa Inggris sebagai bahasa resmi PBB.

Pemenang Perang Dunia II lainnya, yaitu Rusia akibat mengalami musibah bubarnya Uni Sowyet terpaksa masih bertumpu pada imperialisme militer seperti yang secara primordial dilakukan Putin terhadap Ukraina.

Menarik adalah Republik Rakyat China setelah berhasil mengawinkan komunisme dengan kapitalisme yang dirintis Deng Xiaoping sambil belajar dari kegagalan imperialisme militer maka asyik merentangkan sayap kekekuasaan ke Asia dan Afrika dengan menatalaksanakan imperialisme utang.

Jurus baru imperialisme RRChina telah terbukti tidak kalah efisien dan efektif untuk memperluas Lebensraum ketimbang imperialisme militer yang dilakukan oleh Jerman dan Jepang sehingga malah meledakkan Perang Dunia II.

Kelebihan sisi positif imperialisme utang terhadap imperialisme militer adalah tidak menumpahkan setetes darah pun meski cukup deras memeras air mata pihak yang tidak mampu melunaskan utang.

Bagi yang tidak percaya pada keampuhan imperialisme utang silakan berkunjung ke Myanmar, Bangladesh, Pakistan, Afghanistan, Srilanka dan negara-negara Afrika untuk melihat dengan mata kepala masing-masing kenyataan yang terjadi di sana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi