Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Proses Bayi Tabung

Baca di App
Lihat Foto
MORULA IVF
Ilustrasi layanan bayi tabung.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) merupakan salah satu proses melibatkan teknologi ilmu kedokteran untuk mendapatkan keturunan.

Pada umumnya, pasangan suami-istri mendapatkan buah hati melalui proses alami, ketika sperma bertemu dengan sel telur hingga terjadi pembuahan.

Sayangnya, tidak semua pasangan bisa mendapatkan jalan yang mulus untuk memiliki keturunan, misalnya karena masalah kesuburan.

Metode bayi tabung hadir menjadi salah satu opsi solusi untuk memperbesar peluang terjadinya kehamilan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasa dasarnya bayi tabung atau IVF adalah mempertemukan sel telur dan sel sperma di luar tubuh, yakni di laboratorium khusus.

Sel telur dan sperma itu, nantinya akan dikawinkan di laboratorium. Ketika percampuran tersebut berhasil, maka akan terbentuk embrio yang berkembang.

Embrio itulah yang akan dimasukkan ke dalam tubuh pasien (istri) untuk bisa berkembang secara lebih lanjut di dalam rahim dan disebut terjadi kehamilan.

Namun, bagaimana langkah-langkah bayi tabung sejak awal hingga kehamilan?

Berikut tahapan atau proses bayi tabung, dikutip dari Mayo Clinic:

Baca juga: Mengenal Apa Itu Program Bayi Tabung

Pemeriksaan

Sebelum proses penyatuan sel telur dan sel sperma di laboratorium dilakukan, tahapan pertama yang harus dilalui adalah pemeriksaan medis.

Suami dan istri yang akan program bayi tabung harus diperiksa oleh dokter untuk mengetahui kondisi dan riwayat kesehatannya.

Serangkaian pemeriksaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tes cadangan ovarium

Untuk menentukan kuantitas dan kualitas telur pasien, dokter akan mungkin menguji konsentrasi hormon perangsang folikel (FSH), estradiol (estrogen), dan hormon anti-mullerian dalam darah selama beberapa hari pertama siklus menstruasi si pasien.

Hasil tes itu dapat membantu memprediksi bagaimana ovarium pasien akan merespon obat kesuburan yang diberikan

2. Analisis sperma

Analisis ini sebagai bagian evaluasi awal terkait kesuburan pasien, khususnya suami.

Kemudian, dokter akan melakukan analisis air mani sesaat sebelum dimulainya siklus perawatan IVF.

Pasien baik suami maupun istri akan menjalani pemeriksaan penyakit menular, termasuk HIV.

Baca juga: Mengenal Program Bayi Tabung, Bagaimana Prosesnya?

4. Berlatih transfer embrio

Sebelum transfer embrio yang sesungguhnya, mungkin dokter akan melakukan transfer embrio tiruan untuk menentukan kedalaman rongga rahim pasien sekaligus untuk mengetahui teknik yang paling mungkin untuk berhasil melakukan transfer embrio ke dalam rahim.

5. Pemeriksaan rahim

Kelima, dokter akan memeriksa lapisan dalam rahim sebelum IVF dimulai.

Akan disuntikkan cairan ke dalam rahim melalui serviks dan dilakukan USG untuk melihat gambar rongga rahim.

Selain itu, bisa juga dengan cara histeroskopi atau memasukkan teleskop tipis, fleksibel, dan terang ke dalam rahim melalui vagina dan leher rahim.

Baca juga: Hindari 4 Hal Ini Selama 2 Minggu Setelah Transfer Embrio Program Bayi Tabung

Induksi ovulasi

Awal dari siklus IVF dimulai dengan merangsang ovarium agar menghasilkan lebih banyak sel telur menggunakan hormon sintetik.

Normalnya, ovarium hanya menghasilkan satu sel telur dalam satu bulannya. Namun, dengan bantuan hormon ini produksi sel telur akan diperbanyak.

Ini diperlukan untuk memperbesar peluang terjadinya pembuahan, nanti ketika disatukan dengan sel sperma di laboratorium.

Pasalnya, tidak semua telur akan berkembang secara normal setelah proses pembuahan terjadi.

Proses ini biasanya akan memakan waktu hingga 2 minggu lamanya.

Baca juga: Mengenal Proses Bayi Tabung dan Persiapannya

Cek kesiapan telur

Untuk mengetahui apakah sel telur di dalam tubuh sudah siap untuk diambil dan dipindahkan ke laboratorium, dokter akan kembali melakukan pemeriksaan, misalnya dengan melakukan USG area vagina atau dengan tes darah.

Pengambilan telur

Pengambilan telur ini akan dilakukan oleh dokter. Selama prosesnya, pasien akan dibius dan diberi obat pereda nyeri.

Prosesnya ini akan menggunakan jarum tipis yang dimasukkan melewati vagina. Untuk memantau pergerakan jarum, akan dilakukan USG transvagina atau USG perut.

Telur yang berhasil dikeluarkan, jika kondisinya matang, maka akan ditempatkan di dalam cairan nutrisi atau media kultur untuk kemudian diinkubasi.

Telur yang tampak sehat dan matang akan dicampur dengan sperma untuk mencoba membuat embrio. Namun, tidak semua telur dapat berhasil dibuahi.

Baca juga: Apa Itu Bayi Tabung?

Pengambilan sperma

Selanjutnya adalah pengambilan sperma dari pasien suami yang bisa didapat dengan proses masturbasi, menggunakan jarum, atau prosedur pembedahan.

Pengambilan sperma ini harus dilakukan pada pagi hari saat sel telur diambil. Artinya, tidak bisa diambil dalam waktu berjauhan.

Jika sudah, maka sel sperma akan dipisahkan dari cairan semen di laboratorium.

Pemupukan

Pemupukan dapat dicoba dengan menggunakan dua metode umum, yakni inseminasi konvensional atau injeksi sperma intracyptoplasmatic (ICSI).

Inseminasi konvensional adalah pencampuran sperma sehat dan telur matang dan diinkubasi semalaman.

Sementara ICSI, satu sperma sehat disuntikkan langsung ke setiap sel telur yang matang. ICSI sering digunakan ketika kualitas atau jumlah semen menjadi masalah atau jika upaya pembuahan selama siklus IVF sebelumnya gagal.

Sel telur yang berhasil dibuahi sperma kemudian akan membentuk embrio.

Baca juga: Sekilas tentang Program Bayi Tabung, Proses dan Biaya yang Diperlukan

Transfer embrio

Embrio inilah yang akan ditransfer atau dimasukkan ke dalam tubuh pasien istri.

Selama proses transfer, pasien istri mungkin akan diberik obat penenang ringan.

Prosedur ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, meskipun mungkin pasien akan mengalami kram ringan.

Transfer embrio dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam vagina pasien yang terus diumumkan melalui leher rahim menuju rahim.

Jarum suntik yang berisi satu atau lebih embrio l dipasang di ujung kateter.

Dengan jarum suntik itu, dokter akan menempatkan embrio ke dalam rahim pasien.

Jika berhasil transfer berhasil, maka akan terjadi kehamilan yang harus dibuktikan dengan tes darah 2 minggu setelah transfer dilakukan.

Apabila pasien berhasil hamil, maka penanganan selanjutnya akan diserahkan pada dokter spesialis kandungan. 

Yang perlu diketahui, proses bayi tabung tidak lah mudah, apabila satu tahapan gagal dilakukan, misalnya hormon gagal merangsang ovarium memproduksi banyak telur atau proses pembuahan tidak berhasil, maka proses IVF harus diulang dari awal. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi