Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Fakta Virus Hendra, dari Gejala, Penularan, hingga Negara yang Laporkan Kasus

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi virus Hendra
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, virus Hendra atau HeV terdeteksi di Australia baru-baru ini dan menjadi ancaman bagi manusia.

Pasalnya, virus mematikan ini bisa menular ke hewan dan manusia.

"Fatality rate atau tingkat kematiannya lebih tinggi. Jika Covid-19 pada tingkat 3-4 persen, virus Hendra berada pada tingkat 50 persen kematian," ujar epidemiolog Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani dalam laman Unair pada Selasa (31/5/2022).

Berikut 9 hal yang perlu diketahui dari virus Hendra.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Apa itu virus Hendra?

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit virus hendra disebabkan oleh Virus Hendra (sebelumnya disebut equine morbillivirus) yang tergolong dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Virus Hendra pertama kali diisolasi pada tahun 1994 pada spesimen yang diperoleh saat wabah pada kuda dan manusia di Hendra, pinggiran kota Brisbane, Australia.

Virus ini memilki genus sama dengan virus nipah yaitu Henipavirus.

Baca juga: Virus Hendra Dikatakan Lebih Mematikan dari Covid-19, Sudahkah Masuk ke Indonesia?

2. Penularan virus Hendra

Penyakit virus Hendra dapat menular dari inang alami flying fox (kelelawar dari genus Pteropus) ke hewan lain dan ke manusia (zoonosis).

Penularan manusia ke manusia hingga saat ini belum dilaporkan. Penularan virus Hendra ke manusia dapat terjadi setelah manusia terpapar cairan dan jaringan tubuh atau kotoran kuda yang terinfeksi virus Hendra.

Kuda sendiri dapat terinfeksi setelah terpapar virus dalam urin flying fox yang terinfeksi.

3. Gejala dan tanda penyakit virus Hendra

Setelah inkubasi 9-16 hari, pasien akan mengalami infeksi saluran pernapasan seperti demam, batuk, dan nyeri tenggorokan.

Pada beberapa kasus berkembang menjadi ensefalitis yang fatal.

Meskipun penyakit ini jarang, namun angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) pada manusia tinggi yaitu 57 persen.

Baca juga: Ditularkan dari Hewan ke Manusia, Ketahui Cara Mencegah Infeksi Virus Hendra

4. Diagnosis penyakit virus Hendra

Saat ini diagnosis pasti penyakit virus hendra melalui pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

5. Apakah sudah ada vaksin untuk virus Hendra?

Menurut pemerintah, belum ada pengobatan spesifik untuk virus ini, sehingga pengobatan bersifat simptomatis dan supportif.

6. Pencegahan penularan virus Hendra

Selain itu, ada beberapa langkah atau tindakan yang bisa dilakukan guna mencegah penularan virus Hendra, yakni:

  • Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan, konsumsi gizi seimbang, istirahat cukup, etika batuk/bersin.
  • Hindari perburuan hewan liar.
  • Hindari kontak dengan hewan ternak (seperti kuda) yang kemungkinan terinfeksi. Bila kontak menggunakan alat pelindung diri. Gejala hewan yang terinfeksi meliputi gangguan saluran pernapasan dan neurologi seperti demam, kesulitan bernafas, ataksia.
  • Mengonsumsi daging matang.
  • Tidak mengonsumsi produk buah langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi.
  • Tidak menambahkan tanaman buah sebagai sumber makanan kelelawar sekitar peternakan.
  • Cuci dan kupas buah secara menyeluruh, terutama buah yang memiliki tanda gigitan kelelawar.
  • Bagi petugas kesehatan terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi.
  • Menghindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi termasuk cairan tubuhnya.

Baca juga: Mengenal Virus Hendra, Disebut Dapat Menular dari Kuda ke Manusia

7. Kapan harus hubungi dokter?

Jika seseorang memiliki gejala mirip penyakit virus Hendra dan ada riwayat kontak dengan orang/hewan yang dicurigai terjangkit virus Hendra atau memiliki riwayat perjalanan dari wilayah yang melaporkan kasus virus Hendra, maka tidak perlu panik.

Segera konsultasi dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.

8. Apakah ada kasus virus Hendra di Indonesia?

Sampai saat ini belum ditemukan kasus penyakit virus Hendra pada manusia maupun hewan ternak di Indonesia.

Namun, berdasarkan studi serologi (Sendow el al, 2013) kalong menunjukkan bahwa sebanyak 22, 6 persen kalong spesies Pteropus vampyrus di Kalimantan Barat dan sebanyak 25 persen P. Alecto di Sulawesi Utara mengadung antibodi terhadap virus Hendra.

9. Negara yang pernah melaporkan wabah virus Hendra

Wabah pertama dilaporkan di pinggiran kota Brisbane, Hendra, Australia, pada tahun 1994. Wabah tersebut melibatkan 21 kuda pacu dan dua kasus pada manusia.

Pada Juli 2016, 53 insiden penyakit yang melibatkan lebih dari 70 kuda telah dilaporkan. Semua insiden ini hanya terjadi di pantai timur laut Australia.

Hingga saat ini sebanyak 7 kasus pada manusia tertular dari kuda yang terinfeksi, terutama melalui kontak selama merawat kuda yang sakit atau mati.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi