Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jemaah Haji Harus Tahu, Ini Bahayanya "Heat Stroke"

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK / AHMAD FAIZAL YAHYA
Ka'bah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Fenomena Matahari di atas Ka'bah, arah kiblat.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Calon jemaah haji yang akan melaksanakan ibadah haji tahun 2022 diimbau untuk menjaga kondisi kesehatan tubuhnya selama berada di Arab Saudi kelak.

Terutama, jemaah haji harus mengonsumsi air yang cukup agar tubuh dapat terhidrasi dengan baik, sehingga dapat terhindar dari kondisi heat stroke atau serangan panas.

Koordinator Promosi Kesehatan PPIH Bidang Kesehatan Edi Supriyatna mengatakan jika perbedaan suhu ekstrim ditambah dengan kelembaban yang rendah di Arab Saudi dapat menyebabkan dehidrasi.

Apabila kondisi dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan situasi yang lebih parah seperti heat exhausted bahkan heat stroke.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Kunci dehidrasi adalah mineral loss, jadi harus minum air yang dicampur elektrolit, jangan tunggu haus,” kata Edi, dikutip dari laman Kemenkes, Jumat (27/5/2022).

Asupan mineral yang cukup akan menjadi kunci penting untuk menjaga jemaah haji tetap terhidrasi dan terhindar dari kondisi heat stroke.

Baca juga: Bagaimana jika Calon Jemaah Haji Positif Covid-19 Sebelum Keberangkatan?

Mengonsumsi minuman berelektrolit

Air yang dicampur elektrolit berfungsi sebagai pengganti mineral yang hilang selama menjalankan ibadah haji di tengah cuaca yang terik dan minim kelembaban.

Jemaah haji dapat membuat air berelektrolit dengan cara mencampurkan satu saset oralit dengan 600 ml air, dan dikonsumsi setelah beraktivitas di luar hotel.

Selain itu, jemaah haji disarankan untuk tetap meminum air 5-6 botol per hari dengan takaran 600 ml setiap botolnya.

Edi juga meminta jemaah haji untuk menghindari pajanan sinar matahari secara langsung dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), salah satunya dengan memakai topi yang lebar.

Selain itu, jemaah haji dapat menggunakan pakaian longgar yang mudah menyerap keringat dan selalu menggunakan alas kaki ketika berpergian.

Jika terdapat bagian tubuh yang terpapar pajanan matahari secara langsung, terutama muka dan tangan, jemaah haji dapat menyemprot bagian tubuh tersebut dengan air.

“Edukasi ini harus dijalankan mulai dari sekarang, sebelum jemaah haji berangkat,” jelas Edi.

Baca juga: Aturan Usia Haji Maksimal 65 Tahun Berlaku Sementara atau Seterusnya?

Gejala heat exhausted

Petugas kesehatan haji dan jemaah haji diharapkan dapat mengenali gejala-gejala dari heat exhausted dan heat stroke.

Hal ini guna mengantisipasi jika nanti gejala tersebut terjadi pada jemaah, sehingga dapat dengan cepat ditangani.

“Jangan sampai mereka tidak menyadari bahwa sudah masuk dalam tahapan heat exhausted. Mereka harus mengenali gejala heat exhausted," kata Kepala kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah Muhammad Imran, dikutip dari laman Kemenkes, Jumat (27/5/2022).

Menurut Kompas.com (16/5/2022), heat exhausted adalah kelelahan akibat cuaca yang sangat panas dan membuat tubuh mengeluarkan keringat secara berlebihan.

Imran mengatakan jika gejala dari heat exhausted akan dialami sebelum orang dinyatakan mengalami kondisi heat stroke.

Berikut ini adalah gejala heat exhausted:

  • Rasa sakit kepala
  • Keringat berlebihan
  • Kulit terlihat pucat
  • Lembab
  • Terasa dingin
  • Napas cepat
  • Mual
  • Nyeri otot

Jika jemaah haji mengalami gejala heat exhausted maka dapat diatasi dengan minum air yang cukup untuk mengganti elektrolit yang hilang.

Selain itu juga dapat menyemprotkan tubuh dengan air dan beristirahat setidaknya selama 30 menit.

Baca juga: Cerita Tukah 20 Tahun Menabung untuk Naik Haji, Senang Akhirnya Bakal Berangkat

Apa itu heat stroke?

Jika kondisi heat exhausted semakin parah, maka orang tersebut akan mengalami heat stroke atau serangan panas.

Heat stroke merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas, karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan.

Saat mengalami kondisi heat stroke, suhu badan akan cepat meningkat hingga mencapai 41 derajat celcius dalam kurun waktu 10-15 menit.

Pada kondisi tersebut, tubuh sudah tak lagi dapat mengeluarkan keringat.

Heat stroke merupakan kondisi yang sangat berbahaya, karena dapat memperberat penyakit seseorang dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

“Untuk itu upaya-upaya pencegahan harus gencar dilakukan, untuk petugas mulai dari edukasi cara menyemprot air, bagaimana cara melarutkan dan waktu yang tepat untuk minum cairan elektrolit. Sementara untuk jemaah, selalu melengkapi diri dengan APD dan jangan tunggu haus untuk minum,” pungkas Imran.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi