Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Rendahnya Kesadaran Warga Membayar Pajak, Ini Kata Ekonom

Baca di App
Lihat Foto
-
Inilah sosok Nyono Sugiono, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun yang berkostum spiderman saat membayar pajak kendaraan bermotor di Samsat Kabupaten Madiun, Rabu (3/6/2020).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pembayaran pajak merupakan salah satu kewajiban yang harus dipatuhi setiap warga negara, baik individu atau badan.

Pasalnya, pajak disebut sebagai sumber penerimaan terbesar di hampir semua negara di dunia. Terlebih, pajak bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang.

Namun, sebagian orang masih enggan untuk patuh membayar pajak.

Baca juga: Berapa Penghasilan Tidak Kena Pajak dan Wajibkah Lapor SPT Tahunan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa alasan suatu wajib pajak masih enggan untuk membayar pajak?

Penyebab warga enggan bayar pajak

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengatakan bahwa penyebab utama rendahnya kesadaran warga untuk bayar pajak karena adanya tindak korupsi.

Menurut dia, pajak berkaitan dengan demokrasi.

"Tidak ada pajak tanpa demokrasi. Maka, pemerintah harus menjalankan transparansi, tidak korup, kepemimpinan baik," ujar Didik saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/6/2022).

Baca juga: Mengenal Apa Itu Pajak, Jenis, dan Manfaatnya

"Tapi kalau seperti sekarang banyak korupsi, maka rakyat enggan bayar pajak. Presiden, menteri, dirjen, gubernur, camat, digaji rakyat, sekarang mereka kebanyakan koruptor," imbuh dia.

Didik mengatakan, peristiwa itulah yang menjadi salah satu pemicu rakyat enggan bayar pajak atau rendahnya kesadaran masyarakat untuk patuh membayar pajak.

Ia menambahkan, rakyat mungkin akan beranggapan, "untuk apa menggaji koruptor dengan pajak saya".

Baca juga: 7 Provinsi yang Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei-Agustus 2022

Pendapatan dipotong tidak jelas

Di samping itu, perencana keuangan dari Advisors Alliance Group, Andy Nugroho menyampaikan bahwa mereka yang sudah tidak patuh membayar pajak karena kurangnya sanksi tegas yang berlaku, dan pendapatan yang dipotong tanpa alasan jelas.

Andy mengatakan, orang tertentu akan malas membayar pajak karena merasa penghasilannya dipotong tanpa alasan, apalagi jika sifatnya wajib.

"Ini dianggap sebagai cost atau yang kita tanggung, makanya timbul rasa malas," ujanya terpisah, Kamis (9/6/2022).

Selain itu, mereka yang kurang sadar membayar pajak karena mungkin menganggap bahwa tidak membayar pajak pun tidak akan berdampak berat bagi kehidupan mereka.

"Bisa juga mungkin orang tersebut menganggap, 'ngapain saya bayar pajak, saya enggak dapat impact dari pembayaran pajak saya selama ini'. Nah, makanya mereka cenderung malas membayar pajak secara tertib," kata dia.

Baca juga: NIK Jadi NPWP, Semua Orang Wajib Bayar Pajak?

Malas bayar pajak dengan setor offline

Andy mengatakan, pemisalan pajak yang ada dalam kehidupan sehari-hari yakni pajak kendaraan bermotor dan pajak makan di restoran.

Menurut dia, orang-orang cenderung memilih dan mau membayar pajak yang ada di restoran, sedangkan mereka kurang minat membayar pajak tahunan karena mempertimbangkan lokasi setor pajaknya.

"Kalau makan di restoran kan harus bayar saat itu juga, karena kita sudah makan," ujar Andy.

"Sementara pajak kendaraan bermotor reguler, dan PBB itu yang setahun sekali harus datang ke tempatnya, mungkin mereka lebih abai karena membayar manual," imbuhnya.

Baca juga: Berapa Penghasilan yang Kena Pajak dan Berapa Besarannya?

Kurangnya sanksi yang tegas

Di sisi lain, orang yang tidak patuh untuk membayar pajak secara rutin karena dampak yang dirasa tidak begitu besar atau berpengaruh bagi kehidupan mereka.

Andy mengatakan, mereka yang tidak membayar pajak tahunan kendaraan tentu berpikir bahwa kendaraannya tidak akan disita kecuali kena tilang.

"Jadi selama mereka tidak kena tilang ya, akan berpikir aman-aman saja," ujar Andy.

"Sedangkan, jika PBB tidak bayar, dampaknya pemerintah juga tidak mungkin menyita rumah, mungkin bakal menyurati saja. Itu yang membuat orang-orang malas membayar pajak," lanjutnya.

Dari penjelasan di atas, Andy mengatakan, pentingnya membayar pajak.

Sebab, pajak akan digunakan untuk keperluan negara dan bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Baca juga: Pahami Pajak UMKM dan Cara Menghitungnya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infogafik: Waspada Penipuan Mengatasnamakan Ditjen Pajak

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi