KOMPAS.com - Sejumlah elit partai politik kini mulai bermanuver untuk mempersiapkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Maklum, Pilpres 2024 akan berbeda dari sebelumnya, karena tak ada lagi nama Joko Widodo (Jokowi).
Artinya, calon-calon presiden baru berpeluang muncul dalam Pilpres mendatang.
Baca juga: Menakar Peluang PDI-P Calonkan Puan pada Pilpres 2024...
Lembaga-lembaga survei pun telah merilis sejumlah nama tokoh dengan elektabilitas tinggi, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Airlangga Hartarto, hingga Puan Maharani.
Kendati tak lagi ikut dalam Pilpres, Jokowi memiliki basis pendukung yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Kemenangan dalam dua pemilu terakhir menjadi bukti nyata betapa solidnya para pendukung Jokowi.
Baca juga: Jadwal Pilpres 2024 dan Pilkada Serentak
Lantas, ke mana arah pendukung Jokowi ini akan berlabu di Pilpres 2024?
Pendukung Jokowi di Pilpres 2024
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, mereka masih akan melihat kecenderungan dari Jokowi.
Kecenderungan Jokowi ini bisa dilihat dari gestur dan pernyataan publiknya.
Sebab, Arya menyebut Jokowi kemungkinan tidak akan menunjukkan preferensi politiknya secara terbuka.
"Tentu tidak elok juga bagi presiden yang masih aktif untuk secara terbuka menunjukkan preferensi politiknya," kata Arya kepada Kompas.com, Rabu (8/6/2022).
Baca juga: Prabowo Subianto, Tiga Kali Bertarung di Pilpres, Kini Ditawari Jadi Menteri Jokowi...
Karenanya, dia memprediksi bahwa pendukung Jokowi untuk saat ini baru pada tahap wait and see.
Selain itu, Arya melihat bahwa dukungan para loyalis Jokowi ini nantinya akan terpengaruh dengan preferensi PDIP.
"Pendukung Jokowi ini kalau kita bedah demografinya, pilihan-pilihan politiknya saya menduga porsi terbanyak adalah mereka yang preferensi partainya PDIP," jelas dia.
"Jadi, sikap PDIP dalam Pilpres mendatang itu juga akan memengaruhi pemilih jokowi. Meskipun ada juga sebagian yang tidak terikat parpol" tambahnya.
Baca juga: Joe Biden Menang Pilpres, Berapa Gaji Presiden AS?
Tak terpengaruh isu keretakan
Arya menjelaskan, para pendukung Jokowi tidak akan terpengaruh oleh isu keretakan dengan PDIP.
Sebab, ia menilai isu tersebut hanya sebatas kesalahpahaman belaka.
Menurutnya, baik Jokowi, PDIP, maupun Megawati, ketiganya saling membutuhkan dan ketergantungan.
Baca juga: Dilantik Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN, Apa Tugas Megawati?
Dia mencontohkan, kebijakan-kebijakan strategis pemerintah saat ini banyak dipengaruhi oleh PDIP, seperti Ibu Kota Negara (IKN) dan omnibus law.
"Jadi saya melihat jokowi butuh PDIP. Tidak mungkin dia melepas PDIP, terlalu berisiko terhadap program-program pemerintah," ujarnya.
Di satu sisi, PDIP juga tak bisa menutup mata bahwa kemenangannya dalam dua pemilu terakhir salah satunya dipengaruhi oleh Jokowi effect.
Hal tersebut juga berpotensi masih akan terjadi pada Piplres 2024.
Baca juga: Subsidi Minyak Goreng Curah Dicabut per 31 Mei 2022, Apa Dampaknya?