KOMPAS.com - Korea Utara menembakkan delapan rudal balistik jarak pendek ke arah laut di lepas pantai timurnya pada Minggu (5/6/2022).
Hal ini dilakukan guna menguji coba tunggal misilnya, setelah negara di bawah pimpinan Kim Jong Un tersebut bersama AS mengakhiri latihan militer bersama.
Latihan bilateral ini melibatkan kapal induk AS.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, rudal-rudal itu diluncurkan antara pukul 09:08 dan 09:43 waktu setempat di Seoul pada Minggu, 5 Juni 2022.
Menurut mereka, tindakan tersebut belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca juga: Korea Utara Laporkan 79.100 Kasus dan 1 Kematian di Tengah Gelombang Covid-19
Delapan rudal ditembakkan
Dikutip dari Channel News Asia, Minggu (5/6/2022), Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, delapan rudal menempuh jarak antara 110 hingga 670 kilometer (68 hingga 416 mil) pada ketinggian 25 hingga 90 kilometer (15 hingga 55 mil) dan kecepatan dari 3 Mach hingga 6 Mach.
Mereka diluncurkan dari empat lokasi di Korea Utara, yakni:
- Daerah Sunan di ibu kota Pyongyang
- Kaechon di provinsi Pyongan Selatan
- Tongchang-ri di Provinsi Pyongan Utara
- Hamhung di Provinsi Hamgyong Selatan
"Peluncuran rudal balistik Korea Utara yang berkelanjutan merupakan provokasi serius yang membahayakan perdamaian dan stabilitas tidak hanya semenanjung Korea tetapi juga masyarakat internasional," ujar Kepala Staf Gabungan.
Ia juga mengutuk dan mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan tindakan tersebut.
Sebagai tanggapan, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional (NSC).
Dalam berita yang dirilis dari kantor presiden, pertemuan NSC menyimpulkan, peluncuran rudal tersebut adalah pengujian dan tantangan Korea Utara terhadap kesiapan keamanan pemerintahan baru Korea Selatan.
Baca juga: Kim Jong Un Ucapkan Selamat ke Ratu Elizabeth II atas Platinum Jubilee 70 Tahun Bertakhta
Tindakan yang tidak dapat ditoleransi
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan Kim Gunn Perwakilan Khususnya untuk Urusan Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea, membahas provokasi tersebut dengan Perwakilan Khusus AS Sung Kim, orang yang ditunjuk AS untuk urusan Korea Utara.
Kim Gunn juga mengadakan konferensi telepon dengan pemerintah Jepang.
Dilansir dari CNN, Minggu (5/6/2022), pemerintah Jepang juga memprotes keras peluncuran rudal Korea Utara.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, tindakan peluncuran rudal balistik itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB.
Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengatakan, Korea Utara telah meluncurkan beberapa rudal, dan tindakan itu "tidak dapat ditoleransi".
Menurut Kishi, rudal yang ditembakkan Korea Utara ini diperkirakan telah jatuh di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang.
"Jumlah peluncuran yang sangat besar dari setidaknya tiga lokasi dalam waktu singkat belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Kishi.
Baca juga: Pria Jepang Ini Jadi Orang Tertua yang Berlayar Sendirian di Samudra Pasifik
Disebut unjuk kekuatan
Di sisi lain, Komando Indo-Pasifik AS mengatakan dalam sebuah pernyataan, beberapa peluncuran rudal balistik Korea Utara menyoroti dampak destabilisasi dari program senjata terlarangnya, tetapi peristiwa itu tidak menimbulkan ancaman langsung.
Michael Duitsman, dari James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) yang berbasis di AS menyampaikan, hal itu tampaknya menjadi tes tunggal terbesar yang pernah dilakukan oleh Korea Utara.
Sebab, sejumlah besar rudal lebih menunjukkan latihan militer atau unjuk kekuatan, daripada uji teknologi baru.
Peluncuran ini juga menyusul kunjungan Sung Kim ke Seoul yang berangkat pada Sabtu (4/6/2022).
Dia bertemu rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang pada hari Jumat untuk mempersiapkan "semua kemungkinan" di tengah tanda-tanda Korea Utara sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.