Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PNS dan Dosen Ilmu Komunikasi STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja
Bergabung sejak: 17 Mei 2022

Pencinta dunia literasi

Menjauhkan Gadget dan Mendekatkan Buku pada Anak, Mungkinkah?

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/JESSICA LEWIS
Ilustrasi anak bermain gawai.
Editor: Sandro Gatra

PERNAHKAH Anda memerhatikan putra-putri kecil kesayangan Anda dalam kaitannya dengan gadget?

Cobalah perhatikan si kecil dan ajukan pertanyaan ini kepada diri sendiri: Apakah si anak banyak menghabiskan waktunya dengan gadget di tangan?

Apakah dia sering tidak peduli dengan hal lain selain gadget? Apakah ia merasa demikian gelisah apabila jauh dari gadget?

Apakah ia juga kehilangan ketertarikan dengan dunia luar, misalnya bercanda dan bermain di halaman dengan teman-temannya?

Kalau itu terjadi, maka pertanda anak-anak tersebut sudah mulai kecanduan gadget. Maka, mau tak mau, harus ada pihak lain yang bisa membantunya keluar dari kecanduan itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang bisa membantunya dan bagaimana melakukannya? Menurut penulis, ada dua pihak yang bisa menjauhkan anak-anak dari gadget sebelum si anak terpaksa harus ditangani oleh psikolog atau psikiater.

Siapakah itu? Pertama adalah orangtua di rumah dan kedua adalah guru di sekolah. Mari kita bahas lebih lanjut.

Penulis mengamati, ada beberapa orangtua yang memberikan bermain gadget kepada anaknya hanya lantaran si anak rewel. Agar si anak diam, maka diberikanlah bermain gadget.

Begitu diberikan gadget, sang anak diam dan mulai bermain game. Setiap kali ngambek, selalu diberikan gadget. Jadi, aman bagi orangtua.

Hal ini adalah jalan mudah agar anak tak ribut atau berontak terhadap orangtuanya. Akan tetapi, hasil akhirnya adalah sang anak lambat laun akan kecanduan gadget bahkan pada tingkatan yang lebih parah: tak bisa lepas dari gadget dan tak mau bergaul. Lalu, siapa yang salah?

Oleh karena itu, ada baiknya dibuatkan kesepakatan antara anak dan orangtua dalam bermain gadget hanya pada waktu-waktu tertentu.

Sebisanya dijelaskankan juga dampak negatif gadget bagi kesehatan fisik dan mentalnya dengan cara yang mudah dimengerti.

Mendekatkan buku

Salah satu cara intervensi yang baik adalah dengan mendekatkan buku-buku bacaan berkualitas pada sang anak.

Sebisanya, sediakan perpustakaan mini di rumah yang berisi buku-buku bacaan yang disukai anak-anak.

Misalnya, buku kumpulan cerpen, kumpulan dongeng, novel, buku biografi para tokoh, dan bacaan kesukaan lainnya yang disesuaikan dengan umurnya.

Sesekali ajaklah si anak ke toko buku terdekat. Berikan kesempatan kepadanya untuk lebih akrab lagi dengan buku.

Biarkan anak memilih bahan bacaan yang disukainya. Tugas orangtua adalah memberikan pertimbangan buku jenis mana yang seyogianya dipilih dan dibeli.

Dengan mendapatkan dan mengoleksi buku kesukaannya yang kemudian menjadi bagian dari koleksi perpustakaan mini di rumah, maka anak akan cenderung terdorong untuk membaca buku pilihannya itu.

Usahakan memberikan hadiah berupa buku ketika si anak berulang tahun, misalnya. Atau, ketika si anak mampu meraih prestasi tertentu di sekolah atau mendapatkan juara dalam lomba.

Intinya, buatlah anak tertarik dengan buku dan perlahan-lahan menjauh dari kebiasaan bermain gadget setiap hari.

Yang tak kalah pentingnya, orangtua mesti juga menjadi figur teladan dalam hal membaca. Ia tak cukup hanya dengan memerintahkan anak-anak membaca dan membaca, sementara dia sendiri alergi dengan buku.

Ada ungkapan yang menyatakan bahwa tindakan itu lebih nyaring bunyinya daripada kata-kata yang diucapkan.

Guru di sekolah

Upaya meningkatan minat anak akan buku tak cukup hanya dilakukan di rumah. Para guru pun mesti mengusahakannya juga di sekolah. Bagaimana membuat anak mencintai buku, itulah yang menjadi tantangan bagi para guru.

Apa yang bisa dilakukan para guru di sekolah? Misalnya, mengaitkan materi pelajaran yang diampunya dengan kewajiban para siswa untuk membaca buku di perpustakaan sekolah.

Hendaknya siswa tak hanya diminta mempelajari texbook atau buku mata pelajaran yang sudah ditentukan, bahkan didorong juga untuk mencari buku-buku pengayaan yang berkaitan dengan pelajaran.

Mata pelajaran bahasa Inggris, misalnya, ada banyak buku bahasa Inggris di luar buku teks yang bisa dipelajari anak-anak untuk menambah pengetahuan mereka di bidang ini.

Pelajaran tentang sejarah, agama, bahasa Indonesia, juga demikian. Berikan dorongan kepada siswa untuk menggali lebih banyak buku bacaan yang bersifat pengayaan.

Dengan demikian, para siswa akan terdorong datang ke perpustakaan sekolah untuk mendapatkan buku-buku dimaksud.

Kalau hal ini dilakukan secara konsisten, maka dapat dipastikan keluasan pengetahuan siswa dan kecerdasannya pun akan bertambah secara signifikan.

Untuk itu, guru mesti mengenal lebih dulu koleksi buku di perpustakaan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu.

Selain itu, keteladanan menjadi hal yang sangat penting. Para guru hendaknya menjadi contoh yang baik dalam hal kebiasaan membaca. Bagaimana guru bisa mengajak para siswa membaca kalau ia sendiri tidak gemar membaca buku?

Perpustakaan sekolah

Petugas perpustakaan tidak bisa tinggal diam. Ia mesti selalu mengupayakan agar perpustakaan sekolah menjadi tempat yang nyaman, sejuk, tenang, dan menyenangkan untuk kegiatan membaca.

Pengelola perpustakaan seyogianya juga bersikap proaktif, melayani, dan ramah. Dia juga mesti mempromosikan buku-buku baru yang ada di perpustakaan melalui brosur, media sosial, dan cara lainnya.

Tidak lupa menggelar berbagai perlombaan terkait dengan literasi pada hari hari besar nasional, bulan bahasa, dan lainnya.

Dengan dua upaya yang komprehensif itu -- baik di rumah maupun di sekolah, diharapkan mampu mendorong anak-anak mencintai buku sekaligus menghindari kecanduan pada gadget.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi