KOMPAS.com – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menanggapi isu ramainya KTP elektronik untuk warga negara asing (WNA).
Belakangan warganet di media sosial diramaikan dengan isu adanya KTP elektronik untuk WNA yang dikaitkan dengan Pemilu 2024.
Dirjen Dukcapil Kemendagri menjelaskan bahwa WNA bisa memiliki KTP elektronik. Meski demikian, ia menegaskan bahwa WNA tidak memiliki hak pilih.
“Hak-hak WNA jelas berbeda dengan WNI. WNA tidak punya hak pilih sedangkan WNI punya hak pilih,” ujar Zudan, melalui keterangan resmi kepada Kompas.com, Rabu (1/6/2022).
Selain tidak boleh memilih, Zudan menegaskan bahwa WNA juga tidak boleh dipilih dalam pemilihan umum.
Hal ini menurutnya sesuai dengan Pasal 198 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang menegaskan bahwa hak memilih hanya dimiliki oleh WNI.
“Inilah bentuk lain dari limitasi hak bagi orang asing,” ungkapnya.
Baca juga: Beredar Informasi WNA Dibuatkan E-KTP untuk Kepentingan Pemilu, Kemendagri Beri Penjelasan
WNA memang bisa memiliki KTP
Lebih lanjut, Zudan menerangkan, KTP merupakan Kartu Tanda Penduduk dan bukan kartu kewarganegaraan (citizenship).
Penjelasan Zudan tersebut selaras dengan pernyataan Mendagri Tito Karnavian pada Rabu (1/6/2022) lalu.
Mendagri menegaskan bahwa KTP untuk semua penduduk (residents) dan KTP bukan kartu sertifikat atau tanda kewarganegaraan.
Zudan menjelaskan, semua orang yang tinggal di Indonesia dalam jangka waktu panjang harus didaftarkan dan didata termasuk dengan cara diberikan KTP.
Fungsi KTP elektronik menurutnya semuanya sama, yakni untuk mengakses berbagai layanan publik.
KTP untuk WNA, menurut Zudan, penting untuk urusan administrasi kependudukan, keamanan, kemudahan akses layanan publik dan layanan perbankan, kesehatan dan sebagainya.
Sebab, WNA yang punya izin tinggal tetap pasti membutuhkan layanan, seperti rumah sakit, SIM, hingga perbankan.
Baca juga: WNA Boleh Punya E-KTP, Dukcapil: Dari Korea Selatan Terbanyak
Syarat KTP WNA ketat
Dia menjelaskan, WNA memang mungkin memiliki KTP elektronik, tetapi dengan syarat yang sangat ketat.
Aturan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan.
Pada pasal 63 UU tersebut, dijelaskan bahwa WNA bisa memiliki KTP elektronik dengan syarat harus memiliki Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP).
Selain itu, WNA berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
"Jadi syaratnya sangat ketat, harus punya KITAP yang diterbitkan oleh Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, baru diterbitkan KTP-el oleh Dinas Dukcapil," kata Zudan.
Menurut dia, KTP bagi WNA memiliki pembatasan masa berlaku.
Sehingga ketika masa berlaku habis sesuai pasal 63 ayat 4, maka wajib melaporkan perpanjangan kepada instansi pelaksana paling lambat 30 hari sebelum tanggal masa berlaku izin tinggal tetap berakhir.
Baca juga: Alasan Nama di KTP Minimal Dua Kata dan Nasib Para Pemilik Nama Satu Kata
Perbedaan KTP WNA dan WNI
Zudan menjelaskan, setidaknya ada empat pembeda KTP elektronik WNA maupun WNI.
“Pertama, semua KTP-el untuk WNA ada masa berlakunya sesuai dengan izin tinggal tetap yang diterbitkan Ditjen Imigrasi Kemenkumham. Sedangkan KTP-el WNI ditulis berlaku seumur hidup,” ujar Zudan.
Perbedaan kedua, yakni KTP elektronik WNA pada keterangan jenis kelamin, agama, status perkawinan, pekerjaan, dan ditulis dalam bahasa Inggris.
"Jadi, kalau ada warga asing nekat mau mencoblos, petugas PPS nanti bisa tahu hanya dengan membaca sepintas bahwa ini KTP-el buat WNA," kata Dirjen Zudan.
Perbedaan lainnya adalah adanya kolom kewarganegaraan.
“KTP-el untuk WNI semua kolom kewarganegaraan diisi Indonesia, namun untuk WNA disesuaikan kewarganegaraan masing-masing. Misalnya, ditulis Italia, Inggris, Belanda, dan lain-lain,” ungkapnya.
Terakhir, KTP elektronik WNI berwarna biru. Sementara KTP elektronik WNA berwarna oranye.
Baca juga: Cara Mengganti e-KTP Yang Rusak
Jumlah WNA yang memiliki KTP
Zudan mengungkap jumlah WNA yang sudah mengurus E-KTP.
Hingga Maret 2022, terdapat kurang lebih 13.056 ribu WNA yang sudah mengurus KTP-el.
"Jadi jumlahnya tidak sampai jutaan," ujar dia.
Ada 10 negara asal WNA yang paling banyak punya E-KTP.
Negara asal WNA terbanyak adalah Korea Selatan. Disusul Jepang, Australia, Belanda, Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, India, Jerman, dan terakhir Malaysia.
"Ada 10 negara yang warganya paling banyak punya KTP-el, yakni WNA asal Korsel yang jumlahnya 1.227 orang. WNA asal Jepang 1.057, Australia 1.006, Belanda 961, Tiongkok (China) 909, AS sebanyak 890, Inggris 764, India 627, Jerman 611 dan Malaysia 581. Sisanya dari berbagai negara lain," ujar Zudan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.