Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Anak Pancingan Dapat Membuat Hamil, Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Tangkap layar Twitter @AREAJULID
Viral adopsi anak untuk dapat keturunan
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengenai seorang warganet yang menawarkan untuk mengadospi anak angkatnya viral di media sosial.

Unggahan tersebut diposting oleh akun Twitter ini pada Senin (6/6/2022).

Dalam sebuah gambar tangkap layar yang diunggah, terdapat penjelasan mengenai penawaran adopsi anak angkat dari seorang warganet.

Anak angkat tersebut sebelumnya diadopsi sebagai anak pancingan agar si orang tua angkat dapat mempunyai anak biologis sendiri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika sudah memiliki dua anak, si orang tua kemudian menawarkan anak adopsinya kepada orang lain.

"Dis! Terlepas ini candaan atau bukan sumpah gak lucu," tulis akun tersebut merespons informasi soal penawaran adopsi anak itu.

Unggahan tersebut mendapat beragam tanggapan dari warganet, banyak yang menyayangkan tindakan tersebut karena dinilai tak beda dengan mengadopsi binatang.

Respons lain, adalah warganet yang mempertanyakan apakah benar anak pancingan memang bisa membuat hamil?

Hingga Rabu (8/6/2022) pukul 14.00 WB, unggahan itu telah mendapatkan 29,8 ribu like dan 1.740 kali di-retweet.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Program Bayi Tabung

Penjelasan dokter

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG) Rumah Sakit Pondok Indah, Yassin Yanuar Mohammad menjelaskan bahwa pemahaman anak pancingan merupakan sebuah mitos belaka.

"Memang itu tidak terlepas dari pemahaman ya dalam tanpa kutip mitos gitu, yang menghubung-hubungkan antara berbagai kejadian yang dialami atau disaksikan, sehingga seolah-olah itu benar," katanya ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (8/6/2022).

Yassin berharap masyarakat dapat mempercayai metode ilmiah sebagai sarana untuk penanganan gangguan kesuburan.

Dengan menggunakan berbagai macam metode ilmiah maka seseorang dapat meningkatkan peluang kehamilan yang sudah dapat dibuktikan kebenarannya.

"Permasalahannya adalah tentu saja ada banyak kejadian-kejadian yang dialami oleh masyarakat itu yang sifatnya kebetulan, tapi ditafsirkan sebagai suatu kebenaran," ungkapnya.

Secara ilmiah tindakan "pancing anak" atau "beli anak" tidak berhubungan dengan peningkatan peluang kehamilan pada seorang pasangan.

Sehingga, masyarakat harus memilah informasi terkait metode penanganan gangguan kehamilan yang dapat diterima dan dijalankan.

"Kalau memang pengen mengangkat anak atau pengen mengasuh anak ya lakukan dengan baik saja, memang untuk merawat orang, bukan untuk hal yang lain," ungkapnya.

Baca juga: Terkenal Mahal, Berapa Biaya Program Bayi Tabung di Indonesia?

Apakah berpengaruh secara psikologis?

Yassin mengungkapkan jika dirinya pernah mendengar istilah anak pancingan sebagai pemahaman untuk mendapatkan keturunan.

Namun, pemahaman tersebut sudah semakin ditinggakan seharusnya, mengingat keterbukaan masyarakat terhadap pengetahuan semakin tinggi, dan semakin banyaknya pelayanan kesehatan yang ada.

Menurut Yassin, mungkin tidak ada data yang dapat mengaitkan antara ibu dan perilaku anak pancingan.

Meskipun, segala tindakan yang dilakukan pastinya berpengaruh pada kesehatan mental seorang ibu untuk mendapatkan kehamilan.

"Tapi kan menafsirkannya juga beda-beda. Jadi tidak bisa serta merta, pancing anak oh jadi psikologisnya, itu tidak bisa," jelasnya.

Manusia tidak bisa dikaitkan sebegitu mudahnya atau sembarangan dengan pemahaman seperti itu, sehingga perlu dikaji dengan baik.

Yassin mengatakan jika pemahaman pancingan anak ini dipercaya oleh semua orang, maka pastinya akan menimbulkan persoalan yang besar.

"Dan kalau dalam kasus ini bisa permasalahan sosial. Kalau bisa dianggap benar semua orang disuruh mancing anak itu kan bisa merusak tatanan (sosial)," tegasnya.

Baca juga: Apakah Covid-19 Berpengaruh terhadap Kesuburan Pria?

Usaha agar mendapatkan momongan

Untuk mendapatkan anak biologis terdapat beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh pasangan suami istri.

Seperti bagi pasangan yang baru menikah disarankan untuk melakukan hubungan seks dengan jarak 2 sampai 3 hari.

Jika selama setahun melakukan hubungan seksual tersebut secara teratur namun belum juga mendapatkan keturunan, maka diperlukan kontrol kandungan untuk recheck.

"Suami cek sperma, istri cek USG lihat organ kandungan, dan juga lihat saluran telur yang disarankan, dan mungkin juga perlu pemeriksaan hormonal kalau memang diperlukan. Jadi semua keputusan medis," kata Yassin.

Setelah ditemukan penyebab gangguan kesuburan, nantinya dokter dapat menentukan langkah apa yang dapat dilakukan untuk menolong pasien.

Namun, semua keputusan alangkah lebih baiknya agar dilaksanakan sesuai dengan anjuran dokter dengan melakukan pemeriksaan.

"Ya pilihannya banyak, ada terapi pemberian obat-obatan pemicu masa subur, ada inseminasi, ada bayi tabung. Pilihannya itu tergantung pada hasil pemeriksaan dari si pasien," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi