Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pemilu Pertama di Era Reformasi, Bagaimana Pelaksanaannya?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/Jhonny TG
Bagian atap Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jl Imam Bonjol, Jakarta, sejak Kamis (29 April 1999) dipasangi 48 bendera partai politik peserta Pemilihan Umum 1999.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini 23 tahun silam, atau tepatnya pada 7 Juni 1999, pemilihan umum (pemilu) pertama pascamundurnya Presiden Soeharto digelar.

Usai Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1999, wakil presiden Bacharudin Jusuf (BJ) Habibie yang naik menjadi pengganti pun melaksanakan pemilu tiga tahun lebih awal.

Semula, pemilu dijadwalkan berlangsung pada 2002 sebelum akhirnya maju menjadi 1999.

Dilansir dari laman Kepustakaan Presiden, percepatan pemilu hasil tekanan rakyat pada pemerintahan Habibie lantaran dirinya dipandang tidak memiliki legitimasi untuk memegang kekuasaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Publik menganggap, Habibie yang dulu menjabat sebagai wakil presiden, bagian dari orde baru yang mestinya turut dilengserkan.

Baca juga: 24 Tahun yang Lalu Mahasiswa Duduki Gedung DPR/MPR, Bagaimana Ceritanya?

Penyelenggaraan pemilu 1999 sangat singkat

Pemilu 1999 diselenggarakan dalam waktu yang sangat singkat, yakni kurang dari lima bulan.

Waktu itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu berhasil merumuskan lebih dari 136 peraturan dan keputusan tentang tata cara pemilu.

Tak hanya itu, KPU juga dinilai berhasil merencanakan dan menyelenggarakan pemilu sebagaimana perintah Undang-Undang.

Pemilu pertama di era reformasi ini pun berusaha dibangun di atas asas baru Luber dan Jurdil, yakni langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta jujur dan adil.

Pasalnya, di masa pemerintahan orde baru, pelaksanaan pemilu hanya mengedepankan asas Luber tanpa melibatkan aspek Jurdil.

Baca juga: 7 Tokoh yang Sebut Tunda Pemilu dan Presiden 3 Periode, Siapa Saja?

Diikuti 48 partai peserta

Dibuangnya format politik dua partai dan satu Golongan Karya (Golkar) pada masa pemerintahan Soeharto, melahirkan demokrasi yang multipartai.

Tercatat, pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai peserta dari berbagai warna politik.

Partai-partai tersebut antara lain:

  1. Partai Indonesia Baru
  2. Partai Kristen Nasional Indonesia
  3. Partai Nasional Indonesia Supeni
  4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia
  5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia
  6. Partai Umat Islam
  7. Partai Kebangkitan Umat
  8. Partai Masyumi Baru
  9. Partai Persatuan Pembangunan
  10. Partai Syarikat Islam Indonesia
  11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
  12. Partai Abul Yatama
  13. Partai Kebangsaan Merdeka
  14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa
  15. Partai Amanat Nasional
  16. Partai Rakyat Demokratik
  17. Partai Syarikat Islam Indonesia
  18. Partai Katolik Demokrat
  19. Partai Pilihan Rakyat
  20. Partai Rakyat Indonesia
  21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi
  22. Partai Bulan Bintang
  23. Partai Solidaritas Pekerja
  24. Partai Keadilan
  25. Partai Nahdlatul Umat
  26. Partai Nasional Indonesia - Front Marhaenis
  27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
  28. Partai Republik
  29. Partai Islam Demokrat
  30. Partai Nasional Indonesia - Massa Marhaen
  31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak
  32. Partai Demokrasi Indonesia
  33. Partai Golongan Karya
  34. Partai Persatuan
  35. Partai Kebangkitan Bangsa
  36. Partai Uni Demokrasi Indonesia
  37. Partai Buruh Nasional
  38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong
  39. Partai Daulat Rakyat
  40. Partai Cinta Damai
  41. Partai Keadilan dan Persatuan
  42. Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia
  43. Partai Nasional Bangsa Indonesia
  44. Partai Bhineka Tunggal Ika Indonesia
  45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia
  46. Partai Nasional Demokrat
  47. Partai Ummat Muslimin Indonesia
  48. Partai Pekerja Indonesia

Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh?

Pemenang pemilu

Dari 48 partai peserta pemilu 1999, hanya 21 partai yang mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Dilansir dari Indonesia Baik, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menjadi pemenang yang meraih 35.689.073 suara atau 33,74 persen dengan perolehan 153 kursi. 

Disusul oleh Partai Golkar yang mendapat 120 kursi, PPP dengan 58 kursi, PKB dengan 50 kursi, dan PAN dengan 34 kursi.

Tak lama setelah penyelenggaraan pemilu, hasil Sidang Umum MPR 1999 menetapkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.

Hingga pada Sidang Istimewa MPR 23 Juli 2001, Presiden Gus Dur digantikan oleh Megawati Soekarnoputri dengan Hamzah Haz sebagai wakilnya.

Baca juga: Daftar Partai Baru yang Siap Bertarung di Pemilu 2024

Buku: Data dan Infografik Pemilu Anggota DPR RI dan DPD RI 2014 Perolehan Suara Partai Politik pada Pemilu 2014

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi