Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Corona Kembali Naik, Berapa Kali Seseorang Bisa Terkena Covid-19?

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/MARK SCHIEFELBEIN
Karyawan yang mengenakan masker menunggu hasil tes COVID-19 mereka diperiksa untuk memasuki gedung perkantoran di kawasan pusat bisnis di Beijing, Selasa, 31 Mei 2022.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 masih marak terjadi di sebagian negara di dunia, salah satunya di Indonesia.

Tren peningkatan kasus Covid-19 dilaporkan kembali terjadi di Indonesia. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan peningkatan kasus tersebut sebesar 31 persen selama tiga pekan terakhir.

"Jika dilihat pada grafik kasus positif Covid-19 mingguan, terjadi kenaikan 571 atau 31 persen dari kasus tanggal 22 Mei 2022, yaitu dari 1.814 menjadi 2.385 kasus mingguan," kata Wiku, dilansir dari Kompas.com (9/6/2022).

Peningkatan kasis Covid-19 ini menimbulkan pertanyaan mengenai kemungkinan berapa kali seseorang bisa terinfeksi covid-19.

Pasalnya, gelombang Omicron kerap memicu terjadinya reinfeksi covid-19 sehingga seseorang bisa terkena covid-19 berkali-kali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Corona di Indonesia Naik Lagi, Ini Peringatan Satgas Covid-19

Penjelasan ahli

Sejauh ini, varian Omicron tidak menunjukkan tanda-tanda akan lenyap. Sebaliknya, varian tersebut terus bermutasi membentuk sub-varian lainnya, seperti BA.2 atau BA2.12.1 di Amerika Serikat, serta BA.4 dan BA.5 di Afrika Selatan.

Varian ini terus menginfeksi orang-orang yang sebelumnya sudah pernah terkena Covid-19.

Dilansir dari The New York Times (16/5/2022), para peneliti menyebutkan adanya potensi reinfeksi virus Covid-19 yang ketiga atau keempat kali terjadi di tahun yang sama.

"Virus ini akan terus berkembang," ujar Juliet Pulliam, ahli epidemiologi di Universitas Stellenbosch di Afrika Selatan.

"Dan mungkin akan ada banyak orang yang terkena Covid-19, banyak infeksi ulang sepanjang hidup mereka," imbuhnya.

Menurut Pulliam, sulit untuk menghitung seberapa sering orang akan terinfeksi Covid-19. Sebab, tidak semua pasien yang mengalami reinfeksi melaporkannya ke layanan kesehatan.

Kendati demikian, Pulliam dan rekan-rekannya telah mengumpulkan data yang cukup di Afrika Selatan untuk mengatakan bahwa tingkat reinfeksi ini lebih tinggi daripada varian sebelumnya.

Baca juga: Update Corona 8 Juni 2022: Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Naik

Reinfeksi dan vaksinasi Covid-19

Sebelumnya, para ahli menaruh harapan pada pemberian vaksinasi sehingga mampu mengurangi potensi reinfeksi Covid-19.

Namun, ahli virus di Scripps Research Institute di San Diego, Kristian Andersen mengatakan, reinfeksi masih bisa terjadi pada seseorang yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

"Jika kita mengelolanya dengan cara kita mengelolanya sekarang, maka kebanyakan orang akan terinfeksi setidaknya beberapa kali dalam setahun," ujarnya.

Andersen mengatakan, kebanyakan orang yang telah menerima tiga atau bahkan hanya dua dosis vaksinasi masih berpotensi terkena reinfeksi Covid-19, namun tidak sampai dirawat inap di rumah sakit.

Adapun bagi mereka yang telah mendapatkan booster, tampaknya bisa mengurangi kemungkinan infeksi ulang meskipun tidak banyak.

Varian Omicron yang terus berkembang membentuk subvarian baru ini bisa menembus kekebalan tubuh sebagian orang yang telah divaksinasi. Varian ini berbeda dengan varian sebelumnya seperti Delta dan varian lainnya.

Ahli virologi di Africa Health Research Institute, Alex Sigal mengatakan infeksi varian Omicron menghasilkan respons kekebalan yang lebih lemah dibandingkan dengan infeksi dengan varian sebelumnya.

Mayoritas orang yang telah divaksinasi dan terkena reinfeksi Covid-19 varian ini dilaporkan tidak mengalami gejala yang parah. Artinya, sejauh ini virus tersebut belum menemukan cara untuk mengalahkan sistem kekebalan tubuh yang diperoleh dari vaksinasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi