Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Mengapa DKI Jakarta Jadi Lokasi Formula E yang Digelar Hari Ini

Baca di App
Lihat Foto
POPOH RIA
Tim Mahindra Racing bersiap menuju sesi FP1 Formula E Jakarta 2022 di Jakarta International e-Prix Circuit (JIEC), Sabtu 3 Juni 2022. Pebalap Mahindra Racing, Oliver Rowland jadi yang tercepat di sesi FP1 Formula E Jakarta 2022.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - DKI Jakarta menjadi lokasi ajang balapan Formula E yang digelar mulai Sabtu (4/6/2022), tepatnya di International E-Prix Circuit (JIEC) Ancol.

Wacana Jakarta menjadi tuan rumah Formula E ini bukanlah hal yang baru. Pasalnya, pada 2019 silam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memastikan bahwa Jakarta akan menjadi tuan rumah dalam ajang Formula E.

Kabar itu disampaikan Anies usai bertemu dengan petinggi penyelenggara Formula E di New York, Amerika Serikat.

Pada pertemuan itu, mereka sepakat bahwa Jakarta siap menjadi tuan rumah Formula E 2020.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendati demikian, realisasi wacana tersebut sempat terkendala lantaran Covid-19.

Baca juga: Membandingkan Anggaran Banjir Jakarta dan Pelaksanaan Formula E

Lantas, mengapa DKI Jakarta menjadi lokasi ajang balap Formula E?

Perkotaan terbesar kedua di dunia

Tak bisa dipungkiri bahwa DKI Jakarta merupakan daerah perkotaan yang padat dan besar.

Kota yang terletak di Pulau Jawa itu memiliki luas wilayah 664,01 kilometer persegi dengan penduduk sekitar 11 juta orang.

Adapun wilayan perkotaannya terbentang seluas 3.540 kilometer persegi dengan penduduk kurang lebih 34,5 juta.

Hal tersebut menjadikan DKI Jakarta sebagai daerah perkotaan terbesar kedua di dunia setelah Tokyo.

Baca juga: Gaduhnya Penyelenggaraan Formula E di Ibu Kota

Pusat ekonomi dan hukum

Dilansir dari FIA Formula E, DKI Jakarta merupakan kota global yang menjadi titik penting dalam sistem perekonomian. Bahkan DKI Jakarta diakui sebagai pusat penghubung untuk keuangan dan hukum dunia.

Sejumlah kantor lembaga pasar modal terletak di kota ini, seperti Bank Indonesia (BI) dan Bursa Efek Indonesia.

Bahkan, Jakarta juga menjadi kantor Sekretariat ASEAN.

Selain DKI Jakarta, kota global lainnya yang menjadi lokasi Formula E adala Seoul di Korea Selatan. Kedua kota ini akan menghadirkan ajang balapan mobil listrik di pusat kota.

Baca juga: Kisah di Balik Viral Video Parodi Balapan yang Dikomentari Akun Resmi MotoGP

Trek Kuda Lumping

Masih dari sumber yang sama, trek balapan mobil listrik Formula E di Jakarta juga dianggap unik.

Sebelumnya, Asia merupakan benua yang paling banyak menjadi lokasi ajang ini.

Sejak digelar pertama kali pada 2014, Formula E telah digelar di Asia sebanyak 16 kali. Beijing menjadi kota global Asia pertama penyelenggaraan Formula E ke-50.

Kendati demikian, pembalap Formula E justru ingin menjajal trek di Jakarta. Mereka di antaranya Lucas di Grassi (ROKiT Venturi Racing) dan Sam Bird (Jaguar TCS Racing).

Keduanya berharap bisa menaklukkan trek Jakarta ke koleksi piala mereka.

Baca juga: Update Lokasi Speed Camera untuk Tilang Elektronik di Jalan Tol

Adapun trek yang dibuat di JIEC itu merupakan trek sepanjang 2,37 km yang dirancang khusus.

Sirkuit ini akan tersedia untuk digunakan oleh resor Pantai Ancol serta acara motorsport nasional dan internasional lainnya.

Trek Formula E di Jakarta terinspirasi bentuk Kuda Lumping/Flat Horse dengan jalur searah jarum jam. Kuda Lumping sendiri merupakan tarian tradisional Jawa yang menggambarkan pasukan berkuda.

Trek tersebut terdiri dari tikungan 4 hingga tikungan 13. Perputaran tikungan 11 dan putaran attack mode turn 16 juga diatur dalam trek tersebut. Tujuannya, untuk memberi ruang ekstra bagi pembalap agar mendorong diri dan mobil mereka ke batas mutlak.

Baca juga: Formula E dan Perjalanan Panjang Jakarta Jadi Tuan Rumah

Kaya wisata dan sejarah

DKI Jakarta merupakan salah satu kota bersejarah di Indonesia.

Kota ini sempat terpengaruh oleh ragama budaya, seperti Melayu, Jawa, Belanda, Arab, dan Cina. Hasil dari pengaruh budaya tersebut berdampak pada arsitektur di Jakarta.

Perkembangan arsitektur itu trus terjadi bahkan pada pasca-kemerdekaan.

Selain itu, DKI Jakarta juga menjadi salah satu pusat wisata yang tumbuh secara cepat.

Sejumlah arsitektur yang menjadi pusat wisata, di antaranya Masjid Istiqlal yang menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara, Katedral Jakarta, Museum Sejarah Jakarta, dan Monumen Nasional (Monas) setinggi 132 meter yang melambangkan perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.

Baca juga: IKN adalah Singkatan dari Ibu Kota Negara Baru, Apa Itu IKN Nusantara?

Komitmen pada pembangunan berkelanjutan

Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkomitmen untuk menerapkan transportasi keberlanjutan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi udara.

Komitmen ini terjadi pada 2016 ketika pejabat di Jakarta berkomitmen untuk mengurangi konsumsi air dan energi di kota tersebut sebesar 30 persen.

Sebagai gantinya, Pemprov DKI Jakarta memasukkan 30 persen energi dari sumber terbarukan pada 2030.

Baca juga: Daftar Tarif Tol dan Titik Rest Area Rute Jakarta-Surabaya

Pada 2023, proyek pembangkit listrik tenaga batu bara akan dilarang dan diganti dengan inisiatif tenaga surya yang terbukti menjanjikan. Inisiatif itu dilakukan dengan memasang panel surya di hampir 100 sekolah.

Pemprov DKI Jakarta juga telah menetapkan target 10.051 e-bus pada 2030. 50 persen elektrifikasi armada akan diupayakan tercapai pada 2025. Sementara sisanya akan diselesaikan pada 2030.

Untuk saat ini, Pemprov DKI Jakarta menerapkan aturan 'tiga banding satu', di mana mobil dengan kurang dari tiga penumpang dilarang melintas pada jam sibuk.

Serangkaian kebijakan fiskal hijau sedang diterapkan di DKI Jakarta, termasuk pajak potensial dan program mobil ramah lingkungan berbiaya rendah yang telah ditetapkan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Apa Itu Formula E?

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Mengenal Formula E

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi