Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Nasi Padang Babi, Usaha Online dan Telah Tutup Sejak Lama

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Michaelnero
Ilustrasi nasi padang.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Media sosial sempat gempar dengan makanan olahan babi yang dibalut bumbu khas Padang.

Makanan itu viral usai menu nasi padang babi muncul di salah satu platform pesan-antar makanan online.

Pemakaian nama menu nasi padang non-halal pada restoran Babiambo ini pun dianggap sebagai penghinaan dan melukai perasaan masyarakat Minangkabau.

Baca juga: Apa Itu Bipang Ambawang yang Disampaikan dalam Pidato Jokowi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecaman berbagai pihak

Munculnya menu makanan di salah satu restoran di kawasan Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara ini sontak melahirkan kecaman dari berbagai pihak.

Salah satu kecaman muncul dari anggota Dewa Perwakilan Rakyat (DPR) Daerah Pemilihan Sumatera Barat 2, Guspardi Gaus.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (11/6/2022), Guspardi mengaku prihatin mengetahui menu makanan nasi padang babi tersebut.

Baca juga: Penjelasan KFC dan MUI soal Isu Burger Mengandung Unsur Babi

Menurutnya, masyarakat Minangkabau yang mayoritas muslim memiliki filosofi Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah atau ABS-SBK.

Oleh karenanya, pemakaian nama menu nasi padang non-halal ini merupakan penghinaan dan melukai perasaan masyarakat Minang, baik di ranah maupun rantau.

Kecaman juga datang dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.

Sebagai bagian dari masyarakat Minang, Anwar tersinggung dan menyebut sang pemilik restoran telah menyakiti orang Padang yang selama ini dikenal menghormati adat dan ajaran agama Islam.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Bipang Ambawang dan 4 Makanan Khas Daerah yang Direkomendasikan Jokowi

Polisi selidiki restoran

Terkait dugaan menu berbahan baku babi, Kepolisian Sektor (Polsek) Kelapa Gading akhirnya memeriksa pemilik restoran.

Hal itu seperti yang disampaikan Kapolsek Kelapa Gading Kompol Vokky Sagala pada Jumat (10/6/2022).

"Polsek Kelapa Gading telah menindaklanjuti laporan tersebut. Terkait pelanggaran, kita masih melakukan pemeriksaan," kata dia, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: [HOAKS] Unggahan soal Indomie Miliki Rasa Saksang Babi

Bukan restoran tetapi rumah

Hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan Polsek Kelapa Gading, tempat penjualan makanan padang ini tidak berbentuk restoran, melainkan sebuah rumah tinggal.

Sergio, si pemilik usaha, diketahui menjual makanan ini secara daring melalui platform pesan-antar.

"Setelah kita melakukan penyelidikan, kita datang ke rumah yang bersangkutan. Rumah tersebut adalah rumah tinggal, jadi bukan restoran," terang Vokky.

Baca juga: Berikut Bahaya Konsumsi Daging Babi Menurut Para Ahli Gizi

Bentuk inovasi usaha

Diberitakan Kompas.com (10/6/2022), Sergio mengatakan, usaha kuliner Babiambo merupakan inovasi produk makanan dengan bumbu khas Padang.

Sebagai pencinta makanan padang, Sergio memutuskan membuat produk makanan padang inovatif bernilai jual dengan target pasar tertentu.

"Kalau berjualan kan harus mikirin juga, apa sih nilai jualnya, nilai produk sense-nya gitu ya, supaya komplet di market. Waktu itu kami pikir mungkin ini bisa dicoba nih, tanpa memiliki tujuan menyinggung suku-suku tertentu," kata Sergio.

Penamaan nasi padang babi pun diakuinya murni sebagai upaya pencitraan produk atau branding.

"Ini pure (murni) hanya saya mencoba usaha. Jadi, bukan maksud saya buat menghina siapapun," ucapnya.

Baca juga: Respons KAI soal Twit Viral Disebutkan Ibu Hamil Kelelahan Naik Turun Tangga di Stasiun Cakung

Hanya beroperasi tiga bulan

Pengakuan Sergio, usaha Babiambo yang ia jalankan telah berhenti beroperasi sejak lama.

Tepatnya, mulai pada awal pandemi 2020 lalu dan hanya beroperasi selama kurang lebih tiga bulan.

"Hanya sekitar tiga bulan, bahkan seharusnya lebih kurang sih. Waktu itu berdagang secara online, tapi hanya berjalan sekitar tiga bulan kurang lebih," kata dia.

Baca juga: Mengenal G4 EA H1N1, Virus Flu Babi yang Muncul di China

Sergio juga memastikan bahwa menu yang dimaksud telah bertuliskan berbahan babi.

Pasalnya, pihaknya tidak ingin ada masyarakat yang mengonsumsinya tanpa tahu ada kandungan babi di dalamnya.

"Kita tulis ada babinya di menu. Karena kita enggak mau nanti ada orang yang makan, tapi enggak tahu kalau itu ada mengandung babinya," jelas Sergio.

Baca juga: Waspada Penyebarannya, Ini yang Perlu Diketahui soal Demam Babi Afrika

Pemilik meminta maaf

Lebih lanjut, atas ketidaknyamanan masyarakat atas keberadaan usaha kulinernya, Sergio selaku pemilik usaha pun meminta maaf.

"Saya pribadi mewakili brand, sebelumnya yang disebut Babiambo, yang pernah beroperasi selama berapa bulan ini, ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya buat teman-teman atau saudara-saudara saya yang mungkin merasa tersinggung," ungkap dia.

(Sumber: Kompas.com/Mita Amalia Hapsari | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita; Larissa Huda)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi