Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Cacar Monyet, Tingkat Fatalitas hingga Vaksin yang Bisa Melindungi

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS via BBC INDONESIA
Telapak tangan pasien yang menderita cacar monyet.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Belum usai dengan Covid-19 dan hepatitis akut misterius pada anak, kini dunia kembali dibuat was-was dengan merebaknya penyakit monkeypox atau cacar monyet di sejumlah negara dunia.

Sejauh ini, Indonesia belum mengonfirmasi adanya kasus cacar monyet di Tanah Air.

Namun, tidak ada salahnya jika kita menaruh waspada dan berhati-hati terhadap penyakit yang satu ini.

Berikut ini adalah hal-hal yang sudah diketahui tentang cacar monyet:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan penyakit baru

Dilansir dari John Hopkins University, cacar monyet bukanlah sebuah penyakit yang baru ditemukan dan diketahui, karena penyakit ini sudah ada sejak lama dan menjadi endemik di sejumlah negara dunia.

Permasalahannya, kini cacar monyet ditemukan menyebar di banyak negara dunia yang bukan merupakan negara endemik dari penyakit itu.

Bahkan, pada kasus-kasus infeksi yang ditemukan saat ini, pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemik.

Inilah mengapa para peneliti terus mendalami untuk mencari tahu bagaimana cara penyebaran virus penyebab cacar monyet yang satu ini.

Baca juga: Cacar Monyet Sudah Terdeteksi di Australia, Apa Saja Gejalanya?

Bukan berasal dari monyet

Meski bernama cacar monyet namun Penyakit ini bukan berasal atau ditularkan oleh monyet.

Disebut monkeypox karena pertama kali ditemukan pada monyet di Afrika, tetapi reservoirnya ada pada hewan pengerat, khususnya hewan pengerat di Afrika Tengah dan Barat.

Mirip cacar

Cacar monyet dikatakan penyakit yang mirip dengan penyakit cacar yang terkait dengan Orthopoxvirus.

Gejalanya pun mirip, hanya saja cacar monyet dikatakan memiliki gejala yang lebih ringan.

Jadi sangat jarang pasien cacar monyet yang membutuhkan perawatan medis hingga ke rumah sakit.

Secara umum, cacar monyet dibedakan menjadi 2 strain: Congo Basin dan Afrika Barat. Strain Congo Basin cenderung lebih parah dibandingkan dengan strain Afrika Barat.

Baca juga: Gejala Monkeypox atau Penyakit Cacar Monyet Menurut WHO

Gejala cacar monyet

Penyakit cacar monyet dimulai dengan gejala seperti flu, demam, tidak enak badan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Setelah beberapa hari, akan muncul ruam yang terlihat seperti cacar air atau cacar dan berlangsung selama satu atau dua minggu.

Setelah itu, cacar akan mengering dan penderita pun dapat dikatakan pulih.

Tingkat fatalitas

Cacar monyet terbilang tidak fatal atau tidak mengakibatkan kematian.

Pada strain Afrika Barat, tingkat kematiannya adalah 1 persen, namun angka itu hanya menggambarkan kondisi di Afrika saja.

Pada kasus infeksi yang terjadi di negara-negara maju, hampir semuanya adalah bergejala ringan dan tidak menyebabkan keparahan apalagi kematian.

Baca juga: Cacar Monyet Dikaitkan dengan Gay dan Biseksual, Bagaimana Tanggapan Ahli?

Cara penyebaran

Virus penyebab cacar monyet menyebar melalui tetesan besar cairan pernapasan dan cairan tubuh.

Oleh karena itu, kebanyakan infeksinya terjadi pada orang-orang yang memiliki kontak dekat.

Meski cara penyebarannya sama-sama melalui droplet, namun kecepatan penyebaran virus cacar monyet ini tidak secepat virus penyebab Covid-19.

Yang perlu diingat, virus cacar monyet ini lebih efektif menyebar melalui kontak langsung, misalnya seperti seorang penderita yang bersin di depan wajah kita, terkena cairan air liur penderita dengan cara berciuman, dan sebagainya.

Sementara jika hanya satu ruangan bersama penderita cacar monyet, potensi tertular di bawah 10 persen.

Apakah sakit?

Cacar monyet dikatakan tidak begitu menyakitkan. Terlebih bagi seseorang yang hanya memiliki beberapa cacar saja di tubuhnya.

Sementara bagi penderita yang memiliki banyak cacar atau ruam di sekujur tubuhnya, mungkin akan merasa lebih menyiksa.

Baca juga: 7 Fakta Penyakit Cacar Monyet, Gejala, Penyebab, dan Penularannya

Kelompok rentan

Untuk studi di Afrika, kebanyakan penderita cacar monyet adalah usia anak-anak.

Ada kemungkinan hal ini terjadi karena orang dewasa telah mendapat vaksin cacar sebelumnya.

Namun hal itu belum dapat dipastikan, karena bisa saja itu merupakan sifat yang melekat pada patogen atau perilaku lainnya.

Vaksin cacar monyet

Sebagaimana cacar, cacar monyet juga telah memiliki vaksin yang dilisensikan khusus untuk penyakit ini.

Ada dua jenis vaksin yang tersedia. Pertama, adalah vaksin cacar monyet dengan dua suntikan. Suntikan pertama diberikan di awal, kemudian yang kedua diberikan 4 minggu kemudian.

Sementara yang kedua adalah vaksin hanya dengan satu kali suntikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi