Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siniar KG Media
Bergabung sejak: 15 Okt 2021

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Ramuan Kritik dari Komedi Fluxcup

Baca di App
Lihat Foto
DOK. Beginu
Wisnu menemukan video parodi sulih suara (dubbing) dari cuplikan film tersebut yang diunggah oleh Fluxcup.
Editor: Yohanes Enggar Harususilo

Oleh: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Memori traumatis dari film “Pengkhianatan G30S/PKI” oleh Arifin C. Noer sulit untuk dihilangkan dari benak masyarakat. Sebab, pada era Orde Baru, film ini diwajibkan untuk ditonton oleh seluruh elemen masyarakat termasuk anak-anak setiap tanggal 30 September.

Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi KOMPAS.com, pun memiliki memori traumatis tersebut. Sewaktu muda, ia bersama teman-temannya diwajibkan untuk menyaksikan film tersebut tanpa terkecuali. Isi dari film tersebut dengan jelas menampilkan kekejaman dan kebrutalan Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap para pahlawan revolusi Indonesia.

Akhirnya, pada suatu hari, Wisnu menemukan video parodi sulih suara (dubbing) dari cuplikan film tersebut yang diunggah oleh Fluxcup. Ia lantas berterimakasih kepada seniman tersebut dalam episode siniar (podcast) Beginu bertajuk “Ramuan Kritik dari Komedi Fluxcup” karena mampu menghilangkan efek traumatis dari film tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, dalam siniar tersebut Wisnu juga bertanya kepada Fluxcup seputar pergumulan hidup serta bagaimana ia memanfaatkan imajinasinya dalam meramu komedi dan kritik sehingga berhasil menggeser kengerian yang ada dalam film tersebut.

Sebagai informasi, video parodi sulih suara yang diunggah Fluxcup di YouTube ini bernamakan “Rapat Tersesat”. Dalam video berdurasi 3 menit 14 detik tersebut, Fluxcup merekonstruksi suasana rapat sidang yang dipimpin oleh D.N. Aidit, Pemimpin Senior PKI, di malam sebelum tragedi Gerakan 30 September 1965 secara sulih suara dengan sinkronisasi bibir.

Alih-alih memberikan hawa dingin dan mengerikan, suasana rapat sidang yang direkonstruksi ulang oleh Fluxcup ini justru memberikan gelak tawa bagi para penontonnya. Obrolan-obrolan serius yang seharusnya ada di dalam rapat tersebut diganti dengan suara-suara lucu dan rusuh oleh dirinya.

“Ini tuh sebenernya sebuah project, dulu tuh ada salah satu komunitas di Bandung, mereka bikin salah satu project namanya tuh ‘Video Smash’,” ungkap Fluxcup.

Baca juga: Tertawaan atas Produk Gagal di Era Informatika Ala Fluxcup

Fluxcup mengatakan bahwa proyek tersebut berusaha mengontenkan sesuatu hal yang pernah membuat trauma di masa lalu, salah satunya adalah adegan rapat sidang PKI dalam film “Pengkhianatan G30/S PKI” ini. Sampai-sampai, ia masih merasa merinding ketika menyaksikan atau mengingat adegan film itu.

Akan tetapi, demi melaksanakan proyek tersebut dan mengalahkan rasa traumanya, Fluxcup lantas menantang dirinya untuk menyunting adegan film tersebut. “Bayangin, Pak. Ngedit dengan hal satu yang bikin gue trauma, ‘anjir, gue apain ini’. (Pada akhirnya) yaudah, gue dubbing aja,” ucapnya.

Proses sulih suara lantas dilakukan Fluxcup atas adegan film itu. Lucunya, ketika ia telah memasukkan suara nyeleneh ke adegan film tersebut, perasaan traumatis yang awalnya dirasakan oleh Fluxcup berubah menjadi rasa kesal. “Kesel dulu, abis itu ketawa,” katanya.

“(Gue rasa), ketika kita bisa berdamai dengan hal yang bikin kita traumatize, pertama ketawain aja dulu, ketawain si traumatik itu. Kita jadi bisa ngeliat itu jadi sebagai peluru buat kita kedepannya,” tutur Fluxcup dengan bijak.

“Jadi emang selalu belajar dari situ. Ada hal yang bikin trauma, (lalu tanyakan ke diri sendiri) ‘Apa nih yang bikin gue takut?’, gue telaah lagi, terima dulu. Ketawain untuk setelahnya (setelah menerima dan berdamai), nangis dan depresi dulu, abis itu enggak,” tambahnya.

Bagi kamu yang masih penasaran dengan latar belakang Fluxcup meramu karya-karya komedi miliknya, terutama bagaimana dirinya menyusun video sulih suara parodi rapat sidang PKI, dengarkan episode siniar Beginu bertajuk “Ramuan Kritik dari Komedi Fluxcup” di Spotify.

Beginu merupakan siniar yang dipandu oleh Wisnu Nugroho, seorang jurnalis, penulis, sekaligus Pemimpin Redaksi Kompas.com. Di sana, ia membahas pergumulan, paradoks, pengalaman berkesadaran dalam hidup bersosok manusia.

Dengarkan Beginu di Spotify atau akses melalui tautan berikut dik.si/beginu_fluxcup2.

Baca juga: Karyanya Sering Diremehkan, Fluxcup: Kalau Lu Bisa, Bikin Aja Sih

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi